Kamis, 27 Februari 2020

::: Yesus di China Berkulit Terang, di Afrika Yesus Berkulit Gelap :::

Yesus dianggap tuhan oleh pengikut Gereja Paulian yang sekarang menamakan diri sebagai kaum percaya atau orang Kristen. Namun ada yang lucu dan aneh.

Di Afrika, Yesus digambarkan sebagai seorang pria berkulit gelap, negrito; di China berkulit terang bagaikan orang Mongolian; di Eropa memiliki mata biru dan berkulit bule; pada gereja-geraja bangsa Indian digambarkan sebagai orang berkulit berwarna, dan sebagainya.

Mana yang benar? Berikut penampakan sosok Yesus menurut masing-masing bangsa.

[YESUS VERSI BARAT]


[YESUS VERSI JEPANG]


[YESUS VERSI KENYA]

Sumber :
http://www.eramuslim.com/peradaban/kristologi/yesus-di-china-berkulit-terang-di-afrika-yesus-berkulit-gelap.htm


::: Ketika Wudhu , Kenapa Harus Menghirup Air ? :::

Pintu masuk kotoran ke dalam tubuh, salah satunya adalah melalui lubang hidung.

Berbagai kotoran dan debu yang beterbangan dan tak terlihat oleh mata, dapat terhirup masuk ke dalam hidung. Apalagi dengan polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan bermotor.

Hal itu dapat menyebabkan kesehatan terganggu. Karena itu, sebaiknya kita senantiasa menjaga kebersihan hidung dengan cara membersihkannya menggunakan air, yaitu memasukkannya (menghirup) ke dalam hidung kemudian dikeluarkan kembali.



Dalam wudhu disunatkan menghirup air dari hidung dan dikeluarkan lewat mulut. Cara ini adalah penangkal efektif ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), TBC, dan kanker secara dini.

Dalam penelitian yang dilakukan Muhammad Salim, tentang manfaat kesehatan wudhu, dijelaskan, bahwa berwudhu dengan cara yang baik dan benar, maka tubuh seseorang akan terhindar dari segala penyakit. “Sesungguhnya cara berwudhu yang baik adalah dimulai dengan membasuh tangan lalu berkumur-kumur, kemudian mengambil air dan menghirupnya ke dalam hidung lalu mengeluarkannya. Langkah ini dilakukan sebanyak tiga kali dan seterusnya.”



Dan berdasarkan analisisnya, orang-orang yang tidak berwudhu, maka warna hidung mereka memudar dan berminyak, terdapat banyak kotoran dan debu. Ditambahkanya, rongga hidung mereka itu memiliki permukaan yang lengket dan berwarna gelap. Adapun orang-orang yang teratur dalam berwudhu, jelas Salim, permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak berdebu.

Selain itu, kata dia, jumlah kuman tampak lebih banyak terdapat pada rongga hidung orang yang tidak berwudhu, dan itu menjadi tempat pertumbuhan kuman penyakit. Kondisi tersebut, akan mempercepat pertumbuhan dan penularan kuman penyakit lainnya.

Sementara itu, orang-orang yang senantiasa mengerjakan wudhu, maka hidung mereka tampak bersih dari kuman. Bahkan, lanjut Salim, tempat pertumbuhan kuman relatif tidak ada.

Penelitian Muhammad Salim ini juga menjelaskan, bahwa orang yang berwudhu dengan memasukkan air ke dalam rongga hidungnya, kendati hanya sekali, maka hal itu dapat membersihkan hidung dari separoh penyakit.

Selanjutnya, bila memasukkan air ke dalam rongga hidung sebanyak dua kali, maka dapat menambah sepertiga kebersihan. Kemudian, jika memasukkan air sebanyak tiga kali, maka hidung benar-benar bersih dari kuman.

Dari hal yang tampaknya kecil dan bahkan disepelekan, ternyata wudhu mengandung hikmah yang sangat besar manfaatnya bagi kesehatan seseorang. Rasul SAW bersabda: “Sempurnakan wudhu, lakukan istinsyaq, yaitu memasukkan air ke dalam lubang hidung, kecuali jika kamu berpuasa.”


Secara ilmiah telah dibuktikan, besarnya manfaat yang bisa dipetik dari wudhu, terutama dalam hal membersihkan lubang hidung. Logikanya, apabila sekali berwudhu dan melakukan istinsyaq, maka hal itu dapat menjaga kebersihan hidung hingga 3-5 jam. Dan bila kotor lagi, maka dapat dibersihkan dengan wudhu berikutnya.

Lebih tegas lagi, Muhammad Salim menjelaskan, orang yang rajin berwudhu dengan melakukan istinsyaq dan istintsar (mengeluarkan air dari hidung), kemudian melanjutkannya dengan mendirikan shalat, maka hal itu dapat menghilangkan 11 kuman penyakit membahayakan yang ada di dalam lubang hidung, terutama dalam hal gangguan pernafasan, radang paru-paru, panas rumatik, penyakit rongga hidung, dan lain-lain. Sebaliknya, orang yang tidak berwudhu, akan lebih mudah terkena penyakit gangguan pernafasan.

Prof Hembing menambahkan, hidung merupakan reseptor penciuman (sel-sel olfaktoris) yang lebih peka daripada reseptor pengecap (lidah) . Disebutkan, hidung mampu membedakan lebih dari 10 ribu macam bau-bauan.

Saluran nafas atau indera penciuman terdapat di hidung pada lapisan selaput lendir. Indera ini dapat menerima rangsangan berupa bau atau oflaksi oleh sel pembau. Sel pembau mempunyai ujung-ujung berupa rambut halus, yang dihubungkan dengan urat syaraf melalui tulang saringan dan bersatu menjadi urat syaraf elfektori menuju pusat pencium bau di otak. Indera ini dapat membantu indera pengecap (lidah) menaikkan selera makan.

Dan bila seseorang terkena influenza (pilek dan flu), maka indera penciuman akan mengalami gangguan dan akan kurang mampu dalam menerima rangsangan bau. Selain itu, akan berkurang pula selera makannya.

Hembing menambahkan, hidung bisa menjadi alat penyaringan. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut yang berfungsi menyaring debu-debu yang akan masuk ke dalam hidung bersama dengan udara. Adanya indera pembau dalam rongga hidung dapat menyebabkan gas yang tidak enak baunya dan tidak berguna bagi tubuh akan dapat dihindari.


Selain itu, tambahnya, hidung juga berfungsi sebagai alat penghangatan. Adanya konka yang permukaannya banyak mempunyai kapiler darah yang menyebabkan udara masuk lewat rongga hidung akan dihangatkan.

Ia menambahkan, banyak manfaat yang dapat dipetik dari ber-istinsyaq danistintsar ini. Setiap kali orang membersihkan dan membasuh hidung, maka kuman penyakit seperti sinusitis, influenza (pilek dan flu), bronchitis, dan lainnya akan hilang. Dan faedah yang bisa diambil dari membasuh hidung ini memiliki makna ganda, yakni untuk kesehatan fisik dan kesehatan jiwa. (Dz/syafik-kerenunik).

Sumber :
http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/ketika-wudhu-kenapa-harus-menghirup-air.htm


::: BELAJAR DARI JOGOKARIYAN :::

Nama Masjid ini tidak terdengar Islami. Masjid Jogokariyan namanya. Arsitekturnya sederhana, tidak se ‘wah’ Masjid megah nan berlapis emas dengan arsitektur memukau.

Pun tak sebesar Masjid lain di perkotaan yang dihiasi ornamen-ornamen memikat. Masjid Jogokariyan memang hanya Masjid kampung yang sederhana dengan dua lantai.

Akan tetapi, soal manajemen dan kemakmuran rumah ibadah umat Islam, Masjid yang berlokasi di jalan Jogokariyan no. 36 Yogyakarta ini boleh dijadikan sebagai tempat studi banding.



Jamaah Shubuh di Masjid ini separuh dari Jamaah Jum’at! Ramai sekali. Di saat banyak Masjid yang sangat bergantung pada sumbangan warga di sekitarnya, Masjid Jogokariyan malah tidak bergantung pada infaq dan shadaqah masyarakat.

Bahkan, dengan manajemen yang profesional, keberadaan Masjid Jogokariyan justru membantu kehidupan ekonomi warga sekitar. Masjid Jogokariyan mampu menjadikan ekonomi berbasis Masjid sebagai penggerak ekonomi masyarakat.

Prinsipnya, “Jika pasar mengalahkan Masjid, maka Masjid akan mati. Jika Masjid mengalahkan pasar, maka pasar akan hidup.”



Manajemen keuangan Masjid yang berjarak sekitar 30 menit dari kampus Universitas Gajah Mada menuju Parangtritis ini memang cukup unik. Saat tak sedikit pengurus Masjid yang mengumumkan saldo infak bernilai jutaan rupiah, Masjid Jogokariyan justru selalu berupaya agar pada tiap pengumuman, saldo infak hanya setara nol rupiah.

Alasannya sederhana, saldo yang sangat besar akan menyakiti saat ada sebagian warga yang sakit namun tak bisa ke rumah sakit karena tak punya biaya, atau ada warga miskin yang tidak bisa bersekolah, dan sebagainya.

Gerakan Jamaah Mandiri

Awalnya, di tahun 2005 Masjid Jogokariyan mulai menginisiasi Gerakan Jama’ah Mandiri. Jumlah biaya operasional Masjid dihitung untuk satu tahun, kemudian dibagi 52 minggu. Angka ini kemudian dibagi lagi dengan kapasitas Masjid, maka didapatilah biaya per-tempat shalat. Angka terakhir ini kemudian disampaikan kepada para jamaah. Ternyata, kebutuhan operasional Masjid akan tertutupi jika setiap jama’ah mengeluarkan infak senilai Rp 1.500,- setiap Jumat.

DKM mengumumkan jika jamaah bersedekah RP 1.500,- itu artinya ibadah mereka tidak disubsidi oleh DKM. Tapi jika kurang dari Rp 1.500,- itu sama artinya ibadah jamaah disubsidi oleh Masjid. Gerakan Jama’ah Mandiri ini berhasil menaikkan penerimaan infak Masjid hingga 400 persen. Pelaporan akuntabilitas keuangan Masjid yang transparan menjadikan jamaah tak sungkan berinfak lebih dari Rp 1500,-.

Penerimaan dana itu tidak lantas digunakan untuk pembangunan Masjid, melainkan disalurkan melalui pengelolaan bisnis. Keuntungan bisnis tersebutlah yang pada akhirnya memberikan penghasilan bagi kemakmuran Masjid dan masyarakat sekitar. Dari bisnis itulah kemudian dibuat berbagai program kemasyarakatan untuk masyarakat sekitar Jogokariyan. Misalnya program umroh untuk empat jama’ah yang paling rajin Shalat berjama’ah di Masjid tersebut.

Satu hal yang cukup menarik, pengurus Masjid membagikan surat undangan, dengan bentuk yang benar-benar persis seperti surat undangan pernikahan, berisi ajakan untuk mendirikan shalat Shubuh di Masjid kepada setiap masyarakat di Jogokariyan. Undangan Shubuh ini dilanjutkan dengan program-program lain seperti kuliah Shubuh, hingga program sarapan gratis bagi jamaah yang Shalat Subuh dan langsung melanjutkan aktivitas di Masjid hingga tiba jam berangkat ke kantor. Sedangkan bagi anak-anak, DKM menyediakan uang jajan bagi anak-anak yang Shalat Subuh berjamaah dan melanjutkan aktivitas di Masjid sampai jam berangkat sekolah tiba.

Program ini disambut antusias oleh masyarakat Jogokariyan, sehingga jumlah jama’ah Shubuh di Masjid ini sangat ramai, mencapai setengah dari Jamaah Shalat Jumat.


Pemetaan Jamaah

Saat melakukan pelayanan dakwah kepada masyarakat, DKM Masjid Jogokariyan melakukan pemetaan yang detail sehingga mengetahui potensi dan kebutuhan, peluang dan tantangan, kekuatan dan kelemahan sebagai acuan dalam melakukan pembinaan keagamaan kepada masyarakat. DKM Jogokariyan melakukan “Sensus Masjid” sebagai data tahunan yang kemudian dikemas dalam bentuk data base bagi dakwah berbasis Masjid.

Data base ini tidak hanya mencakup nama Kepala Keluarga dan warga, pendidikan, dan pendapatan. Akan tetapi, sampai pada siapa saja di antara warga yang telah menunaikan shalat dan yang belum, yang terbiasa berjama’ah di Masjid dan yang tidak, yang sudah berkurban dan membayar zakat di Baitul Maal Masjid Jogokariyan, yang aktif mengikuti kegiatan di Masjid dan belum, nama instansi tempat bekerja, dan seterusnya.

Data ini dibuat sangat detail sehingga DKM Jogokariyan mengetahui bahwa dari 1030 KK atau setara dengan 4000-an penduduk, yang belum shalat sebanyak sekian orang. Data ini diperbaharui setiap tahun sehingga DKM bisa melihat tren perkembangan dakwah pertahun. Misalnya, pada 2010, jumlah warga yang tidak shalat sebanyak 17 orang, padahal pada tahun 2000 warga Jogokariyan yang belum shalat ada 127 orang. Dari sini, perkembangan dakwah selama 10 tahun dapat dilihat.

Data base yang diformulasikan dalam Peta Dakwah Masjid Jogokariyan itu dibuat dengan menggunakan simbol-simbol. Gambar sejumlah blok di perkampungan yang rumah-rumahnya digambarkan dalam beragam warna menunjukan tingkat keakraban kampung tersebut dengan indikator-indikator Islam: hijau, hijau muda, kuning, dan seterusnya hingga merah. Juga simbol-simbol lain yang menggambarkan detail indikator syariah pada setiap rumah dalam sebuah ‘peta dakwah’.

Dari hasil sensus itu, segala kebutuhan kegiatan di Masjid Jogokariyan juga bisa dipesan dari jamaah. DKM Masjid Jogokariyan juga berkomitmen tidak membuat Unit Usaha agar tak bersinggungan dengan jama’ah yang memiliki bisnis serupa.

Pada hal pembinaan terhadap generasi muda, program yang tidak terlewatkan adalah membangun karakter pemuda-pemudi yang tumbuh besar dan mencintai Masjid. Remaja Masjid Jogokariyan (RMJ) adalah satu organisasi remaja Muslim yang bernaung di bawah DKM Jogokariyan. RMJ ini memiliki banyak alumni dengan data yang tersusun rapi. Mereka tergabung dalam ikatan alumni Remaja Masjid Jogokariyan. Kegiatan yang dilakukan oleh remaja Masjid Jogokariyan ini cukup intensif dan terorganisasi dengan baik, termasuk keberhasilan mereka mendatangkan pembicara-pembicara mulai dari tingkat lokal hingga tingkat nasional.

Dikutip dari laman: bimasislam.kemenag.go.id/…/masjid-sebagai-pusat-peradaban-b…



Mari bangun masjid dilingkungan kita masing - masing.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi mereka pada hari tiada naungan selain naungan Allah yaitu: … -diantaranya-: “dan seorang yang terikat (hatinya) dengan masjid ketika ia keluar hingga ia kembali ke masjid …” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah t)

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. al-Jin:18)

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menuaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah:18)

Sumber :
https://id-id.facebook.com/hannykartanegara/posts/1639766992975391:0


::: Subhanallah... Masjid Unik di Jerman Seperti Planetarium :::

Ini adalah Masjid Cologne Central ?(Cologne Central Mosque) yang terletak di Venloer Str. 160, Köln, Jerman.

Subhanallah, desainnya futuristik seperti planetarium... buat neropong bintang.

Masjid ini dibangun oleh The Turkish-Islamic Union for Religious Affairs (DITIB) dengan arsitek Paul Böhm.

The mosque is flanked by two delicate-looking 55-meter-tall minarets. In addition to the prayer rooms, the community centre will encompass a library, administrative offices and rooms for training courses and seminars.








Masjid ini memiliki dua menara dengan tinggi 55 meter. Selain ruangan sholat, masjid juga dilengkapi community centre, perpustakaan, aula untuk seminar dan kursus-kursus.



Sumber:
http://www.cologne-tourism.com/attractions-culture/central-mosque.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Cologne_Central_Mosque
https://www.facebook.com/moslem.channel/posts/10154017951560680



::: Abdul Lateef Abdullah (Cendekiawan AS) : "Konsep Yesus Sebagai Manusia & Tuhan Pada Saat Yang Sama Tidak Masuk Akal !"

Assalamu’alaikum. Nama hijrahku Abdul Lateef Abdullah. Asalku dari Amerika.

Perjalananku hingga akhirnya menjadi seorang Muslim berawal saat aku masih di bangku kuliah tahun 1998.

Lahir dan besar di keluarga yang beragama Kristen Protestan, aku bukan penganut agama tersebut yang taat.

Banyak konsep yang tidak masuk akal dalam keyakinan Kristen Protestan. Misalnya saja konsep Yesus sebagai manusia dan tuhan pada saat yang sama. Lalu setiap memulai berdoa, nama Yesus selalu disebut lebih dulu. Kenapa kita tidak bisa berdoa langsung kepada Tuhan?



Banyak pertanyaan kehidupan yang tak bisa dijawab oleh keyakinan Kristen. Aku pun terus mencari konsep ketuhanan dan keyakinan yang bisa memuaskan akal dan jiwaku, bukan sekadar dogma tanpa petunjuk kebenaran apalagi pengetahuan.

Hingga akhirnya aku satu kamar kos dengan mahasiswa Yahudi. Saat itu dia ikut kelas bela diri bernama pencak silat. Setiap habis latihan, dia selalu menceritakan hal-hal menarik dan unik dari pencak silat ini. Rasa ingin tahuku pun muncul.


Satu hari aku ikut temanku ini ke tempat dia berlatih silat. Aku masih ingat tanggalnya, 28 Februari 1998 di salah satu ruang berlatih silat di kota New York. Saat itu aku sama sekali tidak menyadari bahwa ini adalah langkah awal yang akan mengantarkanku menjadi seorang Muslima.

Di situ, aku mengenal Cikgu (orang Malaysia memanggil guru) S. Pertemuan pertama itu mengantarkan aku dan temanku sekamar untuk sering bertemu dan menimba banyak ilmu dari Cikgu S. Bukan hanya silat tapi juga tentang Islam.

Selepas lulus sarjana, Cikgu mengundangku untuk tinggal di rumahnya selama musim panas. Seiring dengan keahlian silatku yang bertambah, begitu juga dengan wawasan keislamanku. Di rumah Cikgu yang ditinggalinya bersama dengan istrinya, aku melihat Islam bukan hanya teori tapi juga kehidupan sehari-hari.

Dan ini adalah hal yang tidak pernah kudapati dalam agama Kristen yang memisahkan agama dari kehidupan. Jadilah, selama tinggal dengan Cikgu, selama itu pula hidupku terpola dengan Islam sebagai ‘dien’.

Aku yang dulunya menganut pola hidup liberal dan tak peduli dengan dogma agama, harus berpikir ulang saat berhadapan dengan Islam. ‘Dogma’ yang ada dalam Islam ternyata bisa dipahami sebagai gaya hidup yang ditentukan oleh Tuhan Sang Pencipta manusia. Jadi Dia yang mencipta, Dia pula yang berhak mengaturnya. Dan itu semua demi kebaikan manusia itu sendiri.

    ...Islamlah yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Dan ketika manusia pencari tuhan dan kebenaran belum menemukan Islam, maka teruslah mencari hingga kalian menemukannya. Karena inilah jalan kebenaran menuju kebahagiaan hakiki yang sumbernya jelas yaitu ALLAH...


Sejak mula kenal dengan Cikgu, akhirnya aku mantap memutuskan untuk bersyahadat pada tanggal 30 Juli 1999. Sejak berislam inilah seluruh pertanyaan besar dalam kehidupan terjawab sudah.

Hanya Islam yang agama yang selaras dengan ilmu pengetahuan dan petunjuk kehidupan.

Hanya Islam yang menyediakan jawaban bagaimana hidup sehat dan bahagia dalam semua aspek kehidupan baik secara fisik, spiritual, mental, finansial dan sebagainya.

Hanya Islam yang memberi jawaban sangat jelas tentang tujuan hidup ini.

Dan hanya Islam yang menunjukkan jalan bagaimana sebagai manusia kita menjalani kehidupan dan berkontribusi terhadap masyarakat.

Islamlah yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Dan ketika manusia pencari tuhan dan kebenaran belum menemukan Islam, maka teruslah mencari hingga kalian menemukannya. Karena inilah jalan kebenaran menuju kebahagiaan hakiki yang sumbernya jelas yaitu ALLAH.

Sekarang, hidup terasa begitu bermakna dan teratur. Sekarang aku tahu mengapa aku diciptakan, apa yang harus kulakukan dalam hidup, kemana aku akan pergi, dan apa yang penting dalam kehidupan ini bukan hanya untukku tapi untuk semua orang.

Aku hanya berharap bagi siapa pun yang belum menemukan jalan kebenaran Islam ini, teruslah mencari. Aku harap satu ketika nanti kalian merasakan apa yang saat ini kurasakan. Alhamdulillahirabbil alamin. (riafariana/voa-islam.com)



Sumber:
http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2016/07/01/44981/kisah-mualaf-dari-amerika-pencak-silat-membawaku-pada-islam/


::: Innalillahi.. Radikalis Hindu Bakar Masjid Di India.. :::

New Delhi (SI Online) – Setidaknya dua puluh satu orang terbunuh dan ratusan terluka serta masjid dibakar saat terjadi bentrokan antara kelompok Hindu dan Muslim di New Delhi, India pada Selasa (25/2/2020).

Segerombolan orang berparade di sekitar masjid di Ashok Nagar yang terbakar. Terdengar teriakan-teriakan seperti “Jai Shri Ram” yang berarti kemenangan untuk Dewa Rama dan “Hindoun Hindustan” yang artinya tanah untuk para Hindu.



Dari rekaman video yang tersebar di Twitter, terlihat seorang dari gerombolan massa tersebut memanjat menara masjid dengan bendera India dan Hanuman di tangannya.

Sementara itu, dilaporkan oleh media setempat, The Wire, toko-toko dan pedagang kaki lima yang berada di dalam dan sekitar komplek masjid dijarah. Berdasarkan keterangan warga setempat, penjarah tersebut bukan penduduk sekitar.

Petugas pedaman kebakaran langsung meluncur ke lokasi. Warga setempat juga mengatakan polisi telah memindahkan warga muslim dari wilayah tersebut ke tempat yang lebih aman.


Insiden ini terjadi menyusul setelah adanya unjuk rasa penolakan Undang-undang (UU) kewarganegaraan baru yang dianggap telah mendiskriminasi minoritas, utamanya muslim. Di New Delhi, unjuk rasa berujung bentrokan dengan polisi.

UU Kewarganegaraan – yang oleh para kritikus katakan adalah anti-Muslim – telah memicu protes besar sejak disahkan. Beberapa penolakan telah berubah menjadi kekerasan.

Populasi Muslim di India mencapai 14% dari total jumlah penduduk negeri itu yang berjumlah 1,3 miliar. 172 juta Muslim adalah jumlah yang tidak sedikit. Sayangnya, serangan terhadap Muslim justru meningkat di negeri itu beberapa tahun terakhir sejak kekuasaan di tangan Narendra Modi.

red: adhila/dbs


Sumber :
https://suaraislam.id/gerombolan-massa-bakar-masjid-di-india-21-orang-tewas-saat-bentrokan/


::: Alhamdulillah.. Gerakan Menutup Aurat Digelar di Jakarta :::

Jakarta – Gerakan Menutup Aurat (GEMAR) digelar di Jakarta pada Ahad (16/2/2020).

Gerakan yang tergabung dari Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Jabodetabek, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Aliansi Cerahkan Negeri, Komunitas Pendaki Muslim, Young Islamic Leader, YISC Al Azhar, Ayosi, Komunitas Fotografi dan komunitas lainnya.

Tuti Alawiyah, Project Officer GEMAR 2020, menyatakan tidak mudah menjalani GEMAR 2020 tahun ini karena sempat terkendala izin keramaian. Meskipun demikian, inti acara seperti mabit, longmarch, talkshow, syar’i room tetap dapat terlaksana dengan baik.



“Jumlah peserta yang ikut mabit saja ada tiga ratus orang, kalau melihat yang hadir saat ini bisa mencapai seribu orang,” ungkap Tuti saat menjelaskan tentang perkiraan jumlah peserta dalam seluruh rangkaian GEMAR 2020.

Amalia Dian, pemateri talkshow GEMAR 2020 yang bertema “Izinkan Kami Menaati-Mu” mengatakan bahwa jilbab di Indonesia bukanlah barang baru, jilbab sudah ada sebelum zaman kemerdekaan bahkan banyak pejuang perempuan menggunakan jilbab.


“Tapi banyak fakta sejarah yang ditutupi sehingga banyak orang yang mau menutup aurat merasa inferior, khususnya perempuan yang ingin menggunakan jilbab. Bahkan banyak pandangan masyarakat yang mengatakan bahwa perempuan berjilbab tidak mencintai nusantara, perempuan disuruh memilih antara mau berjilbab atau mencintai nusantara, padahal tidak seperti itu,” ungkap perempuan yang menjabat sebagai Koordinator Pusat Gerakan Nasional Peduli Jilbab tersebut.

“Selain itu, kita juga membahas mengenai manfaat berhijab dan mengapa perempuan wajib berhijab. Di sesi syar’i room kita juga mengajak perempuan untuk mencoba menggunakan hijab syar’i, ini merupakan inisiatif kami karena kami tak hanya ingin mengajak tapi juga memberikan saudari kami hijab dan hijab tersebut adalah tanda cinta kami,” lanjut Amalia.

Amalia berharap GEMAR dapat diselenggarakan setiap tahun sebagai bentuk syi’ar kepada perempuan muslim terhadap kewajiban berjilbab karena banyak perempuan yang belum berjilbab bukan karena tidak mau melainkan belum merasakan kenyamanannya, “Kami juga berharap tahun depan GEMAR bisa diselenggarakan di sekolah-sekolah, di kampus-kampus dan juga di instansi pemerintahan,” pungkasnya.

red: adhila



Sumber :
https://suaraislam.id/gerakan-menutup-aurat-digelar-di-jakarta/


::: Kapan Anak Perempuan Wajib Berjilbab ? :::

Islam mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat.

Aurat laki-laki dari pusar sampai lutut, sementara aurat perempuan menurut sebagian ulama adalah seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan. Aurat perempuan dalam fikih memang lebih banyak ketimbang laki-laki.

Kewajiban menutup aurat ini tentu dibebankan kepada mukallaf, yaitu orang baligh dan berakal. Ketika seorang sudah mukallaf diwajibkan untuk menutup aurat dan menjalankan seluruh kewajiban agama. Tidak ada kewajiban menutup aurat bagi anak kecil ataupun orang gila.



Meskipun demikian, orang tua harus tetap mengajarkan dan mendidik anaknya agar terbiasa menggunakan pakaian yang menutup aurat, sehingga ketika dewasa nanti sudah terbiasa melakukannya dan tidak terpaksa.

Syaikh Ali al-Shabuni dalam Rawa’iul Bayan menjelaskan, orang tua dianjurkan untuk mendidik anaknya agar menutup aurat, khususnya perempuan, pada saat mereka berumur sepuluh tahun. Ketika umur anak sudah sepuluh tahun mintalah mereka untuk berhijab dan menutup auratnya.


Menurut Saya, anjuran berhijab bagi anak sepuluh tahun ini tentu bukan kewajiban, tetapi hanya untuk mendidik saja agar ketika dewasa kelak terbiasa menggunakannya. Anjuran ini dianalogikan dengan shalat. Batasan aurat anak kecil laki-laki dan perempuan tidak disebutkan dalam dalil-dalil Al-Qur’an dan Sunnah secara tegas. Namun pembahasan hal ini dilandasi firman Allah Ta’ala:

أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ

“atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.” (QS. An Nuur: 31)

dan hadits,

مروا أولادكم بالصلاة وهم أبناء سبع.

“perintahkan anak-anak kalian untuk shalat ketika berusia tujuh tahun.”

Atas dasar ini, maka nampaknya yang paling mendekati kebenaran adalah pendapat Mazhab Hambali mengenai batasan aurat anak kecil, dan rinciannya sebagaimana dipaparkan dalam Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah,

لا عورة للصغير الذي لم يبلغ سبع سنين فيباح النظر إليه ومس جميع بدنه، وابن سبع إلى عشر عورته الفرجان فقط، في الصلاة وخارجها، وبنت سبع إلى عشر عورتها في الصلاة ما بين السرة والركبة ويستحب لها الاستتار وستر الرأس كالبالغة احتياطا، وأمام الأجانب عورتها جميع بدنها إلا الوجه والرقبة والرأس واليدين إلى المرفقين والساق والقدم وبنت عشر كالكبيرة تماما. انتهى.

“Tidak ada aurat bagi anak kecil yang belum berusia 7 tahun, maka boleh dilihat dan dipegang seluruh bagian badannya. Dan anak kecil laki-laki usia 7 sampai 10 tahun, auratnya adalah kemaluannya saja. Baik dalam shalat maupun di luar shalat. Adapun anak kecil perempuan usia 7 sampai 10 tahun auratnya dalam shalat adalah antara pusar hingga lutut. Dan dianjurkan baginya untuk menutup seluruh aurat dan memakai jilbab sebagaimana wanita baligh, dalam rangka ihthiyath (berhati-hati). Adapun auratnya (anak kecil wanita 7-10 tahun) di depan lelaki ajnabi (yang bukan mahramnya) adalah seluruh badannya, termasuk kecuali kepala, leher, kedua tangan hingga siku, betis, dan kaki. Dan anak perempuan usia 10 tahun auratnya sama sebagaimana wanita dewasa.”


Orang tua dianjurkan menyuruh anaknya untuk shalat ketika berumur tujuh tahun. Kalau sudah sepuluh tahun tidak shalat dibolehkan memukulnya. Tentu maksud memukul di sini bukan dengan pukulan keras ataupun menyakiti, tetapi pukulan kasih sayang dan tidak menyakitkan.

(Anita Ramadhani)

Sumber :
https://suaraislam.id/kapan-anak-perempuan-wajib-berjilbab/


Selasa, 25 Februari 2020

::: TERNYATA DI SURGANYA KRISTEN ADA PERANG ANTARA MALAIKAT DENGAN NAGA ! LUAR BIASA ! :::

"Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya,"
"tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga." wahyu 12:7-8


DI SURGANYA KRISTEN KOK ADA PERANG...... Entah gimana caranya penghuni surga karangan kristen ini akan berbagi kavling di sana belum lagi di sana di ramalkan akan terjadi peperangan antara malaikat mikael dan malaikat malaikatnya melawan naga beserta malaikat malaikatnya, tersirat dalam wahyu 12:7-8








::: Allahu Akbar ! Joaram Van Klave, Politikus Anti-Islam Belanda Itu Kini Mualaf :::

Seorang mantan politikus Belanda yang sebelumnya anti-Islam, Joaram Van Klaveren memutuskan memeluk Islam. Ia mengumumkan keputusannya menjadi mualaf, Senin (4/2).

Klaveren mengungkapkan keputusannya berpindah keyakinan setelah kerap kali mengkritik Islam, terutama dengan menulis buku tentang Islam.

“Selama tulisan itu, saya menemukan semakin banyak hal yang membuat pandangan saya tentang Islam berubah,” kata Klaveren dalam sebuah siaran radio seperti dilansir Politico.eu pada Selasa (5/2).



Klaveren pernah menjadi seorang anggota parlemen Belanda dari Partai Kebebasan (PBB) pada 2010 hingga 2014. Ia kemudian meninggalkan PVV dan mendirikan partai baru, For Netherlands.

Namun, partai barunya itu gagal memenangkan kursi dalam pemilu 2017. Setelah itu, Klaveren pun memutuskan gantung sepatu dari dunia politik praktis.

Ketika masih menjadi politikus PVV, Klaveren dikenal sebagai kritikus yang begitu keras terhadap Islam. Bahkan dirinya mengatakan Islam adalah dusta dan Alquran adalah racun.


Dalam pernyataannya di sebuah surat kabar, Klaveren justru membeberkan alasannya yang selalu mengkritik keras Islam. Klaveren mengatakan aksinya mengkritik Islam adalah kebijakan partai PVV, di mana segala hal yang salah harus dikaitkan dengan Islam dengan cara apa pun.

Namun sebelum Klaveren, seorang mantan pejabat PVV lainnya, Arnoud van Doorn sudah terlebih dulu memutuskan masuk Islam. Melalui media sosialnya, Van Doorn pun mengucapkan selamat pada Klaveren atas keputusannya menjadi mualaf.

“Tak pernah terpikirkan PVV akan menjadi tempat berkembang biak bagi orang-orang yang insaf,” kata Van Doorn.


Sumber :
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/19/02/05/pmffgz366-politikus-antiislam-belanda-itu-kini-mualaf


::: Maria Clara Castellar : "Menemukan Tuhan Yang Sejati Dalam Islam.." :::

Berada di lingkungan konservatif yang taat, tak otomatis membuat Maria Clara Castellar menemukan hakikat kedamaian, bahkan keberadaan tuhan.

Castellar tergolong gadis yang taat. Saat usia 21 tahun, ia masih rajin ke geraja dan membantu sekolah Katolik selama enam tahun.

Tentu saja tujuannya untuk menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Tapi, selama itu pula ia tidak bisa merasakan sesuatu yang lebih. “Saya mengakui bahwa saya benar-benar hilang,” kata Castellar, seperti dilansir dari Ifoundislam.net.



Kekosongan hati inilah yang mendorong Castellar untuk menemukan Tuhan sejati. Entah bagaimana dan tak tahu mengapa, ia merasa tertarik mengenal lebih jauh Islam. Castellar pun akhirnya memutuskan untuk mempelajari agama ini di sekolah.

Ia mengambil kelas studi Islam yang diajar oleh guru favoritnya. Sedikit demi sedikit, lembaran demi lembaran, ia membaca perlahan, kemudian tertegun risalah samawi ini begitu indah. Islam agama yang damai dan cinta perdamaian.

Agama yang membawa manusia kepada Tuhan, cinta, dan kebahagiaan. Ketika mempelajari Islam, Castellar mengaku dirinya menemukan banyak jawaban atas pertanyaannya selama bertahun-tahun. “Saya sedang mencari Tuhan dalam hidup saya. Saya mencari Islam,” ujarnya.


Pelajaran agama di sekolah menjadi modal awal dalam jenjang perkenalannya dengan Islam. Tetapi, ketika itu ia masih belum bersentuhan dengan hidayah, sekadar merasa takjub dan tertarik. Pencarian hidayahnya pun berlanjut. 

Suatu hari, temannya, Camila Merlano, menawarkan pekerjaan relawan di negara lain. Saat sesi wawancara, ia memilih Mesir sebagai negara tujuannya menjadi sukarelawan. Ia menghubungi seseorang di Mesir yang mengerti soal pekerjaan tersebut.

Ia menemukan seorang pria yang bekerja di sebuah organisasi kerelawanan. Pria itu menawarkan bantuan kepada Castellar. Teman Mesir itu menjanjikan kepadanya bisa mendapatkan pekerjaan kerelawanan.

Sayangnya, ibu Castellar tidak mengizinkan jika dirinya memilih Mesir sebagai negara tujuan untuk misi mulianya itu. Castellar mengalihkan destinasi ke negara lain, yakni Brasil.

Persahabatannya dengan pria Mesir tersebut tak lantas berakhir. Keduanya mulai membicarakan kehidupan sehari-hari. Pria itu juga memperkenalkan banyak hal baru tentang Islam kepada Castellar. Bukan hanya sebagai subjek pembelajaran seperti di sekolah, melainkan Islam sesungguhnya.

Setelah itu, Castellar memutuskan untuk membaca segala sesuatu tentang Islam. Bahkan, ia memilih mengambil tema yang berhubungan dengan Islam untuk menyelesaikan tugas akhirnya di sekolah. Ibunya juga membelikan banyak buku tentang Nabi Muhammad SAW dan yang paling penting Alquran pertamanya.

Ia juga berkonsultasi dengan pembimbingnya yang banyak mengirim materi Islam. Guru pembimbingnya juga merekomendasikan sebuah buku berjudul The Girls of Riyadh. “Aku punya banyak informasi, tapi ada sesuatu yang masih hilang,” ujar Castellar.


Setelah menyelesaikan tugas akhirnya, pada 2013 ia ingin belajar bahasa Inggris dan Prancis. Castellar dan temannya memilih Kanada sebagai tempat belajar. Sayangnya, kedutaan besar tidak memberi izin kepada Castellar untuk pergi. Ia sangat benci hal tersebut, namun ibunya saat itu berkata, “Tenang. Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Tuhan yang tahu.”

Akhirnya Castellar memilih Amerika Serikat meski ia kurang suka datang ke sana. Ia belajar di Irvine. Belajar di Irvine bukan kemauan Castellar, melainkan ibunya yang menginginkan. Ibunya memilih Irvine karena kota itu paling dekat dengan Huntington Beach. “Lokasi tempat aku tinggal,” katanya.

Pada 25 Februari 2013 Castellar memulai kelas barunya di Kaplan International College, Irvine, Amerika Serikat. Di sana, ia bertemu banyak pelajar Muslim dan non-Muslim.

Dalam sebuah kesempatan pada akhir pekan, ia pergi ke sebuah kota di California, dekat dengan Huntington Beach, hanya sekadar untuk menikmati liburan akhir pekan.

Di sebuah pasar, Castellar melihat empat Muslim tengah berdakwah. Mereka menyebarkan informasi berupa buku dan selebaran ihwal Islam. “Saya percaya bahwa itu merupakan tanda dari Allah,” ujar Castellar.

Sebenarnya, tebersit di benaknya, tak ingin belajar Islam lagi di Irvine. Sampai akhirnya Catellar bertemu dengan seseorang yang cantik yang membuatnya kembali antusias dengan Islam. Wanita itu mengajari beragam hal baru tentang Islam. Akhirnya, magnet hidayah itu begitu kuat.

Tanggal 28 Mei 2013, Castellar benar-benar kembali belajar Islam. Setelah beberapa hari ia berdiskusi dengan wanita tersebut, Castellar mengatakan dirinya yakin untuk mengucap dua kalimat syahadat. Wanita itu dan suaminya membawa Castellar ke sebuah masjid.

Dengan bimbingan keluarga Muslim tersebut Castellar berikrar syahadat. “ia dan suaminya mengucapkan selamat kepadaku. Kami merayakan dengan beberapa makanan Arab,” katanya mengenang momentum itu.


Sesampainya di rumah, Castellar mengambil mandi panjang. Ia menangis karena dirinya tahu hidupnya telah berubah. Ia sadar, Tuhan membawanya ke Irvine karena takdir.

Castellar merasa bersalah karena sejak awal tidak percaya pada takdir yang digariskan oleh-Nya. Tuhan memberinya kesempatan merasa hidup lagi, merasa dilahirkan dan benar-benar lahir kembali.

Sang ibu pun menjadi orang yang pertama mendapat kabar keislamannya itu.  Keputusannya tersebut didukung sepenuhnya oleh sang ibu. Awalnya, Castellar tidak memahami ucapan selamat yang diberikan ibunya. Namun, akhirnya ia mengerti ibunya senang kalau Castellar menemukan Tuhan dalam hatinya.   

Ia pun merasa sangat bahagia dengan kehidupan barunya. Keluarga yang mendukungnya, saudara-saudara baru, dan Islam telah melengkapi kehidupann Castellar.

Castellar sekarang adalah Muslimah. Tidak peduli apa yang orang katakan tentang keputusannya itu. Dan yang paling penting baginya, ia memiliki Tuhan dalam hati. Islam bukanlah agama teroris. Bukan pula sesuatu yang buruk. Islam merupakan agamanya dan risalah Allah SWT yang suci.

Sumber :
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/18/12/19/pjzh6n313-castellar-sekarang-adalah-muslimah



Selasa, 18 Februari 2020

::: JILBAB ADALAH KEWAJIBAN BAGI MUSLIMAH.. INI AYATNYA.. :::

Allah Ta’ala berfirman :
.
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
.
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menjulurkan khimar kedadanya…” (QS. An Nuur: 31)
.
وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
.
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya” (QS. An Nur: 31)
.
Yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan, inilah tafsiran dari Ibnu ‘Abbas dan ‘Aisyah.” (Mughnil Muhtaj, 1: 286)





Jumat, 14 Februari 2020

::: Keutamaan Adzan dan Pahala Bagi Para Muadzin :::

Dari Abdurrahman bin Abu Sha'sha'ah —dia dalam asuhan Abu Said— ia berkata: Abu Said berkata kepadaku, "Apabila kamu mengumandangkan adzan di pedesaan, maka keraskanlah suaramu. Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada jin, manusia, pohon dan batu yang mendengarnya, melainkan akan menjadi saksi baginya'. " (H.R. Shahih Ibnu Majah dan Bukhari)

Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, 'Seorang muadzin akan diampuni dosanya sejauh suaranya, dan setiap yang basah dan kering akan memintakan ampunan baginya. Yang melaksanakan shalat berjamaah, maka baginya akan ditulis dua puluh lima kebaikan dan dihapuskan dosa-dosanya di antara waktu shalat'. (H.R. Shahih Ibnu Majah) " Hasan-Shahih: Al Misykah (667), Shahih Abu Daud (528).



Dari Muawiyah bin Abu Sufyan, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Para muadzin adalah manusia yang paling panjang lehernya di hari Kiamat'. " H.R. Shahih Ibnu Majah dan Shahih: Muslim.

Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengumandangkan adzan selama dua belas tahun, maka wajib baginya surga, serta ditulis baginya setiap hari enam puluh kebaikan dengan adzannya itu dan pada setiap iqamat, tiga puluh kebaikan." H.R. Shahih Ibnu Majah) Shahih: Al Misykah (678), Ash-Shahihah (42), Shahih At-Targib (242).

Orang yang beradzan (muadzin) memiliki keutamaan yang sangat mulia di sisi Allah Azza wa Jalla, hal ini berdasarkan keterangan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits-haditsnya yang shahih. Di antara keutamaan muadzin adalah:
1. Seluruh makhluk yang mendengar adzan akan menjadi saksi pada hari kiamat.
2. Muadzin akan dipanjangkan lehernya [1] nanti pada hari kiamat.
3. Syetan lari terbirit-birit mendengar suara adzan dan iqamat.
4. Muadzin akan diampuni dosa-dosanya.
5. Muadzin akan mendapat pahala dari seluruh jama’ah yang hadir di masjid tersebut.
6. Muadzin akan mendapat balasan surga dan dijauhkan dari api neraka


____________________

[1] Para ulama berselisih paham dalam memaknakan lafazh “panjang lehernya”,
a) Sebagian ulama memaknai sesuai dhahirnya, bahwa pada hari kiamat para muadzin lehernya paling panjang di antara makhluk Allah yang lain (secara hakiki).
b) Sebagian lagi mengatakan bahwa tatkala manusia berkeringat dan tergenang dalam keringatnya, di antara mereka ada yang keringatnya sampai mata kaki, pinggang, mulut, bahkan sebagian lagi tenggelam dalam keringatnya, maka di saat itulah Allah selamatkan para muadzin dengan dipanjangkan lehernya sehingga mereka tidak ditimpa madlarat sedikitpun.
c) Sebagian lagi mengatakan bahwa para muadzin paling banyak pengikutnya pada hari kiamat.
d) Sebagian lagi mengatakan bahwa para muadzin paling banyak mendapat pahala pada hari kiamat.
e) Sebagian lagi mengatakan bahwa para muadzin termasuk golongan yang paling mulia kedudukannya di akhirat nanti.

Kriteria Seorang Muadzin

Seorang muadzin hendaknya memiliki sifat-sifat berikut:
1. Muslim dan berakal.
Para ulama menyebutkan bahwa di antara syarat sahnya adzan adalah Islam dan berakal. Sehingga tidak sah adzannya orang kafir atau orang gila. Dalil yang menunjukkan tentang masalah ini adalah firman Allah:
“Dan kalaulah mereka berbuat syirik niscaya gugurlah amalan mereka semuanya.” (Al An’am: 88)
Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Terangkat pena (pencatat amal) dari tiga jenis manusia. Anak kecil sampai baligh, orang yang tertidur hingga dia bangun dan orang gila sampai dia sadar.” (HR. Ahmad dan Ash-habus Sunan)

2. Baik agamanya.
Hendaklah muadzin bersifat adil. Adapun jika muadzin adalah orang yang menampakkan kemunafikan maka para ulama berbeda pendapat. Pendapat yang rajih adalah yang menyatakan sahnya. Namun jika ada orang yang adil maka tentunya orang tersebut yang diutamakan.
Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman jika datang kepada kalian orang fasiq membawa berita maka hendaklah dia memeriksa dengan teliti.” (Al Hujurat: 6)
Dan dalam riwayat lain dengan lafadz “ujilah kebenaran beritanya”.

3. Baligh.
Syarat yang ketiga, hendaknya muadzin telah baligh. Namun bila keadaan terpaksa, adzan anak kecil yang belum baligh tetap dinilai sah. Pernah terjadi di zaman Nabi, seorang shahabat bernama Amr bin Abu Salamah Al Jurmy menjadi imam pada suatu kaum sementara umurnya baru 6 tahun. Bila anak kecil sah menjadi imam maka sudah selayaknya sah pula untuk jadi muadzin. Begitupun Anas bin Malik tidak mengingkari adzannya anak kecil.

4. Memiliki sifat amanah.
Hendaknya muadzin adalah seorang yang amanah/bisa dipercaya, sebab adzan berkaitan dengan waktu sholat. Adzannya orang yang tidak amanah sulit dipercaya, apakah tepat waktunya atau tidak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Imam adalah penanggung jawab sedangkan muadzin adalah orang yang bisa dipercaya…” (HR. Ahmad (6872), dll dari Abu Hurairah)

5. Bersuara lantang dan bagus.
Hendaknya suara muadzin itu bersuara lantang dan bagus. Demikianlah yang dituntunkan oleh Nabi. Sebagaimana perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Abdullah bin Zaid:
“Lakukanlah bersama Bilal, ajarkan kepadanya apa yang kamu lihat dalam mimpimu. Dan hendaklah dia beradzan karena dia lebih tinggi dan bagus suaranya dari kamu.” (HR. Tirmidzi (174) dan Ibnu Majah (698) dari Abdullah bin Zaid)
Dan juga sabda beliau:
“Jika kalian adzan, angkatlah suara kalian karena tidaklah ada makhluk Allah yang mendengar adzan kalian, baik jin, manusia, atau apa saja kecuali masing-masing mereka akan menjadi saksi pada hari kiamat.” (HR. Bukhari (574) dari Abu Said Al Khudri)



Mana yang diutamakan, suara keras atau bagus?

Sebagaimana dibahas pada bab sebelumnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memilih Bilal untuk melakukan adzan, padahal yang melihat dalam mimpi adalah Abdullah bin Zaid dan Umar bin Al Khaththab yang tentunya mereka lebih tahu caranya daripada Bilal. Adapun tentang suara, maka suara Umar juga keras/lantang.

Namun demikian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memilih Bilal daripada Umar. Ini menunjukkan bahwa suara Bilal disamping jeras juga lebih merdu dibandingkan keduanya sebagaimana dalam hadits:
“Sesungguhnya dia (Bilal) lebih lantang dan merdu suaranya dibandingkan engkau (Abdullah bin
Zaid).” (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Zaid)

Berdasarkan hadits ini maka disimpulkan bahwa suara yang bagus lebih diutamakan daripada suara yang keras. Jika dua orang sama-sama memiliki suara bagus dan keras maka yang diutamakan adalah yang paling mengerti waktu-waktu shalat, dan begitu seterusnya.

Bolehkah muadzin meminta upah dari pekerjaannya?

Hendaknya bagi muadzin tidak mengambil upah dalam beradzan, karena Allah menjanjikan pahala besar bagi seorang muadzin. Bahkan secara tegas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Jadikan muadzin yang tidak mengambil upah dalam adzannya.” (HR. Abu Dawud (447) dari Utsman bin Abil Ash)

Sebab bila tujuan dari adzan bukan untuk Allah dan hanya mengharapkan dunia semata, maka selain tidak mendapat pahala, orang tersebut akan mendapat siksa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan amalan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang di akhirat tidak akan memperoleh apa-apa kecuali neraka dan lenyaplah semua yang mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang mereka usahakan.” (Hud: 15-16)

Itulah balasan orang yang tujuannya hanya mencari dunia tanpa mengharap pahala di akhirat.
Adapun seorang muadzin yang melakukan adzannya dengan ikhlas untuk Allah namun di lain sisi ia juga meminta upah dari adzannya maka hal ini diperbolehkan.

Sebagaimana hal ini dinukilkan oleh Ibnu Qudamah. Demikian pula pendapat Imam Malik, Imam Asy Syafi’i, dan lain-lain.
Terlebih jika dalam negara tersebut terdapat Baitul Mal seperti Saudi, Emirat, Kuwait dll. Negara-negara tersebut menggaji para muadzin, dan tidak ada ulama yang mengingkarinya. Wallahu a’lam.



Ketentuan dan Tata Cara Adzan

Seorang muadzin hendaknya memperhatikan perkara-perkara berikut:
1. Suci dari hadats besar dan kecil.
Sudah selayaknya seorang muadzin dalam keadaan suci dari hadats besar maupun kecil. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang gemar bertaubat dan mensucikan diri.” (Al Baqarah: 222)
Dan dalam hadits disebutkan:
“Suatu hari aku (bilal) berwudlu kemudian aku berdiri untuk melakukan adzan shalat.” (HR. Abu Dawud, hasan shahih)
Syaikh Yahya bin Ali Al Hajuri menyatakan bahwa hadits ini menunjukkan disyariatkannya wudlu ketika hendak adzan. Bila terpaksa dilakukan dalam keadaan junub maka hukumnya makruh namun adzannya tetap sah.

2. Adzan dengan berdiri.
Disunnahkan bagi seorang muadzin untuk adzan denan berdiri. Sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Berdirilah wahai Bilal kemudian serukanlah adzan untuk shalat.” (HR. Tirmidzi (175) dari Abdullah bin Zaid)
Sebagian ulama mengatakan bahwa kata “Qum” (berdirilah) adalah perintah untuk menunaikan adzan dan bukan perintah untuk berdiri. Maka para ulama mengatakan bahwa disunnahkan bagi muadzin untuk berdiri tapi jika ia melakukan dengan duduk maka adzannya sah.

3. Menghadap kiblat.
Disunnahkan pula bagi orang yang adzan untuk menghadap kiblat. Ibnul Mundzir telah menukilkan ijma’ dalam hal ini. Dan amalan para ulama salaf, ketika mereka membaca Qur’an, bermajelis ta’lim, muraja’ah hadits, dzikir dan sebagainya mereka enggan untuk menghadap selain arah kiblat.
Arah kiblat mempunyai keutamaan, oleh karenanya kita dilarang untuk meludah ke arah kiblat waktu shalat sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Jika kalian dalam keadaan shalat maka janganlah kalian meludah ke arah kiblat.” (HR. Abu Dawud (404) dari Thariq bin Abdillah Al Muhariby)
Sehingga kaum muslimin hendaknya pun melakukan dzikir kepada Allah menghadap kiblat begitu pun tatkala menyerukan adzan yang merupakan syariat yang mulia.
Namun menghadap kiblat bukanlah syarat sahnya adzan, sehingga adzan tetap dinilai sah meskipun muadzin tidak menghadap arah kiblat.

4. Adzan di tempat yang tinggi.
Disunnahkan pula untuk adzan di tempat yang tinggi sesuai dengan hadits yang diriwayatkan dari seorang wanita Bani Najjar ia berkata:
“Adalah rumahku paling tinggi di antara rumah-rumah yang berada di sekeliling masjid. Dan waktu itu Bilal beradzan subuh. Dia datang waktu sahur kemudian duduk di atas rumah untuk melihat fajar. Kalau dia sudah melihat maka dia berjalan untuk beradzan.” (HR. Abu Dawud 435)
Tujuan adzan di tempat tinggi adalah agar suaranya bisa terdengar di segala penjuru. Namun dengan kemajuan teknologi, kini suara adzan bisa dikuatkan dengan mikrofon sehingga suara lebih keras dan menjangkau berbagai penjuru. Adzan yang semacam ini sah. Dan tidak ada ulama zaman ini yang mengingkari hal tersebut seperti Asy Syaikh Ibnu Baz, Asy Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’y, Asy Syaikh Ibnu Utsaimin, Asy Syaikh Rabi’ bin Hadi dan sebagainya.

5. Memperhatikan tajwid.
Seorang muadzin hendaknya memperlambat bacaan adzan dan mempercepat bacaan iqamah. Dan hendaknya pula seorang muadzin benar-benar menguasai ilmu tajwid. Menerapkan tajwid dalam adzan adalah kewajiban sebagaimana dalam bacaan Al Qur’an. Hanya saja ukuran panjang dari mad far’i (Mad Ja’iz Munfashil) pada bacaan adzan ada ketentuan tersendiri. Para ulama berbeda pendapat. Ada yang menyatakan bahwa yang afdhal adalah 10 harakat atau 14 harakat. Ada pula yang berpendapat bahwa yang lebih utama adalah mengikuti kaidah tajwid yaitu sekitar 6 harakat. Wallahu a’lam.

6. Meletakkan jari-jari di telinga ketika adzan.
Salah satu cara agar suara adzan bisa keras dan bagus adalah dengan memasukkan jari ke lubang telinga. Jumhur ulama mengatakan sunnah bagi muadzin untuk meletakkan jari tangannya ke dalam dua lubang telinganya ketika adzan. Sesuai dengan sabda hadits berikut:
Dari Abu Juhaifah ia berkata, “Aku melihat Bilal adzan dan aku ikuti bibirnya ke arah sini dan ke arah situ dan jari tangannya berada di dalam kedua lubang telinganya.” (HR. Bukhari (598), Muslim (777) dari Abu Juhaifah)

7. Menengok ke kanan dan ke kiri ketika haya’alatain.
Disunnahkan bagi muadzin ketika mengucapkan haya’alatain untuk menengok ke kanan dan kiri tanpa diikuti badannya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Saya berusaha mengikuti bibirnya, mengucapkan ke kanan dan kiri hayya ‘alash shalah – hayya ‘alal falaah.” (HR. Bukhari Muslim dari Abu Juhaifah)

Disebutkan oleh Asy-Syaikh Al-’Utsaimin dalam Asy Syarhul Mumti’, “Tidak sepantasnya bagi muadzin setelah mengucapkan hayya’alatain baru menengok. Ini tidak ada asalnya. Demikian pula ketika salam dalam shalat. Jika ia lupa menengok ke kanan atau ke kiri karema lupa atau tidak tahu hukumnya maka adzannya sah dan bagi yang sudah tahu hendaklah dia mengamalkannya.
Wallahu a’lam bish-shawab.



[Diambil dengan diringkas dari buku "Adzan Keutamaan, Ketentuan dan 100 Kesalahannya" karya Al Ustadz Abu Hazim Muhsin bin Muhammad Bashori, penerbit: Daarul Atsar, hal. 17-18, 21-23, 49-59, dan 74-76]
Wallahu a’lam.

Sumber : FB



::: Waspadalah ...!!! Jangan Ada Syiah Diantara Kita... :::

Iraq dan Suriah menjadi bukti nyata kekejaman syiah terhadap umat islam, disana banyak umat islam yang dibantai, disiksa, dipenjara, diperkosa, dibunuh, diusir, rumah mereka dihancurkan, harta mereka dirampas,...

Sekarang hal yang sama merembet ke Lebanon,... jangan sampai Indonesia menjadi giliran berikutnya... waspadalah..

Para ulama besar panutan umat dari 4 madzhab (syafi'i, hambali, maliki, hanafi) pun telah memperingatkan kesesatan syiah (rafidhoh) sejak zaman dahulu kala. Para ulama yang menyatakan kesesatan syiah misalnya; Imam Syafi'i, Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Ghazali, bahkan sampai pendiri NU KH Hasyim Asyari..



Kekejaman syiah ini benar-benar luar biasa, sehingga orang-orang yang mengetahuinya mengatakan bahwa syiah lebih kejam dibandingkan yahudi dan nasrani. Perbandingan antara sikap yahudi terhadap palestina dibandingkan sikap syiah terhadap umat islam di suriah, lebanon, irak, dan iran adalah buktinya.

Selain itu, syiah juga lebih berbahaya daripada Yahudi/nasrani. Karena syiah adalah musuh dalam selimut, duri dalam daging, api dalam sekam, menggunting dalam lipatan, sehingga mudah menikam umat islam dari belakang tanpa disadari. Musuh dari dalam lebih berbahaya daripada musuh dari luar.

Umat islam yang awam pun tahu kalau yahudi dan nasrani adalah musuh dan kafir, sedangkan terhadap syiah belum tentu tahu karena syiah suka menyamar dan bersandiwara, sehingga bagaikan serigala berbulu domba atau musang berbulu ayam.

Bagi penganut madzhab syafii tentu harus yakin bahwa syiah sesat, karena Imam Syafii dan imam Ghozali telah menyatakan kesesatan syiah, begitu juga ulama2 syafi'i lainnya. Demikian juga para ulama dari madzhab lain pun menyatakan kesesatan syiah.



Silahkan buka:
http://www.konsultasisyariah.com/penindasan-kaum-wanita-oleh-syiah-di-suriah/
http://www.an-najah.net/uncategorized/di-damaskus-terjadi-37000-pemerkosaan-oleh-tentara-dan-milisi-syiah/

Untuk mengetahui kesesatan syiah silahkan buka:
http://www.facebook.com/pages/Dukung-MUI-Keluarkan-Fatwa-Syiah-Sesat-Dan-Haram-Di-Indonesia/221268711229604
http://www.facebook.com/pages/Inilah-Bukti-Kesesatan-Syiah/207344386039704

http://www.facebook.com/Syria.Care.Indonesia
http://www.facebook.com/syria.care (bahasa melayu)
http://www.facebook.com/Malaysia.Syria
http://www.facebook.com/muh.nurhuda1 (ustadz abu sa'ad muhammad nurhuda)
http://www.lppimakassar.com/
www.gensyiah.com
www.videosyiah.com

# cara bergaul dan bermuamalah dengan teman yang beragama syiah:
http://muslimafiyah.com/1312.html
http://muslim.or.id/tag/syiah

Sumber :
www.bumisyam.com


::: Kisah Keajaiban Sedekah : "Masya Allah.. Membuang Rp1 Juta Mendapat Rp37 Milyar !" :::

Tak salah bila PT. Diana, Sidoarjo, diminta untuk melayani catering bagi petugas lapangan dan pengungsi akibat mud flow Lapindo senilai Rp37 miliar setahun.

Namun, di luar pertimbangan bisnis, ada invisible band yang menentukan deal mereka. Itulah takdir Ilahi!

“Tanpa bantuan Allah Swt, mustahil kami me4ndapatkan rezeki yang sangat besar sehingga mengubah drastic usaha kami ini,” ucap Imam Syafei, pemilik PT. Diana. “Inilah berkah dari sedekah,” lanjut suami dari Diana dan bapak dari Kurnia Adi Prakoso.



Imam Syafei bertutur, pada 2006, ia dan istri tinggal memiliki uang Rp 1 juta. Saat itu, usaha catering “Diana” milik mereka baru merangkak. Di waktu yang sama, rumah petak kontrakan yang mereka tempati sudah habis masa sewanya.

Demi membesarkan usaha, mereka berniat mencari rumah kontrakan yang sewanya sekitar Rp700 ribu pertahun. Berhari-hari, beberapa rumah yang diincar belum juga cocok harga.


Di tengah kelelahan dan kekhawatiran, suatu hari selepas ashar, Imam Syafei mendengarkan taushiyah Ust. Yusuf Manusr. Lima menit terakhir taushiyah yang sempat disimaknya itu, memantapkan keyakinannya akan hikmah sedekah.

“Mari Bu, kita ikhlaskan dan mantapkan untuk ‘membuang’ uang sejuta ini sebagai sedekah. Insya Allah aka nada pengganti yang lebih baik, “Imam Syafei membujuk istrinya untuk menyedekahkan semua uang milik mereka yang tersisa.

Alhamdulillah, disertai ketekunan ibdah dan doa, harapan suami istri itu terkabul. Mereka mendapat order catering partai besar yang member keuntungan Rp 5 juta.

Selain untuk membayar kontrakan rumah Rp 600 ribu setahun dan belanja kebutuhan hidup, sebagian keuntungan itu disisihkan untuk sedekah.

“Sejak saat itu, rezeki kami terus mengalir. Kami yakin ini berkat doa santri-santri penghafal Qur’an yang turut kami santuni,” kata Imam Syafei.

Sampailah kemudian, catering “Diana” mendapat kontrak sebagai supplier untuk pengungsi Lapindo dengan nilai yang luar biasa besar untuk ukuran usaha kecil.

Rezeki itu memacu cepat perkembangan usaha Imam Syafei dan istri. Kini, dalam tempo setahun, perusahaan mereka telah menjadi tiga, yaitu PT. Diana (catering), PT. Kurnia (penyewaan alat catering), danPT. Prakoso (supplier produksi catering). Usaha catering mereka bahkan ditabalkan sebagai yang terbesar kedua di Jawa Timur. Sebanyak 120 karyawan dan keluarganya bernaung di tiga perusahaan tersebut.

Salah satu bentuk syukur Imam Syafei, tahun lalu ia menghajikan 13 anggota keluarga besarnya, termasuk si kecil Kurnia Adi Prakoso. Sedekah pun jalan terus, karena inilah kunci kesuksesan mereka. (pm)

*seperti dituturkan Imam Syafei di Dahsyatnya Sedekah



Sumber :
http://bersamadakwah.net/membuang-rp1-juta-mendapat-rp37-milyar/