Kamis, 26 September 2019

::: SETELAH TERBUKTI KEPALSUAN BIBEL, PEREMPUAN MURTAD INI KEMBALI MASUK ISLAM :::

Siapa sangka, Hasanah yang rajin beribadah bisa murtad. Tohir, adik kandungnya, tersentak mengetahui Hasanah sudah tidak mau shalat dan menyatakan telah pindah agama.

Ceritanya bermula dari perkenalan Hasanah dengan seorang duda bernama Yusak. Laki-laki itu mengaku sebagai dokter Pertamina. Keduanya bertemu di sebuah acara keluarga.

Meski baru kenal, Yusak tampak sangat baik kepada Hasanah. Bahkan ia memberikan gaji dan tabungannya kepada janda muslimah itu. Hasanah pun kemudian mulai suka kepada Yusak. Tak menyia-nyiakan kesempatan, laki-laki asal Manado tersebut mulai bicara “keyakinan” kepada Hasanah. Rupanya ia seorang misionaris.

Tak cukup menjalankan misi sendiri, Yusak datang ke rumah Hasanah dengan membawa tiga misionaris. Mereka dikenalkan sebagai Jerry, Heri dan Budiman. Ketiganya mengaku jebolan pesantren dan kini menjadi penginjil. Dengan menyebutkan beberapa ayat Al Qur’an dan hadits, mereka tampak meyakinkan di mata Hasanah. Wanita itu pun akhirnya kehilangan imannya. Ia beralih keyakinan setelah didoktrin sedemikian rupa.

Beruntung, Tohir yang sangat memperhatikan keluarganya melihat perubahan pada diri Hasanah. Kakak yang dulu rajin beribadah, kini tidak terlihat lagi. Hasanah tak terlihat shalat lagi. Yang lebih mengejutkan Tohir, ada Bibel dan buku-buku bergambar Yesus di rumah kakaknya itu.

Mengetahui kakaknya telah murtad, Tohir menghubungi Tim FAKTA yang kemudian menerjunkan Ustadz Abu Deedat dan Ustadz Eros Dai. Keduanya berencana datang ke rumah Hasanah Sabtu pukul 17.00 agar malamnya bisa sekaligus bertemu degan Yusak dan tiga misionaris lainnya.

Berdialog dengan Hasanah, keduanya akhirnya tahu bahwa wanita itu telah meninggalkan Islam. Ia telah berubah menjadi Nasrani dengan mengakui Yesus sebagai juru selamat. Ia juga mengakui alkitab sebagai kitab yang indah sedangkan Al Qur’an bukanlah wahyu.

Hasanah mengatakan, dirinya pindah agama terutama setelah Yusak dan kawan-kawannya menceritakan banyak Kyai pindah agama. Tentu saja cerita banyak Kyai murtad itu adalah karangan Yusak dan kawan-kawannya. Bahkan dari ciri-ciri yang digambarkan Hasanah, Tim FAKTA tahu bahwa ketiga orang tersebut adalah santri gadungan yang juga melakukan modus yang saa di tempat lain dan kini sedang dicari-cari.

Menjelang Magrib Yusak datang. Namun mengetahui ada Tim FAKTA, ia langsung pulang. Tohir berusaha mencegah dengan menjelaskan bahwa Tim FAKTA hanya ingin dialog dan dipastikan tidak ada kekerasan fisik, namun Yusak tetap melarikan diri. Agaknya Yusak juga menghubungi kawan-kawannya agar tidak datang. Soalnya hingga hari makin malam, mereka tak kunjung datang.



Tim FAKTA akhirnya hanya berdialog dengan Hasanah dalam rangka menyadarkannya kembali. Tim FAKTA meminta Hasanah mengambil alkitab. “Apakah ini yang disebut ibu sebagai kitab yang indah?”

“Iya, betul”

“Baik, mari kita buktikan apakah Alkitab ini kitab yang indah,” kata FAKTA kemudian meminta Hasanah membuka dan membaca Kidung Agung pasal 7 ayat 7-8. Awalnya, Hasanah percaya diri membaca: “Sosok tubuhnya seumpama pohon kurma dan buah dadamu gugusannya. Kataku: ‘Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti apel’”

“Apakah ini ayat yang indah?,” tanya Tim FAKTA, “Apakah bait puisi yang bentuknya seperti surat cinta dan rayuan anak muda ini firman Tuhan?” Hasanah diam tertunduk. Matanya sekali lagi mengarah pada kata-kata yang tidak sopan itu.

“Jika ini masih disebut ayat yang indah,” lanjut Tim FAKTA, “coba baca kitab Ulangan pasal 23 ayat 1.”

Hasanah mulai gelisah membacanya: “Orang yang hancur buah pelirnya atau yang terpotong kemaluannya, janganlah masuk jemaah Tuhan”

“Apakah ayat ini indah? Mungkinkah Tuhan berfirman dengan kata-kata vulgar? Sekarang coba buka kitab Yehezkiel pasal 23 ayat 1 sampai 21."

Hasanah membacanya perlahan, “Datanglah firman Tuhan kepadaku: ‘Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari salah satu ibu. Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang…”

“Bu Hasanah,” kata Tim FAKTA, “kami tidak akan berkomentar banyak. Kami yakin ibu punya etika dan tata krama. Silahkan renungkan, apakah ayat ini bisa diebut firman Tuhan?”

Hasnah tertunduk. Raut mukanya memerah. Tatapan matanya seperti kosong, tertuju pada kitab yang dipegangnya. “Kok ngeres ya? Ini belum pernah dibacakan pendeta di gereja,” kata Hasanah. Satu keyakinannya telah luntur; kitab itu bukan kitab yang indah.




Dialog berikutnya berusaha mengembalikan keyakinan mendasar Hasanah. “Apakah ibu meyakini Yesus tuhan?”

“Ya, Yesus adalah tuhan dan juru selamat”.

Cukup panjang dialog kali ini, tapi intinya Tim FAKTA menjelasakan bahwa tak ada satu pun ayat dalam alkitab yang menunjukkan perkataan Yesus agar disembah. Tim FAKTA juga meminta Hasanah membaca ayat-ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa Yesus pun memerintahkan menyembah kepada Tuhan yang Maha Esa yakni Allah.

Hasanah pun diminta membaca Injil Markus pasal 12 ayat 29: “Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah; Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa”

Hasanah juga diminta membaca Injil Lukas pasal 6 ayat 12: “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalaman ia berdoa kepada Allah”

Singkat cerita, Hasanah akhirnya sadar bahwa ia telah disesatkan oleh Yusak dan kawan-kawannya. Ia yakin bahwa alkitab sekarang telah banyak kepalsuan dan Yesus bukanlah tuhan. Hasanah pun kemudian kembali bersyahadat dan menjadi muslimah. Alhamdulillah.



Sumber :
http://www.portal-islami.com/2016/08/setelah-terbukti-kepalsuan-bibel.html


::: MISTERI JATUHNYA OTTOMAN (AKHIR KEKHALIFAHAN ISLAM).. BERAKHIRNYA KEJAYAAN ISLAM/KERUNTUHAN KHALIFAH ISLAM :::

Pada bulan Rajab  di samping Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad Saw ada peristiwa penting yang takkan dilupakan oleh kaum Muslim, yakni dihapuskannya sistem Khilafah oleh pengkhianat kaum Muslim, Mustafa Kemal Atartuk.

Inilah tragedi yang menjadi awal kelamnya kehidupan kaum Muslim.

Ada beberapa faktor penyebab utama kemunduran Negara Khilafah saat itu, diantaranya ; konspirasi negara-negara kafir imperialis, pengkhianatan penjabat tinggi Negara, adanya ide-ide rusak (Nasionalisme, Patriotisme, Demokrasi dan HAM) yang mempengaruhi pemikiran kaum muda di Turki dan wilayah Khilafah lainnya, terhentinya ijtihad, upaya memasukkan Undang-undang barat dalam konstitusi Negara Khilafah, penghancuran aqidah Islam melalui serangan misionaris Kristen (pendeta pendeta yang berjuang memurtadkan orang-orang Islam).

Puncaknya, pada tanggal 3 Maret 1924 (28 Rajab 1342 H), agen Inggris keturunan Yahudi Dunamah bernama Mustafa Kemal Pasha menyatakan dibubarkannya Negara Khilafah Islamiyah yang berpusat di Istambul, dan kemudian menggantinya dengan sistem Republik dengan asasnya Sekular-Demokrasi serta memindahkan ibukota Turki dari Istambul ke Ankara.

Sultan Abdul Hamid dan Yahudi


Pada masa pemerintahan Khalifah Sultan Abdul Hamid II, Pemimpin Zionis Internasional bernama Theodore Herzl melalui sahabatnya yang dekat dengan keluarga istana meminta kepada Khalifah untuk memberikan tanah Palestina kepada orang-orang Yahudi. Dan jika diizinkan menduduki Palestina, orang-orang Yahudi akan menyelesaikan utang-utang Negara Khilafah.

Namun apa yang terjadi Khalifah Sultan Abdul Hamid II menolak dengan tegas, melalui suratnya;“Nasehatilah temanmu Herzl agar dia tidak mengambil langkah-langkah baru mengenai masalah ini, sebab saya tidak bisa mundur dari tanah suci ini (Palestina) walaupun hanya sejengkal. Sebab tanah ini bukanlah milik saya. Dia milik bangsa dan rakyat saya. Nenek moyang saya telah berjuang demi mendapatkan tanah ini. Mereka telah menyiraminya dengan titisan darah demi mendapat tanah ini. Makabiarkanlah orang-orang Yahudi itu menggenggam jutaan uang mereka. Jika negeriku hancur lebur, maka sangat mungkin mendapatkan negeri Palestina tanpa ada balasan apapun. Namun patut diingat, bahwa hendaklah penghancuran itu dimulai dari tubuh dan raga kami. Namun tentunya saya juga tidak akan menerima, raga saya dirusak binasasepanjang hayat masih dikandung badan”.Demikianlah, Herzl gagal merayu Sultan Abdul Hamid II untuk menduduki tanah Palestina. Padahal waktu itu utang Negara Khilafah mencapai 20 juta lira.

Setelah gagal merayu Sultan Abdul Hamid II, Zionisme Internasional kemudian memulai dengan menggerakkan media-media internasional untuk menjatuhkan Khalifah. Setelah itu, mereka menyatukan musuh-musuh Sultan Abdul Hamid II yang tumbuh dan bercampur baur dalam masyarakat Utsmani. Kita dapatkan para pengikut demokrasi dan mereka yang diperalat kaum demokrat, melakukan rencana yang sangat teratur dan menyerang. Mereka menguasai jaringan bisnis dunia, media-media Eropa, sehingga sangat mungkin bagi mereka untuk membentuk pandangan umum tentang pentingnya memecat Sultan Abdul Hamid II dari jabatannya sebagai seorang Khalifah.




Konspirasi Kolonialis Eropa Untuk Menghapuskan Sistem Khilafah

Pada tanggal 31 Maret 1909, Zionis Internasional melakukan konspirasi, yaitu peristiwa tragis yang menimbulkan goncangan hebat. Peristiwa tersebut terjadi di kota Istambul, dimana telah terjadi pembunuhan berdarah yang menimbulkan korban jiwa. Dan kemudian mereka menuduh Sultan Abdul Hamid II terlibat dalam peristiwa tersebut.

Peristiwa tersebut juga membuat orang-orang Yahudi Eropa dari Organisasi Persatuan dan Pembangunan (nama lain dari Gerakan Turki Muda pimpinan Mustafa Kemal) memasuki Istambul untuk melakukan acara penurunan baiat di pusat kota menuntut pemecatan Sultan Abdul Hamid II dari jabatannya sebagai seorang Khalifah. Dengan dukungan media-media di Turki dan Eropa, mereka menuduh Sultan merencanakan terjadinya peristiwa 31 Maret tersebut, membakar mushaf-mushaf Al-Qur`an, pemboros, penumpah darah, dan zhalim.

Agar niat busuk tersebut berhasil, para revolusionir bentukan Yahudi melakukan tekanan kepada mufti Islam Muhammad Zhiyaudin untuk mengeluarkan fatwa pemecatan. Pada hari selasa 27 April 1909, sebanyak 240 anggota Majelis A`yan (tokoh-tokoh masyarakat yang ditunjuk) mengadakan pertemuan bersama dan menetapkan pemecatan Sultan Abdul Hamid II. Namun sebagian anggota menolak menerima draft tersebut, diantaranya sekretaris fatwa Nuri Affandi yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Namun atas usulan dan desakan dari Organisasi Persatuan dan Pembangunan, akhirnya dibentuklah panitia untuk menyampaikan keputusan pemecatan Khalifah kaum muslimin, panitia tersebut terdiri dari: Immanuel Qarashu (seorang Yahudi asal Spanyol),Aaram (Anggota Majelis Perwakilan yang berasal dari Armenia), As`ad Thuathani (Utusan Albania), Arif Hikmat (anggota Majelis `Ayan, asal Irak Karajabani). Kemudian melalui mereka dilakukan (pemberitahuan) pemecatan Sultan Abdul Hamid II sebagai Khalifah, dan pada saat bersamaan Sultan Abdul Hamid berkata kepada mereka,”Sesungguhnya ini tak lebih dari perbuatan orang-orang Yahudi yang mengancam Khilafah, lalu apa maksud kalian membawa orang ini (Emmanuel) datang kehadapanku?”.

Setelah Sultan Abdul Hamid II diturunkan dari jabatannya, kemudian beliau dibuang ke Salonika (wilayah Kekhilafahan Turki yang berbatasan dengan Yunani). Orang-orang Yahudi dan Freemasonry mengangkat hari penjatuhan Sultan Abdul Hamid II sebagai hari raya mereka. Mereka meluapkan kegembiraan dengan mengadakan demonstrasi di jalan-jalan pusat kota Istambul, Turki Utsmani. Setelah diturunkan dari jabatannya, Sultan Muhammad Rasyad menggantikan beliau sebagai Khalifah kaum muslimin.

Pada hari Senin tanggal 3 Maret 1924, dunia dikejutkan oleh berita bahwa Mustafa Kemal di Turki secara resmi telah menghapus Khilafah. Pada malam itu Abdul Majid II, Khalifah terakhir kaum muslimin, dipaksa untuk mengemas kopernya yang berisi pakaian dan uang ke dalam kendaraannya dan diasingkan dari Turki, dan tidak pernah kembali.Dengan cara itulah pemerintahan Islam yang berusia 1342 tahun berakhir.

Kisah berikut adalah sekelumit sejarah dari tindakan-tindakan kekuatan kolonialis dengan pertama kali menyebarkan benih perpecahan diantara kaum muslimin dengan menanamkan nasionalisme dan akhirnya mengatur penghancuran Daulah Khilafah melalui agen-agen pengkhianatnya.

Tidak berapa lama kemudian, muncullah hakikat sebenarnya yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Kristen dan lebih khusus lagi Inggris. Mereka melihat, bahwa penghancuran Khilafah bukanlah perkara yang mudah, kecuali dengan cara membuat pahlawan boneka dan menggambarkan opini umum tentang sosoknya yang besar dan keramat. Dan mereka mengusulkan nama Musthafa Kemal agar menjadi sumber harapan dan sumber penghormatan di kalangan perwira tentara dan rakyat Utsmani.

Mereka membuat beberapa sandiwara peperangan untuk mengangkat (mengorbitkan) nama Musthafa Kemal sebagai pahlawan. Mereka bertempur tetapi tidak ada peluru dan meriam yang ditembakkan pihak sekutu. Musthafa Kemal berhasil mendesak pasukan sekutu mundur dari wilayah Turki.

Kemenangan sandiwara ini disambut oleh rakyat Turki dan menyanjung nama Musthafa Kemal serta menganggapnya sebagai pahlawan penyelamat. Inggris mempublikasikan kemenangan (sandiwara) Musthafa Kemal secara besar-besaran. Atas kemenangan ini Musthafa Kemal mengatakan dihadapan publik;., ”Semua rencana tidak akan dilakukan kecuali untuk melindungi kesultanan dan Khilafah serta membebaskan Sultan dan negeri ini dari perbudakan negara asing”.

Di sisi lain Duta Besar Inggris mengeluarkan beberapa pernyataan yang ditujukan kepada bangsa Turki supaya mematuhi khalifahnya, seolah-olah mereka berdiri dipihak Sultan dan bermusuhan dengan Musthafa Kemal. Maka bertambahlah kebencian terhadap Khalifah dan bertambahlah kecintaan terhadap pahlawan (boneka) yang memerangi sekutu.



Kebusukan rencana Musthafa Kemal mulai terbongkar pada tahun 1341 H/ 1923 M, Organisasi Nasional Turki pimpinan Mustafa Kemal mengumumkan berdirinya Republik Turki yang beribukota di Ankara dan dia terpilih sebagai presiden pertamanya, peristiwa ini membuat posisi Khalifah Sultan Muhammad Wahidudin terancam, kemudian dia melarikan diri ke Malta dengan kapal Inggris. Awalnya Musthafa Kemal berpura-pura tetap menjaga eksistensi Sistem Khilafah dengan menunjuk Sultan Abdul Majid II menggantikan Sultan Muhammad Wahidudin. Namun pada tanggal 27 Rajab 1342 H bertepatan dengan 3 Maret 1924 M, Musthafa Kemal memanggil semua pendiri Organisasi Persatuan dan Pembangunan, dia yakin bahwa tidak ada seorangpun yang berani menentang dirinya. Di hadapan anggota, dia mengusulkan untuk membuat projek pembubaran Khilafah yang dia sebut sebagai `bisul abad pertengahan`. Akhirnya pada pertemuan tersebut Sistem Kekhilafahan Islam dibubarkan.

Pada keesokan harinya, Khalifah Sultan Abdul Majid II dan keluarga Ustmani diusir dari Ibukota Istambul, hartanya disita, dan Musthafa Kemal mengganti sekolah-sekolah Islam dengan sekolah sekuler dibawah kementrian pendidikan. Hal itu dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan pimpinan delegasi Inggris, Lord Curzon pada saat perjanjian Lausanne tanggal 23 Juli 1923.

Setelah khilafah Islam dibubarkan dan pasukan Inggris ditarik dari wilayah Turki. Menteri luar negeri Inggris, Curzon dipanggil Senat Inggris untuk mempertanggung jawabkan perihal penarikan pasukan Inggris dari wilayah Turki, dihadapan anggota Senat Curzon berkata, ”Utama persoalannya adalah bahwa Turki telah dihancurkan dan tidak akan pernah bangkit kembali,karena kita telah berhasil menghancurkan dua kekuatan spiritualnya, yaitu Khilafah dan Islam”.

Beberapa bulan setelah penghancuran Khilafah tanggal 24 Juli 1924, kemerdekaan Turki secara resmi diakui dengan penandatanganan Traktat Lausanne. Inggris dan sekutu-sekutunya menarik semua pasukannya dari Turki yang ditempatkan sejak akhir PD I. Sebagai reaksi dari hal ini, dilakukan protes pada Menlu Lord Curzon di House of Common karena Inggris mengakui kemerdekaan Turki. Lord Currzon menjawab, “Situasinya sekarang adalah Turki telah mati dan tidak akan pernah bangkit lagi, karena kita telah menghancurkan kekuatan moralnya, khilafah dan Islam.”

Sebagaimana diakui oleh Lord Curzon, Inggris bersama dengan Perancis memainkan peran penting dalam membagi-bagi tanah kaum muslimin diantara mereka. Rencana mereka melawan Khilafah bukanlah karena Khilafah berpihak pada Jerman pada PD I. Rencana ini telah dibuat ratusan tahun yang lalu yang akhirnya berbuah ketika Khilafah Usmani dengan cepat mulai merosot di pertengahan abad ke 18.

Usaha yang pertama untuk menghancurkan persatuan Islam terjadi pada abad ke 11 ketika Paus Urbanus II melancarkan Perang Salib I untuk menduduki Al-Quds. Setelah 200 tahun pendudukan, akhirnya pasukan salib dikalahkan di tangan Salahudin Ayyubi.

Di abad ke 15 Konstantinopel ditaklukan dan benteng terakhir Kekaisaran Byzantium itupun dikalahkan. Lalu pada abad ke 16 Daulah Islam menyapu seluruh bagian selatan dan timur Eropa dengan membawa Islam kepada bangsa-bangsa itu. Akibatnya jutaan orang Albania, Yugoslavia, Bulgaria dan negara-negara lain memeluk Islam.

Setelah pengepungan Wina tahun 1529 Eropa membentuk Aliansi untuk menghentikan expansi Khilafah di Eropa. Pada titik itulah terlihat bangkitnya permusuhan pasukan Salib terhadap Islam dan Khilafah, dan dibuatlah rencana-rencana berkaitan dengan ‘Masalah Ketimuran’ seperti yang sudah diketahui. Count Henri Decastri, seorang pengarang Perancis menulis dalam bukunya yang berjudul Islam tahun 1896: “Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan dikatakan oleh kaum muslimin jika mereka mendengar cerita-cerita di abad pertengahan dan mengerti apa yang biasa dikatakan oleh ahli pidato Kristen dalam hymne-hymne mereka; semua hymne kami bahkan hymne yang muncul sebelum abad ke 12 berasal dari konsep yang merupakan akibat dari Perang Salib, hymne-hymne itu dipenuhi oleh kebencian kepada kaum muslimin dikarenakan ketidak pedulian mereka terhadap agamanya. Akibat dari hymne dan nyanyian itu, kebencian terhadap agama itu tertancap di benak mereka, dan kekeliruan ide menjadi berakar, yang beberapa diantaranya masih terbawa hingga saat ini. Tiap orang menganggap muslim sebagai orang musyrik, tidak beriman, pemuja berhala dan murtad.”

Setelah kekalahan mereka, pasukan Salib menyadari bahwa kekuatan Islam dan keyakinannya adalah Akidah Islam. Sepanjang kaum muslimin berkomitmen dengan kuat pada Islam dan al-Qur’an, Khilafah tidak akan pernah hancur. Inilah sebabnya di akhir abad ke 16, mereka mendirikan pusat misionaris pertama di Malta dan membuat markasnya untuk melancarkan serangan misionarisnya terhadap Dunia Islam. Inilah awal masuknya kebudayaan Barat ke Dunia Islam yang dilakukan para misionaris Inggris, Perancis dan Amerika.

Para misionaris itu bekerja dengan berkedok lembaga-lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Awalnya akibat dari tindakan itu hanya kecil saja. Tapi selama abad ke 18 dan 19 ketika kemunduran Khilafah mulai muncul, mereka mampu mengeksplotasi kelemahan negara dan menyebarkan konsep-konsep yang jahat kepada masyarakat.



Di abad 19, Beirut menjadi pusat aktivitas misionaris. Selama masa itu, para misionaris mengeksploitasi perselisihan dalam negeri diantara orang Kristen dan Druze dan kemudian antara Kristen dan Muslim, dengan Inggris berpihak pada Druze sementara Perancis berpihak pada Kristen Maronit. Selama masa itu para misionaris itu memiliki dua agenda utama:
(1) Memisahkan Orang Arab dari Khilafah Usmani;
(2) Membuat kaum muslimin merasa terasing dari ikatan Islam Tahun 1875 ‘Persekutuan Rahasia’ dibentuk di Beirut dalam usaha untuk mendorong nasionalisme Arab diantara rakyat. Melalui pernyataan-pernyataan dan selebaran-selebaran, persekutuan itu menyerukan kemerdekaan politik orang Arab, khususnya mereka yang tinggal di Syria dan Libanon. Dalam literaturnya, mereka berulangkali menuduh Turki merebut Khilafah Islam dari orang Arab, melanggar Syariah, dan , mengkhianati Agama Islam.Hal ini memunculkan benih-benih nasionalisme yang akhirnya berbuah pada tahun 1916 ketika Inggris memerintahkan seorang agennya Sharif Hussein dari Mekkah untuk melancarkan Pemberontakan Arab terhadap Khilafah Usmani. Pemberontakan ini sukses dalam membagi tanah Arab dari Khilafah dan kemudian menempatkan tanah itu di bawah mandat Inggris dan Perancis.

Di saat yang sama, nasionalisme mulai dikobarkan diantara orang Turki. Gerakan Turki Muda didirikan tahun 1889 berdasarkan nasionalisme Turki dan dapat berkuasa tahun 1908 setelah mengusir Khalifah Abdul Hamid II. Pengkhianat Mustafa Kamal yang menghapus Kekhalifahan adalah anggota Turki Muda. Inilah alasanya mengapa Kemal kemudian berkata:“Bukankah karena Khilafah, Islam dan ulama yang menyebabkan para petani Turki berperang hingga mati selama lima abad? Sudah waktunya Turki mengurus urusannya sendiri dan mengabaikan orang India dan orang Arab. Turki harus melepaskan dirinya untuk memimpin kaum muslimin.”

Disamping aktivitas yang dilakukan oleh misionaris Inggris dan Perancis, bersama dengan Rusia mulai dilakukan penjajahan langsung di banyak bagian Dunia Islam. Ini dimulai selama pertengahan abad 18 ketika tahun 1768 Catherine II dari Rusia berperang dengan Khilafah dan dengan sukses dapat menduduki wilayah di Selatan Ukraina, Kaukasus Utara, dan Crimea yang kemudian dijadikan bagian dari Kekaisaran Rusia. Perancis menyerang Mesir dan Inggris mulai menduduki India. Di Abad ke 19 Perancis menduduki Afrika Utara dan Inggris menduduki Mesir, Sudan, dan India. Sedikit demi sedikit wilayah Khilafah menjadi berkurang hingga akhir PD I ketika apa yang tersisa hanyalah Turki, yang diduduki oleh pasukan sekutu dibawah perintah Jendral Inggris yang bernama Charles Harrington.

Jadi, perjuangan Pengkristenan itu sampai sekarang masih dan terus berlangsung. Mulai dari gaya makan, ucapan, tingkahlaku, hobi, karier. Juga termasuja media media, sistem keperintahan dll juga adalah proses kekristenisasian inggris dan sekutunya.
Kita bisa cerna dari artikel diatas, islam bisa jaya karena aqidahnya, cukup dengan menghancurkan aqidahnya islam itu luntur.

Gaya hidup barat tak lain adalah misi dari pengkristinan yang melekat pada kehidupan seseorang dan jangan dikira itu hanya kemajuan jaman.


Sumber :
https://daulahislamiyahbaqiyyah.wordpress.com/2015/02/28/misteri-jatuhnya-ottoman-khalifah-turki/






::: Jasmine Crawford Kagumi Kemurnian Al Quran :::

JAKARTA - “Sebelum memeluk Islam, saya hanya mengenalnya seperti orang kebanyakan, yakni Islam adalah teroris dan wanitanya berpakaian tertutup. Sayang sekali saya mendapati sebagian Muslim tidak mengamalkan ajaran Islam dan mereka tidak mewakili Islam dengan benar. Mereka memberikan gambaran Islam yang salah,” ujar Jasmine Crawford kecewa.

Warga New York AS ini mengungkapkan kekesalannya pada Muslimin yang justru mencoreng nama baik Islam. Namun, hidayah tak akan salah jalan. Jika Allah menghendaki memberikan hidayah kepada seseorang maka tak ada yang mampu menghalanginya. Meski Jasmine mengenal Islam dengan imej yang buruk, ia justru mempelajarinya kemudian mendapatkan manisnya hidayah.

Ditayangkan dalam program “They Chose Islam” The Algerian TV, Jasmine mengisahkan perjalanannya menuju hidayah tersebut. Dengan imej Islam yang buruk di kalangan warga AS, Jasmine pun berkesimpulan Islam hanyalah gaya hidup semata, bukan agama. Ia pun amat tak tertarik dengan agama akhir zaman ini. Hingga kemudian, Jasmine memiliki teman Muslim.

Dari situlah, pandangan Jasmine mulai berubah. Tak hanya satu, ia pun kemudian bergaul dengan lebih banyak Muslim untuk lebih mengenal Islam. “Begitulah saya mengenal Islam karena saya memiliki beberapa teman Muslim,” ujarnya tersenyum.

Maka, dimulailah pencarian hidayah itu. Jasmine yang merupakan seorang Katolik taat mulai mempelajari berbagai agama. Tak hanya Islam, ia juga mempelajari Kristen dan Yahudi. Namun, di ujung pencariannya, ia memilih menjadi seorang Muslimah.

“Saya mempelajari berbagai agama. Awalnya saya bermaksud sekadar belajar. Tapi, semakin banyak saya belajar, semakin saya tertarik pada Islam. Saya kemudian memilih Islam karena saya percaya ini adalah ajaran yang benar. Saya memohon kepada Allah agar membimbing saya dan memberi saya petunjuk,” ujarnya dengan mata berbinar.

Namun, Jasmine tentu tidak begitu saja menerima Islam. Dia juga tidak begitu saja mempercayai Islam. Terdapat hal yang menarik bagi Jasmine hingga ia memutuskan menjadi mualaf. Hal menarik tersebut yakni kelogisan Islam yang dapat terlihat dari kemurnian Alquran.

“Alquran yang tidak pernah berubah menjadi satu hal yang sangat penting bagi saya. Banyak bukti-bukti sains yang disebutkan di dalamnya dan semuanya dapat diterima akal. Islam lah agama yang paling logis,”
tuturnya.

Jasmine pun kemudian bersyahadat pada 2010 lalu. Terdapat kalimat yang sangat ia sukai, yakni kalimat “LailahailaAllah”, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah.

Menurutnya, kalimat tersebut membuatnya terasa langsung berhubungan dengan Allah. Ia merasa sangat dekat dengan-Nya dan itu membuatnya bahagia. “Hal itu benar-benar membuat saya merasa bahwa Allah benar adanya,” kata Jasmine.

Setelah memeluk Islam, Jasmine pun tak merasakan adanya hambatan yang biasa menguji para mualaf. Keluarganya menerima bahkan mendukungnya menjadi seorang Muslim.

“Alhamdulillah, hubungan saya dengan orang tua sangat baik. Saya sangat mencintai mereka. Saat baru mempelajari Islam, ayah jatuh sakit karena kanker. Ayah meninggal pada Juli 2011 lalu. Ibu saya pun seorang yang sangat baik dan terbaik. Alhamdulillah, dia membantu saya dalam banyak hal. Dia membangunkan saya untuk shalat Subuh, membelikan makanan halal untuk saya. Ibu benar-benar seorang wanita yang sangat baik dan cantik. Saya sangat dekat dengannya. Hubungan kami sangat baik. Ibu saya pernah berkata, “Sendainya Islam membuatmu bahagia, dan kamu tidak menganggu orang lain, maka lakukanlah. Lakukanlah apa yang membuatmu bahagia,” tutur Jasmine bersyukur.

Selain itu, Jasmine pun tak merasa berat mengenakan jilbab di tengah-tengah masyarakat New York yang berpandangan negatif terhadap Islam. Menurutnya, jika memiliki keyakinan dan percaya diri maka hal yang sangat mudah bagi Muslim untuk hidup di New York meski sebagai minoritas. Baginya, sangat mudah hidup sebagai Muslim di New York. Ia dapat berjilbab bebas dan dapat mudah mendapatkan makanan halal.

“Jika kalian melihat apa yang dipakai orang saat ini, mereka mengenakan segala macam pakaian sehingga sebagian orang tak akan sadar jika Anda seorang Muslim. Memang banyak orang yang bertanya tentang keislaman saya, tapi saya melihat mereka sebenarnya sangat baik terhadap saya. Mereka tidak seburuk seperti yang saya pikirkan. Di New York, sangat mudah mencari apa yang kalian inginkan. Saya bisa memastikan di kota-kota lain tak semudah di New York. Saya merasakan amat senang menjadi seorang Muslim di Kota New York,” ujarnya.

Setelah memeluk Islam, Jasmine pun berkecimpung dalam sebuah organisasi Islam nonprofit, Muslim Education and Converts Center of America (MECCA). Ia sangat aktif dalam organisasi tersebut, belajar dan memberikan pelajaran, serta berbagi pengalaman dengan para mualaf baru. Ia pun merasakan menemukan keluarga baru di organisasi tersebut.

“Seperti berada dalam sebuah keluarga dan kita semua dalam kondisi yang sama, sebagai mualaf. Organisasi ini menjadi tempat yang besar, alhamdulillah. Mereka yang baru memeluk Islam datang ke sini dari berbagai tempat. Saya yang merupakan campuran warga kulit hitam dan putih bertemu dengan mualaf dari Irish, Afrika, dan India. Kami juga punya anggota orang Cina. Ada pula yang dari Spanyol, yang berkulit putih. Pokoknya kami punya berbagai ragam ras dan bangsa,”
tutur Jasmine dengan senyum tersungging di wajahnya.

Di MECCA, Jasmine ikut andil dalam berbagai kegiatan seperti kelas shalat untuk mulaf, kursus bahasa Arab, serta kelas akidah dan fikih. Jasmine juga ikut mendakwahkan Islam dengan benar serta mengundang para Muslimin untuk menjalin silaturahim. Jasmine berbagi kebahagian sebagai seorang Muslim kepada para mualaf baru.


Sumber :
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/18/11/22/pilp2p313-jasmine-crawford-kagumi-kemurnian-alquran


::: POLIGAMI DALAM INJIL :::

Kitab Ulangan 21:15-16 dan Keluaran 21:10 menjelaskan, beberapa aturan hukum beristri lebih dari satu.

Ini adalah bukti bahwa alkitab (Bibel) pun tidak melarang poligami. Alkitab, memberikan aturan tentang poligami, sesuai zaman yang berlaku pada masa itu.

Dalam Alkitab, pelaku poligami pertama kali adalah Lamekh (Kejadian 4:19). Dalam Ulangan 25:5 disebutkan, jika suami meninggal, maka sang istri itu harus dinikahi oleh saudara lelaki sang suami. Perkawinan antara janda dengan ipar ini disebut “Kewajiban Perkawinan Ipar”.

Jika saudara Ipar sudah beristri, ia harus memoligami janda iparnya. Jika saudara ipar itu menolak menikahinya dengan alasan tidak suka, ia dihukum oleh tokoh Nasrani dengan cara diludahi mukanya (Ulangan 25).

Dalam Bibel pun terdapat puisi tentang poligami : [8] Permaisuri ada enam puluh, selir delapan puluh, dan dara-dara tak terbilang banyaknya. [9] Tetapi dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku, satu-satunya anak ibunya, anak kesayangan bagi yang melahirkannya, putri-putri melihatnya dan menyebutnya bahagia, permaisuri-permaisuri dan selir-selir memujinya (Kidung Agung 6:8-9).

Legalnya poligami ini, didukung fakta di dalam Bibel, bahwa para Nabi Bani Israil juga berpoligami. Nabi Ibrahin punya dua istri, yaitu Sara (Kejadian 11:29-31) dan Hagar (Kejadian 11:29-31). Selain itu, Ibrahim disebut juga punya gundik bernama Kentura (Kejadian 25:1).

Nabi Yakub punya empat istri, yaitu Lea, Rahel, Bilha dan Zilpa (Kejadian 29:31-32, 30:34, 30:39). Jejak Nabi Yakub ditiru oleh anaknya, Esau, dengan menikahi dua perempuan Kanaanm yaitu Ada dan Oholibama (Kejadian 36:2-10).

Nabi Musa berpoligami dengan mengawini dua istri. Salah satunya bernama Zipora (Keluaran 18:2, Bilangan 12:1). Salomo alias Nabi Sulaiman punya 700 istri dan 300 gundik (I Raja-raja:1-3). Anak kandung Salomo, Rehabeam, juga berpoligami. Ia punya 18 istri dan 60 gundik yang memberinya 28 anak laki-laki dan 60 perempuan (2 Tawarikh 11:21).

Nabi Daud memiliki banyak istri dan gundik, diantaranya Ahinoam, Abigail, Maacha, Hadjit, Edjla, Michal dan Batsyeba ,(I Samuel 25:43-44,27:3,30:5, II Samuel 3:1-5, 5:13, I Tawarikh 3:1-9, 14:3, II Samuel 16:22). Simson kawin beberapa kali (Hakim-hakim 14:10, 16:1-4), dan masih banyak lagi daftar pelaku pepoligami dalam Alkitab.

Jauh sebelum Rasul lahir, Nabi Daud, Abraham, Yakub dan Salomo telah mempraktikan poligami. Tapi tak satupun ayat Bibel yang mengecam atau menilainya sebagai tindakan yang salah, bermaksiat dan dosa.

Nabi Daud, mengoleksi banyak istri dan gundik, tapi Tuhan tidak mengecamnya sebagai kelemahan. Bahkan, Tuhan memberikan penghargaan dengan julukan “Nabi yang taat kepada Tuhan dan berkenan di hati-Nya” (Kisah Para Rasul 13:22).

Nabi Yakub menikahi banyak wanita yang memiliki hubungan darah. Toh, Yakub tidak dibenci Tuhan. Semasa hidunya, Allah justru menampakkan diri keada Yakub sebagai Allah Yang Maha Kuasa (Keluaran 6:2). Bahkan, Tuhan menjanjikan akan memberikan sebuah negeri pada keturunan Yajub (KEluaran 33:1). “Yakub adalah nabi yang diberkati Tuhan, berada dalam kerajaan Sorga (Kerajaan Allah) bersama dengan Abraham, Ishak dan semua nabi Allah,” (Matius 8:11), Lukas 13:28).

Labi Lot (Luth), dalam Bibel juga disebut memoligami dua kakak beradik hingga beranak-pinak. Tapi, Tuhan tidak menegurnya sebagai orang yang berdosa karena berpoligami. Bahkan, Tuhan membeirkan pujian kepada Lot sebagai orang yang benar dan taat jepada Tuhan (II Petrus 2:7).

Bahkan, Nabi Salomo (Sulaiman) dalam Bibel diceritakan sebagai nabi superpoligami dengan koleksi istri terbanyak di dunia. Tuhan juga tidak mencelanya, sebagai tindakan maksiat. Tuhan justru menyayngi Salomo sebagai orang yang sudah dipilih Tuhan sejak bayi menjadi hamba-Nya yang akan mendirikan Bait Allah (I Tawarikh 22:9-10).

Pada masa Yesus, jika praktik poligami ini tercela dan hrus dihapus, pasti yesus menyikapinya dengan tegas. Ternyata, Yesus tidak pernah menghapus aturan tentang poligami yang diterapkan para Nabi terdahulu. “Janganlah kamu menyangka, bahw aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya,” (Matius 5:17).

Dalam buku Sex in The Bible, halaman 5 disebutkan, Yesus sendiri -meski Bibel tak menceritakan- apakah dia pernah menikah dan berpoligami? Tapi, Ia tak pernah komplain ketika murid terkasihnya, Petrus, menikah berulangkali. Yesus tak mengecam apalagi menyuruh Petrus menceraikan istri-istrinya. Ini menunjukkan, Yesus tidak mengharamkan poligami.

Sikap Yesus ini bisa dimaklumi, karena leluhur Yesus sendiri adalah pelaku poligami (silsilah leluhur Yesus ada di Injil Matius 1:1-17). (fakta/sabili)

Sumber :
https://sudiono1.wordpress.com/2011/01/20/poligami-dalam-injil/

5 Tokoh Alkitab yang Berpoligami Dalam Ajaran Kristen

1. Abraham: Sarah dan Hagar

Sebelum Sarah, istri Abraham, melahirkan Ishak, Tuhan telah berjanji bahwa Ia akan memberikan keturunan bagi Abraham. Namun, bertahun-tahun berlalu tanpa adanya tanda-tanda penggenapan janji tersebut. Sarah yang telah dikatakan mandul (Kej. 11:30) mungkin semakin lama semakin tidak percaya pada janji Tuhan. Ia pun akhirnya menyuruh Abraham untuk memperistri Hagar, hamba Sarah, agar Sarah dapat mendapat seorang anak melalui Hagar.

Hagar pun kemudian mengandung, sedangkan Sarah masih tetap mandul. Hal ini menyebabkan Hagar memandang rendah terhadap Sarah sehingga Sarah mengadu pada Abraham dan meminta Abraham bertanggung jawab. Jika kita renungkan, penghinaan yang dialami Sarah dari Hagar sebenarnya akibat dari inisiatifnya sendiri. Namun anehnya, ia meminta Abraham yang bertanggung jawab atas hal tersebut.

Abraham kemudian memberi izin Sarah untuk melakukan terhadap Hagar apa yang baik menurut Sarah. Atas izin tersebut, Sarah kemudian menindas Hagar hingga Hagar melarikan diri. Tetapi Tuhan menyuruh Hagar agar kembali dan menjanjikan bahwa Hagar akan punya keturunan yang tidak terhitung banyaknya. Namun, anak yang dikandungnya, kelak akan menjadi anak yang mendatangkan pertengkaran di sekitarnya (Kej. 16:9-12).

2. Yakub: Lea dan Rahel

Setelah lari dari rumah, Yakub tinggal dan bekerja pada Laban, sanak saudara Abraham. Sebagai upahnya, Yakub meminta agar ia diizinkan untuk menikahi Rahel, anak perempuan Laban yang lebih muda dan cantik, setelah ia bekerja tujuh tahun pada Laban. Laban menyetujui permintaan itu, namun ternyata pada hari Laban harus menepati janji pada Yakub, ia menipu Yakub dan menikahkan Yakub pada Lea, kakak Rahel. Maka Yakub bersedia untuk bekerja tujuh tahun lagi pada Laban sebelum akhirnya ia dapat memperistri Rahel.

Hal yang terjadi kemudian tidak terlalu berbeda dengan pengalaman Sarah: Rahel iri kepada kakaknya karena ia sendiri mandul, sedangkan Lea sudah melahirkan empat anak bagi Yakub. Alkitab mencatat bahwa Lea bersyukur karena anak yang didapatnya merupakan penghiburan karena suaminya, Yakub, lebih mencintai Rahel daripada Lea. Dengan kelahiran anak-anaknya, ia pun berharap agar Yakub kemudian dapat lebih mengasihinya. Sementara itu, Rahel menuntut agar Yakub dapat memberinya anak sehingga Yakub marah karena ia sendiri bukan Tuhan dan tidak dapat menentukan hal itu.

3. Elkana: Hana dan Penina

Hana ialah ibu dari Samuel, nabi yang mengurapi Daud sebagai raja Israel. Namun, di balik kisah Nabi Samuel dapat kita jumpai kisah kecemburuan dan sakit hati yang disebabkan oleh adanya poligami (1 Sam. 1:1-7). Suami Hana, Elkana, memiliki istri lain yang bernama Penina. Hana tidak memiliki anak selama bertahun-tahun, sedangkan Penina telah melahirkan anak-anak bagi Elkana. Penina pun sengaja menyakiti hati Hana sampai Hana seringkali menangis dan tidak mau makan.

4. Daud: banyak istri, masih merebut istri orang lain

Raja Daud dalam Alkitab dikatakan sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan (1 Sam. 13:14). Namun, sebagai manusia, Daud tetaplah memiliki kekurangan dan dapat berdosa di hadapan Tuhan. Salah satu kesalahan Daud yang tercatat dalam Alkitab adalah ketika selagi ia tidak ikut berperang namun bersantai di istananya, ia melihat seorang wanita yang sedang mandi. Setelah Daud mengetahui bahwa Batsyeba, wanita itu, telah bersuami, Daud tidak langsung menyesal namun justru membuat rencana agar suaminya meninggal di medan perang.

5. Salomo: banyak istri yang menyembah dewa lain

Raja Salomo dikenal dengan hikmat dan kekayaannya yang luar biasa. Sayangnya, ia juga dikenal dengan jumlah istri dan gundiknya yang sangat banyak (11 Raj. 11:3).


Kamis, 19 September 2019

::: ISLAM TIDAK PERLU DIBELA? JAWABAN UNTUK KAUM MUNAFIK :::

ISLAM TIDAK PERLU DIBELA?

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Sejak masa silam, orang kafir dan orang munafik selalu bekerja sama. 

Orang kafir melakukan konspirasi untuk merusak Islam dari luar, sementara orang munafik bertugas melakukan pendangkalan aqidah kaum muslimin.

Mereka saling membisikkan kalimat indah, untuk menipu orang yang beriman,
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

"Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia." (QS. al-An’am: 112)

Dan diantara misi besar munafik adalah membangun prinsip permisif (serba boleh) di tengah kaum muslimin. Agar mereka meninggalkan amar makruf nahi munkar.

Allah befirman,
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ

"Orang munafik lelaki dan orang munafik perempuan, satu sama lain saling memerintahkan yang munkar dan mencegah yang makruf." (QS. at-Taubah: 67)

Dan kita bisa melihat semangat ini ketika mereka menanamkan prinsip racun di tengah kaum muslimin,

“Kalau Islam itu sempurna. Kenapa dibela?”

Bahasa lainnya, sudahlah biarkan orang kafir menghina Islam, melecehkan Islam, kita gak usah membela Islam. Karena Islam tidak perlu dibela.

Apa tujuan mereka?

Siapapun bisa melihat sangat jelas, tujuan mereka adalah untuk mendiamkan setiap kemunkaran. Sehingga setiap orang yang melakukan kemunkaran tidak perlu takut, karena mereka aman.



Perintah Membela Allah dan Islam

Ada beberapa ayat dalam al-Quran, yang memerintahkan kita untuk membela Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita akan lihat beberapa ayat berikut,

Pertama, firman Allah,
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

"Sungguh Allah akan menolong orang yang membela-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. al-Hajj: 40)

Allah juga berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ؛ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan mengokohkan kaki kalian.” (QS. Muhammad: 7)

Di ayat lain, Allah berfirman memerintahkan umat Islam untuk membela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا . لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ

Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, Supaya kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendukung beliau, memuliakan beliau…. (QS. al-Fath: 8-9)

Apa makna membela dan menolong Allah?

Ada banyak ayat dalam al-Quran yang menggunakan istilah yang umumnya digunakan manusia.

Diantaranya, Allah membeli dari jiwa dan harta orang beriman dengan dibayar surga. Allah berfirman,
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh…” (QS. at-Taubah: 111)

Di ayat lain, Allah menawarkan kepada manusia  untuk menghutangi dan akan dibalas dengan berlipat ganda,
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً

“Siapa yang memberikan pinjaman kepada Allah dengan kebaikan maka Allah akan mengganti dengan berlipat ganda.” (QS. al-Baqarah: 245)

Dan ayat semisal dengan ini cukup banyak.. dan orang yang logikanya sehat sangat mudah memahami maksud ayat di atas. Termasuk ayat yang menyebutkan perintah untuk menolong Allah.

Imam as-Sa’di menjelaskan tentang 'Menolong Agama Allah' dalam surat Muhammad ayat 7,
هذا أمر منه تعالى للمؤمنين، أن ينصروا الله بالقيام بدينه، والدعوة إليه، وجهاد أعدائه، والقصد بذلك وجه الله، فإنهم إذا فعلوا ذلك، نصرهم الله وثبت أقدامهم

Ini merupakan perintah dari Allah kepada orang yang beriman agar mereka membela Allah dengan menjalankan agamanya, mendakwahkannya dan berjihad melawan musuhnya. Dan semua itu bertujuan untuk mengharap wajah Allah. Jika mereka melakukan semua itu, maka Allah akan menolong mereka dan mengokohkan kaki mereka. (Tafsir as-Sa’di, hlm. 785)

Allahu a’lam.

Ustadz Ammi Nur Baits
(Dewan Pembina Konsultasi Syariah)


Sumber :
https://www.portal-islam.id/2019/09/islam-tidak-perlu-dibela-jawaban-untuk.html

 


Senin, 16 September 2019

::: Bendera Tauhid Dipersoalkan, Bintang Kejora Dibiarkan ? >> #StopIslamophobia :::

Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari website berita dan kanal media sosial bahwa pada pokoknya terdapat oknum aparat telah melakukan tindakan memanggil dan/atau memeriksa dan/atau menggiring alat pawai Muharram ke kantor polisi terhadap orang yang mengibarkan bendera tauhid pada saat momen perayaan tahun baru Islam, Muharram.

Berkenan dengan hal tersebut diatas, saya memberikan pendapat hukum (legal opini) sebagai berikut:

PERTAMA, bahwa tidak ada putusan pengadilan, peraturan perundang-undangan atau produk hukum lainnya yang melarang mencetak, mengedarkan dan mengibarkan bendera tauhid berlafadz kan “laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah”. Tindakan mencetak, mengedarkan dan mengibarkan bendera tauhid berlafadz kan “laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah” bukan perbuatan melanggar hukum dan/atau tidak ada delik pidana atas hal tersebut, sehingga bagi masyarakat tidak perlu takut;

KEDUA, bahwa Menurut anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Mahfud MD berpendapat bendera tauhid bukan merupakan bendera kelompok radikal. Hal itu disampaikan Mahfud saat menjadi pembicara dalam Halaqah Alim Ulama di Solo, Sabtu, 31 Agustus 2019. Oleh karena itu tidak ada masalah dengan bendera tauhid, masyarakat tidak perlu takut;

KETIGA, bahwa atas dasar apa oknum aparat melakukan tindakan memanggil dan/atau memeriksa dan/atau menggiring alat pawai Muharram ke kantor polisi yang dikarenakan mengibarkan bendera tauhid? Padahal tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang hal tersebut. Saya berharap agar aparat penegak hukum bijaksana dalam menyikapi hal ini agar tidak terjadi gejolak sosial ditengah masyarakat akibat tindakan yang tidak berdasar hukum ini dikemudian hari;

KEEMPAT, bahwa bendera yang jelas OPM yaitu Bintang Kejora, jelas ingin memisahkan diri dari NKRI, jelas dikibarkan di depan istana dan sejumlah titik di Indonesia sebagian besar justru dikawal dan dijaga aparat. Tidak ada intimidasi, pemeriksaan, apalagi memaksa membawa sejumlah kendaraan milik pendemo bendera OPM untuk diperiksa. Sikap polisi begitu kontras, berbeda 180 derajat antara bendera OPM dan bendera tauhid. Bendera OPM Bebas berkibar didepan istana negara, dipusat jantung ibukota.

KELIMA, bahwa pada hal telah jelas terkait OPM dan Bendera Bintang Kejora, Jika merujuk pada UU 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Bagi Papua, ditegaskan bahwa Papua merupakan bagian dari NKRI. Maka bendera Papua adalah bendera merah putih. Kemudian ditegaskan didalam Pasal 2 ayat 1, PP No 77 Tahun 2007 Tentang Lambang Negara. Hal tersebut tertuang dalam Pasal 6 Ayat 4 Jo. Pasal 104 KUHP tentang makar;

KEENAM, bahwa Bendera tauhid, berulangkali diframing sebagai bendera terlarang. Bendera ormas. Bendera teroris. Entah sampai kapan rezim Jokowi akan menebar tudingan dan fitnah ini?. Apabila hal ini berlanjut, maka akan memperkuat praduga dari masyarakat bahwa rezim Jokowi anti Islam;

Wallahu alam bishawab.

Penulis: Chandra Purna Irawan, S.H.,M.H.


KOMENTAR NETIZEN :

Hirtak Martani
Yaa Allah tumbangkanlah ganti dg yg jauh lebih baik...

Awi Adam
Rezim sontoloyo semoga cepat lengser..

Saifuddin Azra
Belagak jadi singa terhadap kaum radikal. Cuma jadi kucing kurap di depan kaum pemberontak.
Rezim ndableg.


Ujer Rustendi
Rezim pki

Iskandar Rasyid
Lah rezim ungud ini MEMANG ANTI ISLAM, tidak ada keraguan lagi dan tidak usah sok2an berprasangka baik ke togog2 itu karena faktanya memang demikian

Ica
Perlu diberikan penataran dan bimbingan hukum yg lebih baik lagi kepada aparat penegak hukum, agar tidak keliru dlm mengambil keputusan ditengah2 masyarakat, akhir2 ini Islam nya terbesar dinegara ini, coba untuk dikerdilkan, bgmn kalau Islam minoritas dinegeri ini, mungkin dihabiskan sekalian. Oleh sebab itu wahai ummat Islam yg beriman mari kita jaga persatuan, kita tingkatkan iman kita kepada Allah SWT. Yakinlah kita kezoliman pasti runtuh. ALLAHUAKBAR .

Muhammad Saiful
Yang Curang Pasti Celaka. Itu keyakinan
___
Nabi Yahya digergaji oleh bangsa Monyet Yahudi, bukan berarti kalah, tetapi cara Allah menunjukkan kemenangan Iman dan Aqidah bahwa walau digergaji sekalipun, hati dan keyakinan tetap kepada Allah subhanahuwataala.
___
Dan hikmah Kecelakaan pada rezim ini semakin akan tetlihat, nantikan saja.
Dan kaum Muslimin harusnya tetap pada keimanan dan keyakinan sesuai Al Qur'an dan As Sunnah.


Mimin DL
menunggu kehancuran rezim

Ruhyat Iskandar
Memang benar,sudah jelas rezim Jokowi itu anti Islam utamanya abu janda

Ekawati Nayla
Emang REZIM DZOLIM LAKNATULLOH TOGOG Somplak sangat2 anti Islam
Ingat bagaimana respon aparat keparat itu antara pendemo di MK dg di Papua, bedanya 180 derajat
HANYA bisa mendoakan semoga semua REZIM DZOLIM beserta seluruh pendukung, simpatisan & para penggembiranya segera mendapatkan azab dunia akhirat karena permusuhan nya ke Islam ya kaaffah
Aamiin


Nur Hamzah
Bismillah LAWAN

Muhammad Nur Hasyim Hasyim
Si Jae bisanya planga plongo doang, apa susahnya dia bilang, jangan ganggu bendera tauhid, sudah selesai.

Heri Listyaningsih
Sediiihhh😥

Herman
Ya udah deh kita contoh kyk hongkong deh, demo tiap hari aja klu gitu

 


Sumber :
https://www.portal-islam.id/2019/09/bendera-tauhid-dipersoalkan-bintang.html


::: ALLAHU AKBAR!! Fahira Idris: "Kami Bersama UAS, Kami Akan Lindungi Ulama Kami." #StopIslamophobia :::

Ustaz Abdul Somad (UAS) resmi dilaporkan ke polisi oleh Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).

Senin kemarin Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia melaporkan Ustaz Abdul Somad ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri atas dugaan penistaan agama terkait ceramah UAS tiga tahun lalu.

“Terkait dengan statement UAS menyangkut dengan menyebut simbol agama tertentu yang kami merasa dirugikan,” kata pengurus pusat GMKI, Korneles Jalanjinjinay di Bareskrim Polri, Senin (19/8/2019).

Korneles mengaku, GMKI melaporkan UAS bukan hanya semata membela kepentingan umat Kristen, melainkan murni untuk ikut menciptakan ketertiban di tengah masyarakat agar tidak terjadi kegaduhan.

“Sehingga pihak kepolisian dengan cepat bisa mengantisipasi, mencegah, lalu kemudian memanggil UAS untuk menjelaskan secara hukum kira-kira posisi itu seperti apa,” ujarnya.

Laporan GMKI diterima oleh Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Bareskrim dengan nomor LP/B/0725/VIII/2019/Bareskrim tertanggal 19 Agustus dengan sangkaan Pasal Tindak Penistaan Agama UU 1/1946 tentang KUHP 156A.

Umat Tidak Akan Tinggal Diam

Dukungan kepada UAS terus mengalir. Di sosial media tagar #KamiBersamaUAS menjadi Trending Topik.

Tidak hanya itu, senator asal DKI Jakarta Fahira Idris dengan tegas membela UAS.

"Segala upaya dilakukan untuk mendiamkan Ulama kami..
Semua celah dicari untuk membungkam Ulama kami..
Tapi kami tidak akan surut ke belakang..
Dengan kekuatan doa kami akan berada di depan, melindungi Ulama kami dari segala daya yang coba menjatuhkan. #KamiBersamaUAS,"
kata Fahira Idris di akun twitternya.

ALLAHU AKBAR!!
Segala upaya dilakukan untuk mendiamkan Ulama kami..
Semua celah dicari untuk membungkam Ulama kami..
Tapi kami tidak akan surut ke belakang..
Dengan kekuatan doa kami akan berada di depan, melindungi Ulama kami dari
segala daya yang coba menjatuhkan..#KamiBersamaUAS pic.twitter.com/KcyzGV0QuW
— Fahira Idris DPD RI (@fahiraidris) August 19, 2019


Sumber :
https://www.portal-islam.id/2019/08/allahu-akbar-fahira-idris-kami-bersama.html


::: Biadab ! Ada Peran Pengusaha 'Bisnis Haram' di Balik Desakan Pembubaran FPI :::

Jakarta - Ketua Bantuan Hukum Front Pembela Islam (FPI), Sugito Atmo Prawiro menyebut permintaan pembubaran FPI datang dari kelompok pengusaha yang bergelut di bisnis haram seperti penjualan narkoba, pelacuran, perjudian dan hiburan malam.

Menurut dia, tudingan itu sangat beralasan karena pihaknya dianggap mengancam keberlangsungan aktivitas mereka dalam mengembangkan usahanya.

“Ada banyak kekuatan modal yang mengelola usaha 'underground (di bawah tanah)' dan memiliki sikap anti terhadap kiprah organisasi massa Islam ini. Mereka yang bergelut pada bisnis dan pemakaian narkoba, pelacuran, perjudian, dan hiburan malam penuh maksiat memilih posisi berhadapan terhadap FPI,” kata Sugito kepada Okezone, Sabtu (3/8/2019).

"Kelompok ini begitu gusar dengan intensitas kerja FPI yang dianggap mengancam keberlangsungan bisnis dan aktivitas yang menciptakan penyakit sosial," sambungnya.

Ia mengatakan, sekumpulan pebisnis itu memiliki kapitalisasi untuk menanamkan pengaruhnya kepada publik dengan kampanye anti Ormas Islam yang memerangi kemaksiatan tersebut.

“FPI yang memiliki kader dengan mobilitas tinggi dalam aksi memerangi penyakit sosial ini kemudian disebut lantang dan disindir dengan stigma mengejek, seperti ujaran ‘Preman Berjubah’ guna mengidentifikasi massa FPI,” ujarnya.

Menurut dia, masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak sulit untuk membubarkan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Salah satu dasar hukum yang akan digunakan adalah Perppu) Nomor 2 tahun 2017 tentang perubahan atas UU Nomor 17 tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan yang telah ditetapkan menjadi UU Nomor 16 Tahun 2017.

“Memungkinkan pemerintah untuk membubarkan ormas tanpa melalui proses pengadilan,” kata Sugito.

Dia menjelaskan, pembubaran secara harfiah dapat dimaknai bahwa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mencabut surat keterangan terdaftar (SKT) dan Kementerian Hukum dan HAM mencabut atau membekukan badan hukum Ormas tanpa proses peradilan sebagaimana dimaksud UU Nomor 16 Tahun 2017.

Sugito menambahkan, untuk sampai ke level beleid, harus dapat dibuktikan bahwa Ormas tersebut memiliki ideologi selain Pancasila dan terbukti mengganggu ketertiban umum dan keamanan negara.

“Fakta yang sebenarnya terjadi adalah Izin ormas FPI terdaftar dalam SKT 01-00-00/010/D.III.4/VI/2014 dan sudah habis masa berlakunya pada 20 Juni 2019. Mendagri sebenarnya masih menunggu persyaratan tertentu dilengkapi FPI sebagai syarat perpanjangan izin,” urainya.

Apabila nantinya Kemendagri memutuskan tidak memperpanjang izin FPI, kata dia, pemerintah tidak boleh melarang kegiatan FPI. Sebab, di dalam Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 82/PUU-XI/2013 bahwa sebagai bagian dari kebebasan berserikat menurut UUD 1945, maka Ormas dapat mendaftarkan kepada instansi yang berwenang dan dapat juga tidak mendaftarkan izinnya.

“Negara tidak dapat menyatakannya sebagai organisasi terlarang dan juga tidak dapat melarang ormas untuk melakukan kegiatannya, sepanjang kegiatannya tidak melanggar ketertiban umum dan melawan hukum,” ucap dia.

Berdasarkan dasar hukum itu, ia menilai FPI tidak perlu mendaftarkan izinnya, apalagi jika pemerintah tidak memperpanjang izinnya dan menjalankan kegiatannya. Pasalnya, tidak ada alasan yuridis yang kuat untuk membubarkannya sebagaimana pemerintah membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

“Dalam konteks FPI, alasan yuridis apa yang dipergunakan untuk membubarkan FPI? Pertanyaan yang mengemuka kemudian adalah dari mana datangnya desakan keras untuk membubarkan FPI, sebagaimana HTI beberapa waktu lalu? Dua pertanyaan inilah yang belum terjawab,” tuturnya.

Seperti diketahui, hingga kini perpanjangan izin SKT Ormas untuk FPI belum diterbitkan pemerintah. Alasannya, FPI belum melengkapi lima syarat perpanjangan SKT.

Lima syarat yang perlu dilengkapi itu antara lain penomoran surat permohonan untuk perpanjangan SKT. Kedua, petinggi FPI belum meneken Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). FPI juga belum membuat surat pernyataan untuk melaporkan kegiatan.

Syarat selanjutnya yang harus dilengkapi FPI adalah pernyataan bahwa lambang, bendera, dan atribut yang dimiliki bukan milik organisasi lain. Terakhir, FPI belum mengantongi rekomendasi dari Kementerian Agama.

Mendagri Tjahjo Kumolo pun mempersilakan FPI agar segera melengkapi persyaratan tersebut. “Jadi kami harus menunggu dulu persyaratan yang lengkap," ujar Tjahjo di Istana Bogor, beberapa waktu lalu.

*Foto: FPI saat membantu tugas kepolisian dalam pemberantasan minuman keras (miras) di Tangerang, ini adalah aksi Hisbah  gabungan dari DPC FPI Tigaraksa, DPC FPI Jambe, DPC FPI Cisoja dan DPC FPI Cikupa Kabupaten Tangerang provinsi Banten. Dengan dikawal polisi dan bersama polisi, yang menjadi sasaran kali ini adalah kedai Jamu penjual miras dan Tempat Billyard penjual Tuak, Jum'at, 8 Juni 2018 di bulan suci Ramadhan 1439 H.

 
Sumber :
https://www.faktakini.net/2019/08/terungkap-ada-peran-pengusaha-bisnis.html


Jumat, 13 September 2019

::: Penembakan Masjid di Selandia Baru Disiarkan Live, 27 Orang Dilaporkan Tewas :::

*Peristiwa Terorisme ini terjadi di bulan Maret 2019..

***

Insiden penembakan terjadi di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3) siang waktu setempat.

Sejauh ini, dilaporkan antara sembilan sampai 27 orang tewas dan satu orang ditangkap. Polisi pun meminta warga setempat agar tetap berada di dalam rumah.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menyampaikan ini adalah salah satu hari tergelap. “Salah satu hari tergelap di Selandia Baru,” ujarnya dilansir dari lama New Zealand Herald, Jumat (15/3).

Sebuah mayat terlihat tergeletak di dekat Masjid Al Noor dan seorang pria bersenjata kedua terlihat di dekat masjid Masjid Linwood. Salah satu pria bersenjata disiarkan langsung ketika melakukan aksinya.

Salah satu pria bersenjata diyakini warga Australia yang telah menulis sebuah manifesto terkait aksi brutalnya tersebut dimana dia menyebutnya sebagai serangan teroris.

Ardern menggambarkan peristiwa itu sebagai kekerasan ekstrem dan belum pernah terjadi sebelumnya. Sampai saat ini polisi masih disiagakan di sekitar lokasi penembakan. Ardern dijadwalkan terbang ke Wellington dan akan membahas insiden ini dengan pihak terkait.

“Saya saat ini tidak dalam posisi untuk mengkonfirmasi jumlah korban meninggal atau terluka. Ini dan akan menjadi salah satu hari paling gelap di Selandia Baru,” ujarnya sembari menahan emosinya.

Peristiwa tersebut disiarkan live oleh pelaku,

Berita TVNZ memberitakan terjadi penembakan membabi buta di Masjid Al Noor, Christchurch Selandia Baru, saat Sholat Jum’at.

"Tindakan sangat biadab dan sangat terkutuk." pic.twitter.com/RAAM3nVb8i
 — Jayabaya (@Jayabay19479190) March 15, 2019



Sumber :
https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/penembakan-masjid-di-selandia-baru-disiarkan-live-27-orang-dilaporkan-tewas.htm
https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/fakta-terkini-aksi-brutal-penembakan-di-masjid-new-zealand.htm


::: Jeremy Ben Royston Boulter : "Tuhan Semestinya Tak Membutuhkan Perantara Untuk Berkomunikasi Dengan Manusia." :::

Jeremy Temukan Jawaban dari Surah al-Ikhlas

Jeremy Ben Royston Boulter percaya bahwa Tuhan semestinya tak membutuhkan perantara agar bisa berkomunikasi dengan manusia.

Namun, agama yang dianutnya saat itu, sama sekali tak mendukung pemikiran itu. Tuhan yang dikenalnya seakan tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan hingga dia membutuhkan seorang manusia suci untuk membantunya.

Keraguan mengusiknya. Jeremy pun berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya itu. Semua buku sejarah bahkan buku-buku teori konspiratif tentang agama dan peradaban manusia dilahapnya. Ia pelajari sejarah Perang Salib, termasuk manuver Paus saat membangun kekuatan dan kekuasaan di Eropa melalui Portugis dan Spanyol.

Ia juga mempelajari pemerintahan teror ala Machiavelli. Demikian pula  pemikiran Erich Von Daniken (Chariots of The Goods) dan Charles Berlitz dan William Moore (The Philadelphia Experiment) tentang teori konspirasi primitif.

Dia pun banyak membaca fiksi ilmiah. Semua bacaan tersebut meyakinkan dia bahwa ada yang salah dengan konsep ketuhanan yang dikenalnya selama ini. "Saat itu aku berpikir, aku membutuhkan perbandingan agama lainnya," kata dia.

Dia pun mulai mempelajari beberapa agama lain, seperti Hindu dan Buddha dan mengikuti ritual yang ada di dalamnya. Tapi lagi-lagi Jeremy menemukan pertanyaan yang membuatnya ragu untuk melangkah lebih jauh. "Ketika bicara tentang bagaimana dunia dan manusia tercipta, aku merasa aneh," tuturnya.

Tak puas, Jeremy kemudian mulai mempelajari astrologi demi mendapatkan esensi Tuhan. Melalui astrologi, ia berusaha memahami mengapa posisi benda langit akan menentukan nasib makhluk hidup. "Aku lalu menjadi peramal amatir," katanya.

Dia pun kemudian sadar bahwa segala isi alam memiliki sistemnya sendiri, tetapi ada satu hukum yang membuatnya berjalan seiring, sejalan, dan harmonis. Sebuah hukum semesta yang dikendalikan sosok yang berkuasa dan berkekuatan mahadahsyat.

Di tengah pencariannya terhadap Tuhan, Jeremy malah ditimpa masalah keuangan. Dia terjerat utang setelah  memutuskan keluar dari pekerjaannya di British Council dan sekolah bahasa di Braga, Portugal. Di masa sulit itu, ia nekat meminjam uang di bank guna membeli rumah dan membuka usaha kecil-kecilan sebagai guru les bahasa Inggris.

Perlahan tapi pasti, usahanya merangkak naik. Sedikit demi sedikit, utangnya berkurang. Namun, Jeremy merasa butuh pemasukan lebih besar. Oleh istrinya, ia disarankan mencari pekerjaan di luar negeri. Merasa galau, Jeremy suatu malam berlutut dan berdoa kepada Tuhan yang tak didefinisikannya.

Ia curahkan segala masalah yang dihadapi. "Aku katakan pada-Nya, saya merasa putus asa. Aku merasa kesulitan menafkahi istri dan anak. Aku meminta pertolongan-Nya. Saat itu entah mengapa, aku merasa nyaman, dan akhirnya terlelap tidur," kenangnya.

Seakan doanya terjawab, esok harinya Jeremy menemukan sebuah lowongan pekerjaan di koran pagi. British Council membutuhkan tenaga untuk ditempatkan di luar negeri. Melihat iklan itu, sang istri menyarankan suaminya bekerja di Timur Tengah.

Menurut sang istri, suaminya bakal mendapatkan gaji relatif tinggi di negara itu. Awalnya, Jeremy memilih Taiwan. Namun dia gagal. Dari pilihan yang ada, yang tersisa hanya universitas di Arab Saudi. Tak disangka, Jeremy diterima bekerja di negara itu.

Akhirnya, ia pun berangkat. Sebelum itu, beberapa temannya memperingatkan bahwa di Arab Saudi, ia tak akan bebas melakukan apa pun. Bahkan, sejumlah temannya menyarankan Jeremy agar mengurungkan niatnya bekerja di sana. Nyatanya, apa yang ditakutkan orang-orang  itu tidak benar. Ketika menapakkan kaki di negara yang panas itu, Jeremy malah disambut hangat oleh masyarakat setempat.

Arab Saudi kemudian menjadi jalan baginya untuk menemukan jawaban atas pertanyaannya selama ini. Di sanalah, dia berkenalan dengan Islam yang kemudian menjawab seluruh keraguannya. Allah SWT ternyata punya maksud lain atas takdir yang dijalani Jeremy.

Jeremy tak langsung mengenal Islam ketika pertama kali menjejak Timur Tengah. Ketertarikannya pada agama Allah ini baru dimulai ketika sadar bahwa dia belum sepenuhnya membaca kitab lain, seperti Alquran dan Talmud (kitab kaum Yahudi).

Selama ini, dia tak menyentuh kedua kitab itu karena perbedaan bahasa. Dia pun memutuskan untuk mencari Alquran terjemahan bahasa Inggris di negara yang menjadi pusat peradaban Islam itu.

Jeremy akhirnya meminjam Alquran dengan terjemahan bahasa Inggris di sebuah perpustakaan. Ketika meminjam, Jeremy diingatkan untuk memperlakukan kitab tersebut secara terhormat. Dia diingatkan untuk tidak meletakkan Alquran di atas lantai atau kursi.

Dilarang pula, menduduki atau menginjak Alquran. Larangan lain, jangan membaca Alquran di lokasi tidak suci, seperti kamar mandi. Diingatkan pula untuk tidak membiarkan Alquran terbuka dalam kondisi terbalik.

Petugas perpustakaan itu juga memberi syarat tambahan, yakni selepas membaca Alquran diharapkan segera mengembalikannya ke atas rak. Usai dibaca, sebaiknya halaman terakhir jangan pula dilipat melainkan diberikan pembatas.

Jeremy merasa sedikit terganggu dengan aturan tersebut, lalu bertanya apa alasannya. Petugas perpustakaan menjelaskan bahwa Alquran berisi firman Allah yang Mahakuasa. Mendengar penjelasan itu, Jeremy bertekad memperlakukan Alquran sebaik mungkin.

Jeremy langsung jatuh cinta dengan apa yang dibaca lewat Alquran. Dia merasa sedang membaca intisari Injil dan Taurat. Padahal, bukan kedua kitab itu yang ia baca."Hal yang menarik dalam Alquran, tidak ada sebutan"Nabi Berkata" atau "Kata Allah Subhanahu Wa Ta'ala". Jadi, aku merasa seperti membaca apa yang disampaikan Tuhan kepadaku," ucapnya.

Ia mengaku sangat terenyuh ketika membaca surah al-Ikhlas.  "Katakanlah, Dialah Allah, Yang Mahaesa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." Jeremy sangat terkejut. Inilah jawaban tentang Tuhan yang diinginkannya sejak dulu.

Tak lama kemudian terucaplah kalimat syahadat. Jeremy resmi menjadi Muslim. Tak lama setelah bersyahadat, ia melaksanakan shalat untuk pertama kalinya. Ia menghadap kiblat, lalu mengucap, ''Allahu akbar.''

Dia kemudian mengangkat kedua tangan ke atas lalu melipatnya di dada. Lalu membungkukkan badan, sujud, dan duduk di antara dua kaki. "Aku merasakan kualitas spiritual yang luar biasa saat itu. Alhamdulillah.''

Sumber :
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/18/12/03/pj65jm313-jeremy-temukan-jawaban-dari-surah-alikhlas


::: Kekejaman Tentara Salib kepada Umat Muslim :::

Ketika orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Muslim hidup bersama dalam damai, sang Paus memutuskan untuk mempersiapkan perang Salib.

Mengikuti seruan Paus Urbanus II pada 27 November 1095 di Dewan Clermont, lebih dari 100.000 orang Eropa bergerak ke Palestina untuk "membebaskan" tanah suci dari orang Islam dan mencari kekayaan di Timur. Pada 50 tahun pertama, Pasukan Salib berhasil mendominasi peperangan.

Kekuatan kaum Muslim porak-poranda. Sebagian jantung negeri Islam, seperti Syria dan Palestina ditaklukkan. Ratusan ribu kaum Muslim dibantai.

Pada tahun 1098, tentara Salib itu juga telah membunuh ratusan ribu kaum Muslim di Marra’tun Noman, salah satu kota terpadat di Syria. Paus Urbanus II menyebut musuh kaum Kristen sebagai “The Seljuq Turks”. “Seljuk Turks”, kata Paus, adalah bangsa bar-bar dari Asia Tengah yang baru saja menjadi muslim. Bangsa ini telah menaklukkan sebagian wilayah kekaisaran imperium Kristen Bizantium.

Paus mendesak agar para ksatria Eropa menghentikan pertikaian antara mereka dan memusatkan perhatian bersama, untuk memerangi musuh Tuhan. Bahkan, kata Paus, bangsa Turki itu adalah bangsa terkutuk dan jauh dari Tuhan. Maka, Paus menyerukan, “Membunuh monster tak ber-Tuhan seperti itu adalah suatu tindakan suci; adalah suatu kewajiban Kristiani untuk memusnahkan bangsa jahat itu dari wilayah kita.”

Mereka mencapai Yerusalem pada tahun 1099. Kota ini jatuh setelah pengepungan hampir 5 minggu. Ketika Tentara Perang Salib masuk ke dalam, mereka melakukan pembantaian kejam. Seluruh orang Islam dan Yahudi dibabat dengan pedang.

Dalam perkataan seorang sejarawan: "Mereka membunuh semua orang Saracen dan Turki yang mereka temui. pria maupun wanita."

Di Masjid al-Aqsha terdapat genangan darah setinggi mata kaki, karena banyaknya kaum Muslim yang dibantai. Fulcher of Chartress menyatakan, bahwa darah begitu banyak tertumpah, sehingga membanjir setinggi mata kaki:

“If you had been there your feet would have been stained to the ankles in the blood of the slain.”

Seorang tentara Salib menulis dalam Gesta Francorum, bagaimana perlakuan tentara Salib terhadap kaum Muslim dan penduduk Yerusalem lainnya, dengan menyatakan, bahwa belum pernah seorang menyaksikan atau mendengar pembantaian terhadap ‘kaum pagan’ yang dibakar dalam tumpukan manusia seperti piramid dan hanya Tuhan yang tahu berapa jumlah mereka yang dibantai:

“No one has ever seen or heard of such a slaughter of pagans, for they were burned on pyres like pyramid, and no one save God alone knows how many there were.”

Salah satu tentara Perang Salib, Raymond dari Aguiles, membanggakan kekejian ini:

Pemandangan mengagumkan terlihat. Sebagian orang kami (dan ini lebih belas kasih) memenggal kepala musuh-musuh mereka; lainnya membidik mereka dengan panah, sehingga mereka berjatuhan dari menara-menara; lainnya menyiksa mereka lebih lama dengan memasukkan mereka ke dalam nyala api.

Tumpukan kepala, tangan, dan kaki terlihat di jalan-jalan kota. Kami perlu berjalan di atas mayat-mayat manusia dan kuda. Tapi ini hanya masalah kecil dibandingkan dengan apa yang terjadi di Kuil Sulaiman, tempat di mana ibadah keagamaan biasanya disenandungkan. di kuil dan serambi Sulaiman, para pria bergerak dalam [kubangan] darah hingga lutut dan tali kekang mereka.

Dalam dua hari, tentara Perang Salib membunuh sekitar 40.000 orang Islam secara biadab seperti yang digambarkan. Kedamaian dan kerukunan di Palestina, yang telah berlangsung semenjak Umar, berakhir dengan sebuah pembantaian mengerikan.

Tentara Perang Salib menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota mereka, dan mendirikan Kerajaan Katolik yang terbentang dari Palestina hingga Antakiyah. Namun pemerintahan mereka berumur pendek, karena Salahuddin mengumpulkan seluruh kerajaan Islam di bawah benderanya dalam suatu perang suci dan mengalahkan tentara Perang Salib dalam pertempuran Hattin pada tahun 1187.

Setelah pertempuran ini, dua pemimpin tentara Perang Salib, Reynald dari Chatillon dan Raja Guy, dibawa ke hadapan Salahuddin. Beliau menghukum mati Reynald dari Chatillon, yang terkenal keji karena kekejamannya yang mengerikan yang ia lakukan kepada orang-orang Islam, namun membiarkan Raya Guy pergi, karena ia tidak melakukan kejahatan serupa. Palestina sekali lagi menyaksikan arti keadilan yang sebenarnya.

Tiga bulan setelah pertempuran Hattin, dan pada hari yang tepat sama ketika Nabi Muhammad SAW diperjalankan dari Mekah ke Yerusalem untuk perjalanan mikrajnya ke langit, Salahuddin memasuki Yerusalem dan membebaskannya dari 88 tahun pendudukan tentara Perang Salib.

Bertolak belakang dengan "pembebasan" oleh tentara Perang Salib, Salahuddin tidak mendzalimi seorang Nasrani pun di kota tersebut, sehingga menyingkirkan rasa takut mereka bahwa mereka semua akan dibantai. Ia hanya memerintahkan semua umat Nasrani Latin (Katolik) untuk meninggalkan Yerusalem. Umat Nasrani Ortodoks, yang bukan tentara Perang Salib, dibiarkan tinggal dan beribadah menurut yang mereka pilih.

Karen Armstrong menggambarkan penaklukan kedua atas Yerusalem ini dengan kata-kata berikut ini:

Pada tanggal 2 Oktober 1187, Salahuddin dan tentaranya memasuki Yerusalem sebagai penakluk dan selama 800 tahun berikutnya Yerusalem tetap menjadi kota Muslim. Salahuddin menepati janjinya, dan menaklukkan kota tersebut menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. 

Dia tidak membalas dendam pembantaian tahun 1099, seperti yang Al Qur'an anjurkan (Q.S. 16:127), dan sekarang, permusuhan telah berakhir, ia menghentikan pembunuhan (Q.S. 2:193-194). Tak ada satu orang Kristen pun dibunuh dan tidak ada perampasan. Jumlah tebusan pun disengaja sangat rendah. 

Salahuddin menangis terharu karena kesedihan keluarga-keluarga yang terpecah-belah dan ia membebaskan banyak dari mereka tanpa tebusan, sesuai himbauan Al Qur'an, meskipun menyebabkan keputusasaan bendaharawannya yang telah lama menderita. Saudara lelakinya, Al Adil, begitu tertekan karena penderitaan para tawanan sehingga dia meminta Salahuddin seribu orang dari mereka untuk dibebaskan di tempat itu juga. 

Semua pemimpin Muslim dibuat geram melihat orang-orang Kristen kaya melarikan diri dengan kekayaan mereka, yang semestinya dapat digunakan untuk menebus semua tawanan. [Uskup] Heraclius membayar tebusan dirinya sepuluh dinar seperti halnya tawanan lain dan bahkan diberi pengawalan khusus untuk menjaga keamanan harta bendanya selama perjalanan ke Tyre.
Pendeknya, Salahuddin dan tentaranya memperlakukan orang-orang Nasrani dengan kasih sayang dan keadilan yang agung, dan menunjukkan kepada mereka kasih sayang yang lebih dibanding yang telah diperlihatkan oleh pemimpin mereka.

Setelah Yerusalem, tentara Perang Salib melanjutkan kebiadaban mereka dan orang-orang Islam meneruskan keadilannya di kota-kota Palestina lainnya. Pada tahun 1194, Richard Si Hati Singa, yang digambarkan sebagai seorang pahlawan dalam sejarah Inggris, memerintahkan menghukum mati 3.000 orang Islam, di antaranya banyak wanita dan anak-anak, secara tak berkeadilan di Kastil Acre. Meskipun orang-orang Islam menyaksikan kekejaman ini, mereka tidak pernah memilih cara yang sama. Mereka malah tunduk kepada perintah Allah:

"Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka)." (Q.S. 5:2)

Orang-orang Islam juga tidak pernah melakukan kekejaman kepada orang-orang sipil tak bersalah. Di samping itu, mereka tidak pernah menggunakan kekerasan yang tidak perlu, bahkan kepada tentara Perang Salib yang terkalahkan sekalipun.

Kekejaman tentara Perang Salib dan keadilan orang-orang Islam sekali lagi mengungkapkan kebenaran sejarah: Sebuah pemerintahan yang dibangun di atas dasar-dasar Islam memungkinkan orang-orang dari keyakinan berbeda untuk hidup bersama. Kenyataan ini terus diperlihatkan selama 800 tahun setelah Salahuddin, khususnya selama masa Khalifah Utsmaniyyah.


----------------------------------

Pustaka :

"Gesta Francorum, or the Deeds of the Franks and the Other Pilgrims to Jerusalem," trans. Rosalind Hill, (London: 1962), hlm. 91. tanda penegasan ditambahkan
August C. Krey, The First Crusade: The Accounts of Eye-Witnesses and Participants (Princeton & London: 1921), hlm. 261. tanda penegasan ditambahkan
Krey, The First Crusade, hlm. 262.
Armstrong, Holy War, hlm. 185. tanda penegasan ditambahkan.
David R. Blanks and Michael Frassetto (ed) Western Views of Islam in Medieval and Eearly Modern Europe, (New York, St. Martin’s Press, 1999), hal. 62-63.]
Hegemoni Kristen-Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi, Adian Husaini (GIP, Jakarta : 2006), hal. 4

Sumber :
http://www.lampuislam.org/2013/09/kekejaman-tentara-salib-kepada-umat.html