Senin, 25 Februari 2019

::: MENGHIDUPKAN SUNAH RASULULLAH SAW DENGAN MEMANJANGKAN JENGGOT :::

Islam, merupakan dienyang sempurna, di dalamnya terdapat Syariat yang Allah Ta’ala turunkan untuk kebaikan manusia secara umum.

Tidak heran, ternyata dalam ibadah yang disyariatkan mengandung kebaikan bagi jiwa dan raga manusia.

Jenggot misalnyal, berapa banyak kaum Muslimin memandang remeh memelihara jenggot. Padahal begitu banyak hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memerintahkan untuk memanjangkan jenggot.

Rosul -Shallallahu alaihi wasallam– bersabda:

Dari Ibnu Umar -Radhiyallahu ‘anhuma-, Rosul -Shallallahu alaihi wasallam- pernah bersabda: Selisihilah kaum musyrikin, biarkanlah jenggot kalian panjang, dan potong tipislah kumis kalian! (HR. Bukhori: 5892)


Dari Ibnu Umar -Radhiyallahu ‘anhuma-, Rosul -shallallahu alaihi wasallam- bersabda: Potong tipislah kumis kalian, dan  biarkanlah jenggot kalian!
(HR. Bukhori: 5893)

Dari Ibnu Umar, Rasul -shallallahu alaihi wasallam- bersabda: “Selisilah Kaum Musyrikin, potong pendeklah kumis kalian, dan sempurnakanlah jenggot kalian!”. (HR. Muslim: 259)

Dari Abu Hurairah -Radhiyallahu ‘anhu-, Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda: Potonglah kumis kalian, biarkanlah jenggot kalian, dan selisihilah Kaum Majusi. (HR. Muslim: 260)

Dari Abu Hurairah -Radhiyallahu ‘anhuma-, Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda: Potonglah kumis kalian, panjangkanlah jenggot kalian, dan selisihilah Kaum Majusi
.(HR. Muslim: 260, lihat juga Syarah Shohih Muslim karya Imam Nawawi, dan Fathul Bari Syarah Shohih Bukhori karya Ibnu Hajar hadits no: 5892).

Selain hadits di atas masih banyak lagi hadits-hadits lain yang menunjukkan perintah untuk memelihara jenggot.

Atas dasar dalil tersebut, ada ulama yang menyatakan wajibnya memelihara jenggot. Sebab dalam kaidah ushul fiqih dikatakan,

“Kata perintah (fi’il ‘amr) menunjukkan hukum (asalnya) wajib”.

Bahkan para sahabat radhiyallahu ‘anhum juga mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memanjangkan jenggot.

Jabir Radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Sungguh kami (para sahabat), diperintah untuk memanjangkan jenggot dan mencukur kumis”. (Mushonnaf  Ibnu Abi Syaibah: 26016). Dalam riwayat lain dengan redaksi: “Kami (para sahabat) membiarkan jenggot kami panjang, dan mencukur kumis” (HR. Abu Dawud: 4201). Atsar ini dihasankan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 13/410, dan di shohihkan oleh Syeikh Abdul Wahhab alu Zaid dalam kitabnya Iqomatul Hujjah fi Tarikil Mahajjah, hal: 36 dan 79).

Demikian pula para ulama salafus shalih mengungkapkan bahwa para ulama sepakat tidak boleh menggunduli jenggot.

(1) Ibnu Hazm azh-Zhahiri -rahimahullah-:

Para ulama telah sepakat, bahwa sesungguhnya menggundul jenggot termasuk tindakan mutslah, itu tidak diperbolehkan.(Marotibul Ijma’ 157)

(2) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah-:

Menggundul jenggot itu diharamkan, karena adanya hadits-hadits shohih (tentang itu), dan tidak ada seorang pun yang membolehkannya. (Ushulul Ahkam 1/37, Ikhtiyarot Syaikhil Islam Ibni Taimiyah 19)

(3) Al-Ala’i -rahimahullah-:

Sesungguhnya memangkas sebagian jenggot (hingga) lebih pendek dari genggaman tangan, sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang maroko dan para banci itu tidak ada seorang pun yang membolehkannya. Sedangkan memangkas semuanya (hingga habis), itu termasuk tindakan orang-orang Yahudi Hindia dan orang-orang Majusi A’jam. (al-Uqudud Durriyah 1/329) (Roddul Muhtar 3/398) (Fathul Qodir 2/352).

Termasuk, ulama mazhab, Imam Asy-Syafi’i -rahimahullah- melarang kaum laki-laki Muslim memotong jenggotnya.

“Menggundul rambut bukanlah kejahatan, karena adanya ibadah dengan menggundul kepala, juga karena tidak adanya rasa sakit yang berlebihan padanya. Tindakan menggundul itu, meski tidak diperbolehkan pada jenggot, namun tidak ada rasa sakit yang berlebihan padanya, juga tidak menyebabkan hilangnya rambut, karena ia tetap akan tumbuh lagi. Seandainya setelah digundul, ternyata rambut yang tumbuh kurang, atau tidak tumbuh lagi, maka ada hukumah (semacam denda/sangsi, silahkan lihat makan al-hukuumah di Al-Haawi al-Kabiir 12/301)”. (al-Umm 7/203)

Para ulama Syafi’iyah juga memahami bahwa perkataan Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah menunjukkan bahwa beliau mengharamkan menggunduli jenggot.

Ibnu Rif’ah -rohimahulloh- mengatakan: Sungguh Imam Syafi’i telah menegaskan dalam kitabnya Al-Umm, tentang haramnya menggundul jenggot. (Hasyiatul Abbadi ala Tuhfatil Muhtaj 9/376).

Manfaat Jenggot

Hari ini musuh-musuh Islam melakukan propaganda busuk agar umat Islam sejengkal demi sejengkal menjauh dari perintah Syariat Islam dan mengamalkan sunnah Rasulullah Shallallhu ‘alaihi wa sallam. Salah satunya, jengot. Mereka melabeli orang yang berjenggot lebat dengan stigma negatif, yaitu ciri-ciri teroris, penganut Islam radikal dan fundamentalis.

Padahal, jenggot adalah perintah Rasulullah sebagaimana sejumlah hadits di atas. Jenggot juga memiliki manfaat bagi seorang pria agar terlihat lebih tampan.

Al Imam Al-Ghazali berkata :

“Sesungguhnya jenggot adalah perhiasan para lelaki…dengannya terbedakan antara para lelaki dan para wanita” (Ihyaa ‘Uluum ad-Diin 2/257).

Apa yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali itu, ternyata juga diamini oleh Dokter Daniel G. Freeman, dari University of Chicago. Ia melakukan penelitian tentang nilai reproduksi jenggot laki-laki. Untuk menguji teorinya Dokter Freedman dan mahasiswa pascasarjana-nya meminta sekelompok mahasiswa tentang perasaan mereka tentang jenggot dengan memberi mereka kuesioner dan wawancara mereka. Selanjutnya dari mahasiswa pascasarjana tersebut mewawancarai tujuh perempuan tentang perasaan mereka terhadap laki-laki dengan jenggot.

Para siswa perempuan menilai sebuah wajah pria berjenggot sebagai lebih maskulin, mandiri, canggih dan matang dibandingkan dengan wajah laki-laki yang dicukur bersih.Mereka menyimpulkan dari studi bahwa jenggot meningkatkan “magnet lawan jenis” dan ke-attractive-an. Membuat pria lebih menarik di mata wanita.Kehadiran jenggot membuat seorang pria tampil lebih maskulin dengan perempuan, dan perempuan merasa lebih feminin ke arahnya.

Selain itu peneliti Barat lainnya juga membuktikan bahwa jenggot bisa menjaga kesehatan dan memperlambat penuaan pada kulit.

Sebuah studi dari University of Southern Queensland, yang diterbitkan dalam jurnal Dosimetri Perlindungan Radiasi, menemukan bahwa jenggot menghambat sinar UV 90 hingga 95 persen, berdampak positif untuk memperlambat proses penuaan dan mengurangi risiko kanker kulit. Dan bagi para penderita penyakit asma, serbuk sari dan debu-debu yang beterbangan akan terjebak dalam rambut-rambut yang tumbuh di wajah, diantaranya adalah jenggot.

Semua rambut tadi akan mempertahankan kelembaban dan melindungi wajah kita dari angin, membuat kita tampak muda dan berwajah segar. Terlebih lagi, mencukur jenggot biasanya menyebabkan rambut tumbuh ke dalam dan menyebabkan infeksi bakteri yang berujung pada munculnya jerawat.

Kemudian, bila kita perhatikan di negeri ini, seolah ada peraturan tak tertulis di lembaga, instansi atau perusahaan, yang melarang pria Muslim untuk memelihara jenggotnya. Padahal bila mereka mengerti manfaat jenggot seperti di atas, justru sebaliknya, para karyawannya -baik muslim atau non muslim- seharusnya memelihara jenggot.

Demikian pula pada institusi TNI dan Polri. Perhatikan saja, kita tidak akan menemukan seorang anggota TNI/Polri yang memiliki jenggot lebat. Adakah manfaatnya jenggot bagi para tentara?

Sebuah lembaga penelitian think-tank Pentagon, Xegis Solutions mencatat bahwa jenggot memiliki korelasi langsung dengan efektivitas peperangan.

“Kami mengambil sampel dari 100 orang tentara. Mereka terdiri dari 25 orang Pasukan Khusus yang berkualitas dan memiliki jenggot, 25 orang Pasukan Khusus yang lolos tanpa jenggot, 25 orang tentara reguler yang membiarkan jenggot mereka tumbuh guna ikut serta dalam penelitian, dan 25 orang terakhir adalahTentara biasa tanpa jenggot. Semua 100 orang sampel ini berada dalam pertempuran langsung di Afghanistan selama berlangsungnya penelitian,” terang Jonathon Burns, selaku peneliti utama.

“Xegis Solutions memiliki beberapa tim peneliti yang diikutsertakan dalam pasukan ini untuk melakukan pengamatan terhadap efektivitas tempur mereka. Hasilnya luar biasa, dari 50 tentara yang berjenggot, tidak ada yang terluka ataupun terbunuh dan mereka memiliki akurasi menembak yang jauh lebih tinggi daripada tentara yang tak berjenggot. Para prajurit yang hanya memiliki sedikit jenggot justru memiliki tingkat malfungsi senjata yang lebih tinggi (senjata menjadi macet, dan berakibat tidak gesitnya senapan dalam memuntahkan peluru). Salah satu penyebabnya adalah kotoran yang menempel pada senapan,” tambahnya.

Sementara itu, jenggot ataupun bulu pada wajah berfungsi untuk menghalangi debu dan kotoran-kotoran yang berterbangan di udara.

Alhamdulillah, sejak 14 abad yang lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat sudah lebih dahulu menyerukan pria Muslim untuk berjenggot dari para peneliti Barat.

Kemudian apabila kita melihat para mujahidin di medan jihad, semuanya memelihara jenggot. Mereka terlihat lebih wibawa dan jantan di hadapan musuh. Sehingga bisa jadi, dengan sebab sunnah memelihara jenggot inilah menjadi salah satu faktor kemenangan mujahidin.

Bahkan dikisahkan bahwa pemimpin kaum Anshar yaitu Qois bin Sa’ad tidak mempunyai jenggot, maka kaumnya sangat meng-inginkan beliau punya jenggot agar beliau terlihat lebih jantan. Maka kaumnya berkata,

“Memang Sayyid Kami Qais terkenal dengan kepahlawanan dan kedermawanannya, akan tetapi ia tidak memiliki jenggot. Demi Allah, seandainya jenggot itu bisa dibeli dengan dirham, maka kami akan belikan ia jenggot.”

Namun perlu dicatat, bahwa seorang Muslim sebaiknya meluruskan niat memanjangkan jenggot sebagai bentuk ibada, mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga artikel singkat tentang jenggot ini bermanfaat. Wallahu a’lam.[pm]


Sumber :
https://daulahislamiyahbaqiyyah.wordpress.com/2015/09/20/menghidupkan-sunah-rasulullah-saw-dengan-memanjangkan-jenggot/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar