Kamis, 07 Februari 2019

::: Syahadat Menghancurkan Salibku - Yusuf Ismail :::

Buku ini menceritakan tentang (Kisah keluarga Pendeta & Missionaris Kristen Masuk Islam) memang kisah ini terlihat sudah biasa seorang pendeta masuk Islam,  tapi hal yang menakjubkan adalah sikap yang dberikan oleh seorang muallaf terhadap agama barunya.

Berikut Biografi singkat tentang diri dan keluarga :

Aku, Yorry Yonathan Foortse terlahir sebagai kristen pemuja Yesus yang Fanatik, berasal dari kristen Pantekosta di Jakarta merupakan keluarga kaya & terhormat pada waktu itu. dari pihak ayah, kakekku bernama William Foortse, seorang tentara Belanda dan seorang missionaris yang menyebarkan kristen di daerah kepulauan Maluku.

Dari pihak Ibu, kakekku bernama Lie Kim Sui seorang Tionghoa komposer lagu-lagu gereja Belanda di Jakarta. nenekku bernama Cim Meni seorang aktivis gereja Pantekosta.

Ayahku bernama Rudy Rudolf Otto Foortse S.Th. seorang pendeta gereja pantekosta di Jakarta Barat yang memimpin lima buah gereja.

Ibuku bernama lie Tian Nio, Berprofesi sebagai penginjil senior di gereja Pantekosta Hosana Jembatan Dua Jakbar.

Sebelum  menjadi muslim, aku seorang aktivis muda gereja dan belajar langsung di Internasional Student of Bible Society di Jakbar. sebagai siswa di sekolah injil Internasional. Aktivitasku dulu sering berkhutbah di gereja dan aktif dalam dunia missionaris, setoran wajib yang harus kupenuhi yaitu aku harus berceramah tentang Kristenisasi kepada orang islam di mana saja kutemui selama dua jam per hari.

Keluarga besarku secara umum sudah mengukir prestasi dosa dengan memurtadkan ribuan jiwa selama karir kami sebagai missionaris kristen. Karir kependetaan ayahku cukup gemilang, karena beliau juga perintis berdirinya Gereja Advent di TMII. Kondisi saat itu sangat sulit mendirikan gereja, berkat kecerdasan ayahku ijin untuk mendirikan gereja advent akhirnya berhasil dikantongi dan sampai sekarang gereja tsb berdiri megah di sana.

Masuk Islam


Akhirnya pada tahun 1994, Allah SWT berkehendak lain. keluargaku yang tadinya sangat membenci Islam akhirnya mendapat hidayah dari Allah SWT sebagai bentuk kebesaran kasih sayangNya.

Yang pertama masuk Islam adalah Ayahku. Awal kejadiannya ketika ia ingin membaptis pak Abdullah sekeluarga di daerah kapuk Muara Jakbar.

Pada waktu akan menurunkan atribut keIslaman di rumah pak Abdullah, ada satu stiker berbahasa Arab yang berisi kalimat syahadat yang sobek pada waktu  dipocot, Ayahku betanya, " kalimat apa itu ?" Pak Abdullah menjawab, "itu kalimat syahadat, Iman dasarnya orang Islam. " yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah, Muhammad utusan Allah". setelah itu ayahku pamit pulang.

Dalam perjalanan pulang sesuatu yang ajaib terjadi, secara tiba-tiba ia mendengar ada orang yang membisikkan kalimat syahadat di telinganya. " Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah". kalimat ini terasa dibisikkan terus-menerus dalam waktu yang lama.

Sebulan lamanya ayahku diganggu kalimat ini. sebagai seorang pendeta, semua upaya yang ia lakukan untuk menghilangkan suara dari telinganya tidak membuahkan hasil, sampai suatu ketika ia mendapatkan ide, barangkali dengan mencari tahu siapa Allah dan Muhammad, suara ini bisa hilang.

Akhirnya ia memutuskan untuk mencari buku-buku keIslaman di daerah Kwitang, Jakpus. Di sana ia menemukan buku berjudul Hidup Sesudah Mati karangan Bei Arifin. Dari buku itu ia menemukan sesuatu yang hebat, Islam mampu mengungkap misteri kehidupan setelah mati. Dari situ pula  kemudian ia tertarik untuk memiliki Al-Qur'an dan membacanya.

Ia kemudian mempelajari terjemhan Al-Qur'an selama 6 tahun. Setelah berdiskusi dengan banyak ustadz akhirnya ia memutuskan untuk memeluk agama Islam pada tanggal 13 Januari 1994 di mesjid Al-Qobaiyyah Beji, Depok Jawa Barat.

Hidayah bersambung kepada dua adikku, Yona Yohana dan Yesi Yesika. Setelah 2 minggu ayahku masuk Islam, datanglah rombongan pendeta ke rumahku untuk mengajak berdebat Islam-Kristen.

Sikap ayahku ketika itu menerima ajakan debat dengan santun dan ramah. sikap yang berbeda sekali dengan sebelum ia masuk Islam (suka marah dan sombong). Para pendeta memaksa ayah untuk menjelaskan apa bukti kebenaran Islam dan apa bukti kesalahan Kristen ?  Namun di tanggapi dingin oleh Ayah, dengan mengatakan alasan, di sini dan saat ini bukan tempat dan waktu yang tepat untuk membuktikan Islam atau Kristen yang benar", mendengar jawaban ini para pendeta semakin mendesak ayah, Akhirnya Ayahku mengatakan, Waktu dan tempat yang tepat untuk bisa membuktikan mana yang benar Islam atau Kristen adalah Hari Kiamat nanti". para pendeta berang dan mengatakan ayahku sudah tidak rasional dan menanggapi dengan santai tuduhan para pendeta yang mengatakannya tidak rasional.

"Lho bener tho, dari  pada kita ribut sekarang kan tak ada gunanya, Nanti di hari kiamat kan umat Islam meyakini Nabi Isa as akan turun lagi kedunia, begitu juga halnya dengan umat Kristen yang meyakini Tuhan Yesus akan turun ke dunia yang kedua kalinya. nah... mendingan nanti kita tunggu sama-sama turunnya Nabi Isa ? Yesus ) kan orangnya cuma satu, bedanya Islam menyebutnya NABI, Kristen menyebutnya Tuhan). kalo Yesus/Isa turunnya ke altar gereja sambil bermain organt kemudian menyanyi "glori....glori..haleluya...3x berarti yang benar Kristen. Tapi..kalo Isa as turunnya ke masjid kemudian sholat bersama umat Islam berarti yang benar adalah islam.. beres toh ....gak perlu ribuut...

Kedua adikku yang kala itu masih imut-imut tertarik mendengarkan debat yang terjadi setelah melihat perubahan sikap pada ayah kami, inilah yang mendorong keberanian mereka untuk menyatakan keIslaman mereka  pada malam harinya. Sungguh suatu sikap luar biasa yang diperlihatkan oleh dua orang anak kecil yang ketika itu baru berusia 7 dan 11 tahun.

Islam Itu Virus


Kini posisiku dan ibuku semakin sulit, sebab kedua adikku sudah masuk Islam. Sekarang tinggal aku dan ibu yang masih aktif ke gereja, namun kami berdua sudah berjanji apapun yang terjadi tidak akan pernah ikut ayah masuk Islam, karena kami berdua adalah penginjil yang terlatih.

Mendengar keIslaman kedua adikku para pendeta pun geram dan mengatakan Islam itu adalah virus kalau tidak dicegah bisa menjangkiti kalian.

Akhirnya Ibuku mengatakan kami pasrahkan segala keputusan atas masalah ini kepada gereja.  Pendeta pembimbing kami memutuskan jalan keluar terbaik  adalah pisah dengan virus Islam. Ibuku disarankan untuk minta cerai karena ini adalah jalan terbaik untuk menyelamatkan kami. Gereja akan menjamin hidup kami berdua jika ibu menerima tawaran ini. Kemudian para pendeta menugaskan kami agar berdialog dari hati ke hati, sambil menunggu proses cerai.

Puncak Hidayah

Atas mandat dari Gereja, kami mulai melaksanakan tugas, sambil berdoa kepada Tuhan Yesus agar mengirimkan roh kudus kepada ayahku supaya ia kembali ke jalan tuhan. Aku dan Ibuku sepakat cara pertama yang kami lakukan adalah dengan berdialog dari hati ke hati sehingga tiap kebenaran yang akan kami sampaikan dapat di terima oleh ayah. Andaikata cara ini tidak berhasil, maka kamipun sudah siap menerima kenyataan ini.

Ibuku yang memulai dialog dengan bertanya kepada ayahku apa sebabnya di masuk Islam dan alasan apa meninggalkan kristen yang selama ini diperjuangkannya. Ayah menerima tawaran dialog dari kami dengan tiga syarat :

1. Dialog ini tidak bisa satu hari selesai, mungkin bisa satu minggu, satu bulan, atau lebih. karena ayah bisa masuk Islam setelah 6 tahun mempelajarinya.
2. Dialog ini harus berlangsung dari hati ke hati, tidak boleh ada emosi
3. Jika ada argumentasi yang memiliki dasar kebenaran yang kuat maka yang lemah harus menerima kebenaran yang memiliki  dasar yang lebih kuat tsb.

Mendengar persyaratan yang diajukan tsb, rasanya itu tidaklah menjadikan hambatan untuk kami, karena pada dasarnya kami pun memiliki pendapat yang sama. Dengan tujuan dan keyakinan kami akan menang dan bisa mengembalikan ayah ke jalan keselamatan tuhan dengan masuk kristen kembali.

Hari demi hari berganti, singkat cerita tidak terasa sudah hampir empat bulan dialog antara aku, ibu dan ayah berlangsung. diawal dialog suasana sempat memanas karena pertanyaan ibuku tentang mengapa masuk Islam dijawab dengan singkat, "karena saya tidak menemukan kelemahan Islam".
Sedangkan pertanyaaan kedua mengapa keluar dari Kristen? dijawab, " karena kalau saya tetap menjadi kristen, saya ini menjadi pengkhianat tuhan". Mendengar jawaban ini tentu saja keimanan kristen kami menjadi terusik, dan akhirnya kami terpancing untuk berdialog panjang lebar.

Beberapa hal yang dibahasa dalam dialog tsb:

1) Yesus menyatakan dirinya adalah nabi utusan Tuhan bukan Tuhan, hal berdasarkan:

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Yohanes 17:3

Jawab Yesus kepada mereka, " Ajaranku tidak berasal dari diriku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku".
Yohanes 7: 16

Ayaku berkata, "Inilah fakta yang tidak pernah dikupas tuntas di gereja, kalian membiarkan diri kalian dibohongi dengan doktrin-doktrin palsu yang mengatakan Yesus itu Tuhan."

2) kami tidak tinggal diam, sebagai penginjil kami dibekali ilmu untuk membela diri, kami sampaikan dalil yang mengatakan Yesus itu Tuhan, seperti terdapat dalam:

Terpujilah Allah, Bapa tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan. Korintus 1:3 (Ctt: ini perkataan Paulus bukan Yesus).

Dialog kami mulai berjalan seru, kami terus membela diri dan keimanan kami, namun setiap kali kami menyampaikan dalil tentang ketuhannan yesus, selalu saja argumentasi kami dengan mudah dipatahkan. Karena dalil yang kami kemukakan bukan bersumber dari tuhan Yesus tapi perkataan dari Rasul Paulus. tentu saja posisi kami menjadi lemah.

3) Ayahku menyampaikan argument lain tntang alasan mengapa dia meninggalkan kristen, dengan mengatakan, "kalian ini kan orang kristen, makan babi tidak?"

Aku menjawab, ah..papa ini kok bertanya yang sudah tahu jawabannya, Ibuku juga menjawab, "ya jelaslah, selama ini mama kalo masak, kan selalu menggunakan minyak babi, makanya makanannya lebih enak."

Ayahku berkata, "Nah kalo begitu, kalian ini adalah pembangkang perintah tuhan. karena jelas babi itu diharamkan kok, coba simak dalilnya".

"Juga babi hutan karena memang berkuku belah, tetapi tidak berkukuh belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. daging biantang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya".
Ulangan 14:8

"Bagaimana? Jelas bukan? ....bahkan yang memerintahkan itu adalah tuhan bapak, bapaknya Yesus, Jadi lebih kuat dasarnya" jelas ayahku.

Tambah ayahku, "paling kalian akan megambil dalil dari paulus lagi kan..??"
Aku menjawab, "Ya iyaalah....kan paulus itu rasul kita ini dalilnya..."

Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja.
Sebab kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan suka cita oleh Roh kudus. Roma 14:2 & 7

Ayahku tertawa, kemudian bertanya, "Tinggi mana kedudukan Paulus dengan Yesus atau Tuhan Bapak?"

Aku menjawab, "Tuhan Bapak, kemudian Yesus baru Paulus."
" Nah..jelas bukan, berarti dalil siapa yang lebih kuat?", tegas ayahku.

Kemudian Ibuku berkata, "Di Al-Kitab Injil itu kan ditulis babi hutan, sedang yang kita makan itu bukan babi hutan, jadi boleh saja kita makan".

Ayahku tertawa lebih lebar, " Apa bedanya babi hutan dengan babi kota yang ada di pejagalan?. bukannya sama monyongnya, gendut dan rakusnnya?"

Lebih jauh lagi ayahku menyampaikan sebuah fakta tak terbantahkan, yaitu dalam al-kitab injil sebelum tahun 1970,  kitab ulangan 14;8 tidak memuat kata "Hutan". baru setelah tauhn 1970 ada revisi dengan penambahan kata "Hutan" pada ayat tsb sehingga sampai sekarang bunyi ayatnya adalah babi hutan.

Kisah selengkapnya yang masih jauh lebih seru ada di buku ini :



Syahadat Mematahkan Salib Pendeta

Bismillahirahmanirahim
Hari ini, 30 desember 2012,di Masjid Al Falah Surabaya, aku menyaksikan kesaksian seorang mantan Pendeta yang menjadi muslim dan menjadi ustadz saat ini.

Dimulai dengan video perdebatan mantan muslim dan mantan nasrani, lalu sebuah cerita nyata tentang saudara kita seorang yang baru masuk Islam, ayahnya seorang hindu dan ibunya seorang aktivis gereja, ia ketahuan shalat malam oleh ayahnya, dan hari pertama seluruh alat shalatnya dibakar, tidak jera, ia kembali shalat, hari kedua rambutnya dipangkas oleh ayahnya, tak jera lagi, ia kembali shalat dan hari ketiga itulah ia diikat oleh rantai, hingga akhirnya meninggal dunia. Adiknya yang juga ingin masuk Islam, lari ke masjid Al Falah dan melaporkan hal ini.

Taukah kawan? jasad saudari kita ini di semayamkan di gereja lalu di bakar secara ngaben, namun, wajahnya (kepala) tak mampu terbakar, bahkan tergores pun tidak, hingga ayahnya jengkel dan membawanya ke guru agama Islam putrinya dan disanalah, kepalanya dikafankan dan dimakamkan secara Islam.

Subhanallah..

Simaklah ayat ini:
“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.”-Al Baqarah 120

Dan benar, Yusuf Ismail Al-Hadid adalah nama pembicara ini. beliau terdidik dalam lingkungan nasrani kental dan merupakan keluarga misionaris. beliau kini tinggal di gunung kidul dan memiliki sebuah pondok pesantren gratis dan pusat rehabilitasi aqidah.

Ponpes Al-Hadid Gunung Kidul
 
Beliau lahir dan besar di Jakarta. namun mengapa memilih gunung kidul ?
Karena disinilah salah satu sasaran umat Nasrani dalam misionarisnya. Beliau tidak akan mudah mengIslamkan orang, karena prinsipnya adalah jika seseorang ingin masuk Islam, harus benar dulu aqidahnya, bukan hanya tentang membaca syahadat. namun hatinya juga harus benar.

Perlu diketahui teman, bahwa banyak tempat pengikraran untuk menjadi Islam namun jarang sekali tempat pembinaan menjadi muslim yang baik, dan Masjid Al Falah menyediakan pembinaan bagi siapapun yang memeluk Islam untuk menjadi muslim yang baik.

Pak Yusuf ini bercerita, sejak kelas 4 SD ia telah menjadi penginjil dan diajarkan untuk memilih milih orang Islam yang mampu ditarik keagamanya yang dulu (ciri cirinya: wajah muram, penuh keluh, gelisah, jarang shalat), dulu ia sangat membenci Islam, dan bagi agamanya, Al Quran adalah buku kegelapan.

Awal keIslamannya,dimulai dari ayahnya yang memimpin 5 gereja di Jakarta.
Ayahnya yang berhasil membujuk seseorang  bernama Abdullah untuk memeluk agamanya yang dulu. Saat dilakukan copot mencopot atribut muslim di rumah Abdullah, seperti kaligrafi, tulisan Allah-Muhammad,dll. Saat mencopot sebuah kalimat syahadat, kalimat itu robek dan ayahnya bertanya apa arti dari tulisan itu.

Abdullah menjawab..

"Tidak ada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad utusan Allah.."

Dan kata-kata itu terus terngiang di telinga Ayahnya saat di perjalanan pulang, istirahat, mau tidur, berdoa, dan ketika mengisi khutbah di gereja. Ayahnya pun punya ide,siapa tahu dengan membaca buku Islam kata kata itu menjadi hilang.

Ayahnya membeli buku "Hidup Sesudah Mati."
Ia terkejut, mengapa Islam menceritakan kehidupan sesudah mati? tentang pertanggung jawaban amal, surga dan neraka, karena sepengetahuannya, setiap orang Nasrani yang meninggal akan masuk surga.

Sesudah tertegun dengan buku tersebut, ia membeli Al Quran terjemahan dan mencoba menggali apa benar buku itu.

Selesai membaca terjemahan Al Fatihah, ia melanjutkan ke Al Baqarah, Ali Imran, An Nisaa, dan seterusnya hingga An Naas, tidak ada komentar, ia kembali membaca terjemahan Al Quran hingga total sebanyak 7 kali.

Dan komentarnya.. "1001 pertanyaan yang ada pada diri saya yang belum saya dapatkan dimanapun,semuanya ada disini.." tak lama, ayahnya masuk Islam.. Allahuakbar !




Tidak ada komentar:

Posting Komentar