Jumat, 27 Desember 2019

::: Teuku Zulkhairi Tanggapi Aceh Paling Bawah Indeks Kerukunan Beragama :::

TANGGAPAN INDEKS KERUKUNAN BERAGAMA KEMENAG

Oleh: Teuku Zulkhairi

Ketika Islam masuk ke Aceh, orang-orang Aceh ikhlas menerima Islam secara totalitas. Baik Raja maupun rakyatnya.

Misalnya Raja Pasai, Meurah Silu. Ia kemudian mengganti namanya menjadi Malik As-Shalih. Menunjukkan ia ikhlas menerima Islam dan siap meninggalkan tradisi lama.



Maka Islam dan Aceh dalam perkembangan kemudian menjadi senyawa. Lage zat dan sifeut.

Tapi hal serupa tidak terjadi ketika Islam disebarkan ke wilayah lain. Ke Pulau Jawa misalnya. Kita mengenal kisah Syekh Subakir, ulama asal Persia yang dikirim Khalifah Turki Utsmani untuk berdakwah ke Pulau Jawa.

Dalam sebuah cerita, Syekh Subakir menghadapi tantangan dahsyat dalam menyebarkan dakwah Islam di pulau tersebut. Makhluk halus berupa jin-jin kafir yang dipimpin Sabda Palon berupaya menghadang Syekh Subakir. Mereka tidak mau Islam masuk ke Pulau Jawa.

Tapi mereka gagal. Syaikh Subakir tak terbendung dengan izin Allah. Sabda Palon and the gank pun lari kucar kacir.

Tapi meskipun kemudian Sabda Palon gagal mengalahkan Syekh Subakir, namun mereka tetap meminta agar tradisi mereka di pulau tersebut agar dibiarkan terus bertahan. Syekh Subakir mengiyakan supaya pertumpahan darah tidak terjadi.

Artinya, disatu sisi Islam dibolehkan tersebar, tapi di sisi lain ada tradisi yang mereka minta untuk tetap dipertahankan, meskipun terdapat tradisi yang bertentangan dengan Islam dan dimana mereka sangat memuji tradisi ini.

Maka dalam penelitian antropolog bernama Clifford Gretz, ia membagi keIslaman masyarakat di pulau Jawa ke dalam tiga kelas/model, "Santri, Priyayi dan Abangan".

Santri adalah mereka yang menerima Islam secara totalitas. Mereka adalah kelas masyarakat pulau jawa yang mengikuti para ulama.

Sedangkan Priyayi adalah sebaliknya. Mereka ego karena mereka adalah kaum berduit dan dekat dengan kekuasaan. Mereka takut hilang kekuasaan dan dunia. Maka kaum santri tidak jarang menjadi lawan mereka. Priyayi ini adalah mereka yang tidak ikhlas menerima Islam.

Sedangkan "abangan" posisinya di tengah-tengah. Benci tidak, cinta juga tidak. Tapi kadangkala mereka menjadi pengikut kaum priyayi.

Priyayi dan abangan ini dalam perkembangan kemudian disebut antroplog lain seperti MC Ricklefs sebagai pihak-pihak yang sangat keras menentang Islam. Mereka adalah para pemegang kendali kekuasaan.

Tapi pembagian di atas tidak kita temukan di Aceh. Karena sejarah Keislaman Aceh adalah sejarah indah dimana orang-orang Aceh ikhlas menerima Islam, meskipun mereka harus meninggalkan tradisi mereka sebelumnya yang tidak sesuai Islam.

Maka di Aceh sesajen tidak diakui sebagai adat Aceh, karena adat bagi orang Aceh haruslah bersendikan syara', dan syara' bersendikan kitabullah. Seperti itulah yang diatur oleh Po Teumeureuhom dan Syiah Kuala.

Jadi ketika hari ini Aceh bertubi-tubi dituduh macam-macam, dituduh intoleran dan sebagainya, saya sangat tidak terkejut.

Kita "diserang" dengan opini semacam itu karena kita punya jalan hidup sendiri. Jalan hidup yang diajarkan para endatu kita yang ikhlas menerima Islam. Dan itu tidak sanggup mereka pahami sebab endatu mereka mungkin dulu tidak ikhlas menerima Islam.

Dan mereka yang menyerang kita barangkali adalah bagian dari apa yang digambarkan Clifford Gretz di atas sebagai "kaum priyayi", mereka yang tidak ikhlas menerima Islam. Tapi apapun ceritanya, peradaban Aceh lebih tinggi dan terbukti Aceh pernah menjadi pusat peradaban Islam. Kita tidak pernah takluk kepada Belanda saat mereka sudah takluk dalam jangka waktu yang lama.

Jadi, Orang Aceh tidak perlu terpengaruh.

Sumber :
https://www.portal-islam.id/2019/12/teuku-zulkhairi-tanggapi-aceh-paling.html


::: Kisah Mualaf Valeria Porokhova, Penerjemah Pertama Al-Quran Bahasa Rusia :::

Kemarin agak sepi dari pemberitaan, ya memang nggak penting-penting banget sih, tapi sebagai tanda "wafa" dan "zikru mahasinil mauta", sudah sepantasnya lah kita berbelasungkawa dan menitipkan doa.

Ya, beberapa hari yang lalu, 2 September 2019, salah satu dai'yah Rusia, Iman Rusyd, atau Valeria Porokhova meninggal dunia di Moskow.

Ibu ini adalah orang pertama yang menerjemahkan Al Quran ke dalam bahasa Rusia, dan sampai hari ini masih dicetak dan dijadikan pedoman terjemahan oleh muslim di Rusia.

Menurut para Ulama muslim di Rusia dan Asia Tengah yang menggunakan bahasa Rusia, dan tentunya para sastrawan Rusia, terjemahan Valeria adalah terjemahan paling indah dan sangat detail.

Terjemahan tersebut juga sudah diakui oleh Al Azhar dan resmi dicetak tahun 1997.



Valeria lahir dari keluarga Ortodox yang cukup fanatik, namun terbuka, sehingga Valeria muda biasa membaca kitab-kitab suci agama lain, dan salah satunya adalah Al-Quran.

Valeria masuk Islam di tangan Dr. Muhammad Rusyd, seorang dai di Rusia yang berasal dari Deir Atiah, Damascus. Valeria mendapat naman depan "Iman". Merekapun menikah pada tahun 1975, dan pada tahun 1981 mereka kembali ke Damascus.

Valeria pernah mengatakan, "Aku merasa sudah menjadi muslimah sejak lahir, tapi aku tidak sadar, sampai akhirnya aku membaca Quran yang telah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal di benakku..."

Selama tahun-tahun di Damascus, Valeria memperdalam ilmu tentang Islam dan belajar tafsir pada ulama-ulama di Suriah, sampai akhirnya menerjemahkan Quran ke dalam bahasa Rusia. Berkat bantuan Dr. Rusyd dan ulama-ulama di Damascus, Valeria berhasil menyelesaikan terjemahan Quran ke dalam bahasa Rusia pada tahun 1991.

Insya Allah, terjemahan itu akan menjadi amal jariah bagi Ibu Iman Valeria Rusyd. Valerina menutup usia 79 tahun. Semoga Allah menerima amalan beliau, dan mengampuni segala khilafnya. [Saief Alemdar]

Sumber :
https://www.portal-islam.id/2019/09/valeria-porokhova-penerjemah-pertama-al.html


Senin, 23 Desember 2019

::: Dilempar Kepala Babi, Takmir Masjid Philadelphia Balas dengan Berikan Jamuan :::

#MelawanLupa2015
#StopIslamophobia

Masjid Al-Aqsa di utara Philadelphia, Amerika Serikat (AS) pada Ahad (13/12) kemarin dilempari dengan kepala babi.

Namun yang mengejutkan adalah cara takmir masjid 'membalas'nya yaitu dengan mengadakan jamuan untuk masyarakat lokal, lapor kantor berita Amerika Serikat, Associated Press (AP).

Jamuan yang diadakan di ruang parkir itu dihadiri masyarakat multi ras dan agama, semuanya menyatakan dukungan terhadap masjid atas insiden yang telah terjadi.



“Terima kasih yang khusus atas dukungan, kerjasama, dan kasih sayang Anda semua,” ujar Imam Mohamed Shehata dalam bahasa Arab yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris. “Kami menyambut Anda semua dengan aman; dan keamananlah tujuan, harapan, dan keinginan kami,” lanjutnya, Senin (14/12), seperti dikutip Hidayatullah.

Ratusan tetangga, agamawan, keluarga, dan masyarakat memenuhi ruang parkir Masjid di Germantown Avenue dan Jefferson Street siang itu.

Semua tamu memakai tanda nama yang tertulis nama masing-masing dalam bahasa Arab. Mereka semua dijamu dengan hotdog, burger, dan falafel. Para remaja terlihat bermain basket dan sepak bola. Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) membuka counter penerangan untuk menyebar informasi.

Dukungan masyarakat lokal yang ditunjukkan kepada masjid ini dianggap penting setelah perkembangan selama di Paris dan San Bernardino telah meningkatkan serangan umum terhadap rumah ibadah Muslim di seluruh AS.

Menurut CAIR, masjid dan pusat Islam di seluruh AS telah diserang dan dilecehkan sebanyak 63 kali tahun ini, angka tertinggi sejak 2009.

Didirikan pada tahun 1989, Masjid Al-Aqsa ini memiliki ruang shalat, sekolah swasta, dewan umum, toko makanan, dan juga markas Arab American Development Corp.

Sebelumnya, dilaporkan Reuters, Ahad malam, masjid ini dinodai insiden pelemparan kepala babi.

Wali Kota Philadelphia, Jim Kenney mengecam insiden ini dan menyebutnya sebagai tindakan fanatisme. “Kita tidak bisa membiarkan kebencian memecah belah kita sekarang, dalam menghadapi kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.


Sumber :
http://www.philly.com/philly/news/20151213_After_mosque_desecration__a_thank-you_cookout.html
http://www.pkspiyungan.org/2015/12/dilempar-kepala-babi-takmir-masjid.html




::: Polisi Standar Ganda Tangani Bendera Bertulisan, Bukti Islamophobia di Negara Mayoritas Muslim Terbesar Dunia! :::

#MelawanLupaIslamophobia
#StopIslamophobia

Saat ini masyarakat tengah ramai memperbincangkan dugaan penghinaan lambang negara.

Hal ini mencuat setelah kepolisian menangkap salah seorang pria berinisial NF (20 tahun), yang kedapatan membawa bendera merah putih bertuliskan kalimat Tauhid “Laa Ilaaha Ilallah” saat mengikuti Aksi Bela Ulama di Mabes Polri pada Senin, 16 Januari 2017.

Padahal, NF bukanlah orang pertama yang membawa bendera merah putih disertai tulisan lain.

Namun, entah mengapa baru kali ini polisi bersikap tanggap dalam menyikapi hal semacam ini.

Berikut adalah beberapa contoh dugaan pelanggaran serupa :



1. Aksi “Kita Indonesia”

Dalam sebuah aksi tandingan dari Aksi Bela Islam III pada 2 Desember lalu (Aksi 212), segerombolan orang yang mengklaim diri “nasionalis”, “pancasilais”, “demokratis” dsb turun ke jalan sekitar Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat pada 2 hari setelahnya. Aksi ini dinamai “Kita Indonesia”. Dalam pelaksanaannya, terlihat bahwa para peserta membawa bendera merah putih yang bertuliskan nama dari aksi tersebut.


2. Konser Band Metallica

Band rock ternama Metallica menggelar konser di Jakarta pada 2013 lalu. Dalam kesempatan itu, salah seorang penggemar mereka asal Solo, Jawa Tengah memberikan semacam “kenang-kenangan” kepada mereka berupa sebuah bendera merah putih bertuliskan “Metallica Solo – Indonesia” dan kemudian mereka bentangkan di panggung saat penutupan event.



3. Pendukung Ahok di Hari Persidangan

Sejumlah pendukung dari terdakwa penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendatangi persidangan dari bosnya itu di gedung Kementerian Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan itu, sebagian dari mereka membawa spanduk-spanduk dukungan di atas latar belakang merah putih. Bahkan, mereka melakukannya di depan batang hidung polisi pula!


Seperti halnya NF, apakah mereka semua langsung ditangkap tanpa proses pengusutan? Tidak!

Last but not least……

4. Kapolri Sendiri!

Dalam foto tersebut nampak jelas bahwa sejumlah polisi, termasuk Kapolri Tito Karnavian sendiri, menggunakan ikat kepala berwarna merah putih yang disertai tulisan.


Tapi, nampaknya untuk yang satu ini berada di luar konteks jika dibandingkan dengan tiga contoh sebelumnya tadi. Mengapa? Sebab penjahat saja kecil kemungkinan mau menyerang rekan satu gengnya sendiri jika didasari aduan dari pihak luar, nah apalagi polisi. Jadi jangan banyak berharap deh!

Sumber :
http://www.portal-islam.id/2017/01/polisi-standar-ganda-tangani-bendera.html
http://www.antiliberalnews.net/2017/01/22/polisi-terapkan-standar-ganda-dalam-kasus-bendera-merah-putih-bertulisan/



INIKAH KEADILAN


::: Pria Ini Masuk Kandang Macan Karena Tepengaruh Ayat Dalam Bible.. Ini Yang Terjadi.... :::

SANTIAGO – Aksi pria Cile bernama Franco Luis Ferrada Roman ini sungguh nekat. Pria berusia 20 tahun itu sengaja melompat ke kandang singa karena menganggap dirinya seorang nabi.

Ferrada Roman meninggalkan sebuah tulisan dan sepucuk surat sebelum melompat ke dalam kandang singa di Kebun Binatang Metropolitan, Santiago, Cile.



Ia berhasil selamat meski menderita sejumlah luka di sekujur tubuhnya.

Polisi harus menembak mati masing-masing satu singa jantan dan betina akibat ulah Ferrada Roman itu. Kedua singa tersebut berusaha mencabik-cabiknya di hadapan pengunjung yang ketakutan.

Berdasarkan surat yang ditinggalkan Ferrada Roman, otoritas setempat yakin aksi itu didorong sebuah delusi bukan karena keinginan untuk bunuh diri. Ia ingin membuat keajaiban di hadapan pengunjung untuk membuktikan dirinya suci seperti kisah Daniel di Gua Singa yang tertulis dalam Injil.

“Malaikatku, lindungiku dari para musuh. Aku punya kekuatan untuk melakukan apa pun yang aku mau. Setan takut kepadaku. Aku akan mengunci mereka sehingga tidak akan keluar lagi,” tulis Ferrada Roman dalam suratnya, sebagaimana dikutip Express, Rabu (25/5/2016).

Ferrada Roman berada dalam kondisi stabil dalam perawatan klinik lokal. Direktur Kebun Binatang Metropolitan, Alejandra Montalva, menjelaskan pemuda itu membuka tutup kandang dan membuka kausnya untuk menarik perhatian para singa. Menurut saksi mata, singa-singa sempat mengacuhkannya sebelum mengajak Ferrada Roman bermain serta mulai menyerangnya.

Montalva mengatakan keputusan menembak mati singa diambil atas pertimbangan keselamatan korban. “Penembak memutuskan untuk menyelamatkan nyawa si pria dengan mengorbankan nyawa dua anggota keluarga singa kami. Tentunya kami sangat terluka dan sedih,” ucapnya dengan sedih.


Sumber :
http://www.atjehcyber.net/2016/05/video-mengaku-yesus-pria-telanjang-ini.html





::: Koh Hanny: "Ayo Ubah Bukit Cinta Maksiat Jadi Masjid, Mualaf PLUS UKM Syariah Center.":::

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Hadits tentang keutamaan membangun masjid juga disebutkan dari hadits Utsman bin Affan.

Di masa Utsman yaitu tahun 30 Hijriyah hingga khilafah beliau berakhir karena terbunuhnya beliau, dibangunlah masjid Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Utsman katakan pada mereka yang membangun sebagai bentuk pengingkaran bahwa mereka terlalu bermegah-megahan.



Lalu Utsman membawakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun baginya semisal itu di surga.” (HR. Bukhari no. 450 dan Muslim no. 533).

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmus shalihaat
(Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatNya sempurnalah seluruh kebaikan)

Tiada puja dan puji hanya bagi Allah yang menggerakkan hati para donatur (muhsinin) yang tak hentinya membantu langkah kecil untuk meraih ridho Allah SWT dalam Program Baru Pikulbareng.com bersama para mualaf Indonesia.

Pikulbareng.com bersama tokoh mualaf yang juga mantan penginjil Koh Hanny Kristianto mengajak umat Islam meraih cinta dan ridho Allah SWT dengan bersegera menuju kebaikan, Fastabiqul Khairat disetiap lini kehidupan kita.

Para Sahabat dakwah, assatidz, alim ulama dan para donatur Pikulbareng.com dan umat Islam dimanapun antum berada, semoga di rahmati Allah Subhannahu Wa Ta'ala,

Dalam Surat Ali Imran 133 - 134 Allah Azza wa Jala berfirman,

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa," (133)

"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (134)

-----------

Alhamdulillah, Pikulbareng.com mendapat amanah dari DR. Wildan Suyuthi SH, MH, seorang  mantan tinggi Mahkamah Agung yang semenjak muda ketika lulus kuliah langsung kembali mondok di pesantren agar menjaga ruhiyah tetap terjaga.

Ia mewakafkah 200 m2 tanah untuk dibangun masjid, dari total tanah berluas 2000 m2 itu ia bersama Koh Hanny Kristianto mengajak Pikulbareng.com dan umat Islam secara umum untuk membangun masjid di Bukit Cinta, yang saat ini menjadi tempat maksiat.

Tak hanya itu, Bukit Cinta Latansa, demikian DR. Wildan Suyuthi SH, MH menamakan bukitnya, agar manusia tak lupa pada asal usul kejadiannya.

Dan yang menarik, Masjid ini akan dilengkapi pusat pelatihan UKM bagi para mualaf dan pelaku usaha mikro UKM.

Mengapa Masjid Mualaf & UKM Center di Bukit Cinta Latansa ?

Sudah menjadi rahasia umum, ketika para mualaf hijrah meninggalkan agama lamanya, tak jarang dihentikan akses rizki atau hartanya dari orang tua atau saudaranya, sehingga dengan dibangunnya mualaf center di Bukit Cinta Latansa ini akan menjadi ajang memberdayakan UKM setempat, Mualaf dan Pikulbareng yang memang fokus pada peningkatan UKM dan Islamic Crowdfund di Indonesia.

Sudah menjadi rahasia umum, ketika para mualaf hijrah meninggalkan agama lamanya, tak jarang dihentikan akses rizki atau hartanya dari orang tua atau saudaranya,

Dengan UKM dan Mualaf berdaya plus akses pendanaan beserta jaringan pengusaha muslim di Pikulbareng.com, maka akan menjadi solusi mengentaskan kemiskinan, ketidakberdayaan dan memacu daya saing plus kemandirian umat dan mualaf.

AYO BANTU MUALAF DAN UKM INDONESIA bersama PIKULBARENG.com..

Pahala membangun Masjid

Ternyata membangun masjid punya keutamaan yang besar. Bahkan bila kita membangun bagian kecil saja tetap punya keutamaan.

Bangun Masjid Walau Hanya Menyumbang Satu Bata

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Mafhash qathaah dalam hadits artinya lubang yang dipakai burung menaruh telurnya dan menderum di tempat tesebut. Dan qathah adalah sejenis burung.

Ibnu Hajar dalam Al-Fath (1: 545) menyatakan,

“Maksud dari “siapa yang membangun masjid” digunakan isim nakirah yang menunjukkan keumuman, sehingga maksud hadits adalah siapa yang membangun masjid besar maupun kecil. Dalam riwayat Anas yang dikeluarkan oleh Tirmidzi yang mendukung yang menyatakan dengan masjid kecil atau besar.”

Kode Donasi 099

Misal: Rp. 10.099 atau Rp. 100.099,-

Kontak Donasi 3M (Masjid | Mualaf | Mandiri UKM) dan Crowdfunds Masjid Mualaf UKM Bukit Cinta Latansa, bisa HUBUNGI:

DR Suroso, 0817852277

Hanny Kristianto

Dr. Wildan Suyuthi SH MH

Sumber :
http://www.voa-islam.id/read/pers-rilis/2018/03/11/56557/full-video-koh-hanny-ayo-ubah-bukit-cinta-maksiat-jadi-masjid-mualaf-plus-ukm-syariah-center/




::: Mathieu Garvi, Masuk Islam Karena Banyak Menemukan KETIDAKLOGISAN Dalam Alkitab :::

Awalnya dia berprasangka buruk terhadap Islam atau Muslim.

JAKARTA -- Mathieu Garvi merupakan seorang manajer pemasaran digital di Dubai, Uni Emirat Arab.

Pria berusia 28 tahun ini merupakan seorang penganut Katolik yang mendapatkan pendidikan agama dari ibunya. "Saya pergi ke sekolah akhir pekan selama bertahun-tahun," jelas dia.

Seiring bertambahnya usia, dia semakin jarang beribadah ke gereja meski masih meyakini agamanya. Di akhir masa remaja, Garvi mulai memiliki gaya hidup bebas berpesta dimana pun setiap akhir pekan. Menjelang usia 20 tahun dia mulai merasa hampa dalam hidup.



Dia menyadari bahwa betapa kerasnya menjalani gaya hidup ini. "Selalu ada semacam kekosongan di hati saya. Pada saat yang sama saya mulai kuliah di Prancis dan telah berteman dengan mahasiswa Maroko yang kebetulan Muslim," jelasnya.

Tetapi dia adalah seorang Muslim yang berbeda. Dia banyak memiliki teman-teman Muslim sebelumnya tetapi selain dari Ramadhan dan tidak makan babi, tidak ada yang istimewa tentang mereka. Namun teman yang satu ini berbeda, dia berkomitmen untuk shalat lima kali sehari, tidak pernah berbohong, tidak pernah mabukmabukan. Garvi mulai tergugah ketika melihat sikap temannya yang religius.

Suatu ketika dia dan temannya yang Muslim asyik bermain video game. Ketika waktu shalat tiba, temannya berhenti bermain. "Kami sedang bermain video game dan dia berhenti dan berkata 'Saya akan kembali setelah sholat'. Dan kemudian saya pikir 'wow, dia berhenti di tengah hari untuk berdoa'," kata Garvi dilansir di khaleejtimes.com. Setelah mengenal teman muslimnya shaleh menjalankan agama, dia justru berusaha untuk mendalami agamanya yang lalu.

"Ini membuat dia mempertanyakan hidup saya mungkinkah itu jawabannya? Saya mulai berhubung an kembali dengan agama Kristen dan mulai membaca Al kitab, tapi hanya menemukan banyak ketidaklogisan," jelasnya.

Dia menuliskan semua pertanyaan ketika membaca Alkitab kemudian setelah ber bulan-bulan peneli tian, dia pergi ke gereja lokal untuk mendapatkan jawaban dari imam. Sebagian besar jawabannya hanya sebuah penolakan dan dia tampak tidak nyaman saat dihadapkan pada Alkitab dan tidak dapat menyangkalnya.

Dia mulai mencari agama lain. Dia mempelajari agama Yahudi, budhisme, dan akhirnya membaca Alquran. Awalnya dia berprasangka buruk terhadap Islam atau Muslim. Karena sebagian besar muslim yang dia temui di masa lalu memiliki perilaku yang lebih buruk. Setelah selesai membaca Alquran dia kagum, dia yakin bahwa telah menemukan kebenaran dan memutuskan untuk memeluk Islam.

Inilah awal dia mengenal Islam. "Saya mulai membaca Quran dan saya sangat yakin," jelasnya. Garvi mengakui bahwa dia tidak memiliki keraguan. Dia menjadi muslim di tahun 2011 saat usianya 21 tahun. Saat itu dia masih menempuh ujian persiapan sekolah bisnis di Lycee Ozenne, Prancis.

Usai menjadi mualaf, dia kembali ke Prancis untuk kembali melanjutkan kuliahnya. Sebelumnya dia hanya lulusan Diploma di SMA Hilton. Baru kemudian dia melanjutkan sarjana dan pasca sarjana di ISC Paris hingga tahun 2015. Seperti mualaf pada umumnya, hari-hari pertamanya dilalui dengan rasa kesepian. Karena dia tidak memiliki teman dan keluarga untuk dapat beribadah bersama tak terkecuali ketika Ramadhan tiba.

Tahun 2011 merupakan Ra ma dhan pertama. Berat baginya menja lani ibadah pada bulan suci di Prancis. "Awalnya sedikit kesepian untuk jujur. Itu agak sulit karena keluarga saya tidak merayakan dan jadi saya sendiri pada saat itu," kata Garvi.

Selain tidak memiliki dukungan keluarga dan teman, waktu berpuasa di Prancis pun lebih lama diban ding kan negara lain. Di negara asalnya pun dia tidak memiliki teman untuk berbagi pengalaman atau sekadar berbagi pengetahuan tentang berpuasa dan ibadah apa saja yang da pat dilakukan selama Ramadhan.

Meski begitu, dia tetap berkomitmen untuk berpuasa dan bekerja seperti biasa. Sebenarnya, dia ber harap ada orang lain yang memiliki pengalaman yang sama, sehingga hari-hari itu tidak dirasakan dengan berat.

Berpuasa bagi Garvi bukan sekadar masalah makanan dan perayaan tahunan. Tetapi lebih dalam, ini merupakan pengalaman spiritual setiap muslim untuk lebih dekat de ngan Allah. Ketika merasa sendiri, dia optimis dapat melaluinya dengan Allah. Tak ada keraguan sedikitpun setelah dia yakin untuk memeluk Islam.

Pria berkacamata dan berjenggot tebal ini meyakini bahwa Allah akan membantunya ketika masalah dan ujian datang. Dia mengakhiri Ra madhan dan menghabiskan Idul Fit ri pertamanya dengan keluarga Maroko Muslim di Prancis. Dia mengatakan keluarga ini berbagi kisah mengenai Idul Fitri yang selalu dirayakan. Mereka juga menceritakan suasana Idul Fitri saat berada di negara muslim.

Di tahun 2013 Garvi pernah mengikuti pertukaran mahasiswa di Univeritas Internasional Mesir un tuk mempelajari bahasa arab dan ad ministrasi bisnis. Disana dia pun memiliki pengalaman berpuasa di ne gara mayoritas muslim. Selama se tahun dia berada di negara piramida. Kemudian dia kembali ke Pran cis untuk meneruskan kuliah mas ternya. Setelah lulus, dia pun be ker ja di beberapa perusahaan di Prancis.

Tercatat empat perusahaan yang pernah dia lamar dan bekerja di dalamnya. Na mun, dia hanya bertahan satu tahun di setiap perusahaan. Dia pun memulai peruntungannya di Dubai, bekerja di sana sejak tahun 2016 hingga saat ini. Ketika berada di Dubai, dia tak lagi ber puasa sendirian, selain sebagai negara mayoritas Muslim. Dia pun telah memiliki seorang istri yang menemaninya berpuasa bersama.



Sumber :
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/19/02/01/pm7uju313-mathieu-garvi-kagumi-keindahan-alquran


::: Kisah Mualaf Hana Tajima : "Kagum Dengan Kandungan Al Quran." :::

JAKARTA - Nama Hana Tajima Simpson di kalangan para blogger, nama perempuan blasteran Jepang-Inggris itu dikenal karena gaya berjilbabnya yang unik dan lebih kasual. Sosok Hana pun telah menghias sejumlah media di Inggris dan Brazil.

Hana yang dikenal sebagai seorang desainer membuat kejutan lewat produk berlabel Maysaa.

Produk yang telah dilempar ke pasaran dunia itu berupa jilbab bergaya layers (bertumpuk). Melalui label itu, Hana mencoba memperkenalkan gaya berbusana yang trendi, namun tetap sesuai dengan syariat Islam di kalangan Muslimah.



Kini, produk busana Muslimah yang diciptakannya itu tengah menjadi tren dan digandrungi Muslimah di negara-negara Barat. Semua itu, tak lepas dari kegigihannya dalam mempromosikan Maysaa. Tak cuma itu, kini namanya menjadi ikon fesyen bagi para Muslimah di berbagai negara.

Mengenai gaya berjilbab yang diusung Hana, skaisthenewblack.blogspotmenulis, “Dia (Hana) memiliki gaya yang hebat. Sangat elegan dan chic, namun tetap terlihat sederhana”. Ternyata, busana Muslimah pun bila dikreasi secara kreatif dan inovatif bisa mewarnai dunia fesyen internasional.

Sejatinya, gaya berjilbab yang ditunjukkan perempuan berusia 23 tahun itu kepada para Muslimah di berbagai negara tercipta secara tidak sengaja. Hana yang saat itu baru memeluk Islam ingin sekali menggenakan jilbab. Ia memeluk Islam saat usianya baru menginjak 17 tahun.

Sebelum mengucap dua kalimat syahadat, Hana adalah seorang pemeluk Kristen. Ia tumbuh di daerah pedesaan di pinggiran Devon yang terletak di sebelah barat daya Inggris. Kedua orang tuanya bukan termasuk orang yang religius, namun mereka sangat menghargai perbedaan.

Di tempat tinggalnya itu tidak ada seorang pun warga yang memeluk Islam. Persentuhannya dengan Islam terjadi ketika Hana melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. “Saya berteman dengan beberapa Muslim saat di perguruan tinggi,” ujarnya.

Dalam pandangan Hana, saat itu teman-temannya yang beragama Islam terlihat berbeda. “Mereka terlihat menjaga jarak dengan beberapa mahasiswa tertentu. Mereka juga menolak ketika diajak untuk pergi ke pesta malam di sebuah klub,” tutur Hana.

Bagi Hana, hal itu justru sangat menarik. Terlebih, teman-temannya yang Muslim dianggap sangat menyenangkan saat diajak berdiskusi membahas materi kuliah. Menurut dia, mahasiswa Muslim lebih banyak dihabiskan waktunya untuk membaca di perpustakaan ataupun berdiskusi.

Dari teman-teman Muslim itulah, secara perlahan Hana mulai tertarik dengan ilmu filsafat, khususnya filsafat Islam. Sejak saat itu pula, Hana mulai mempelajari filsafat Islam dari sumbernya langsung, yakni Alquran. Dalam Alquran yang dipelajarinya, ia menemukan fakta bahwa ternyata kitab suci umat Islam ini lebih sesuai dengan kondisi saat ini.

“Di dalamnya saya menemukan berbagai referensi seputar isu-isu hak perempuan. Semakin banyak saya membaca, semakin saya menemukan diriku setuju dengan ide-ide yang tertulis di belakangnya dan aku bisa melihat mengapa Islam mewarnai kehidup an mereka (teman-teman Muslimnya—Red),” ungkapnya.

Rasa kagumnya terhadap ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Alquran pada akhirnya membuat Hana memutuskan untuk memeluk Islam. Tanpa menemui hambatan, ia pun bersyahadat dengan hanya disaksikan oleh teman-teman Muslimahnya. “Yang paling sulit saat itu adalah memberitahukan kepada keluargaku, meskipun aku tahu mereka akan bahagia selama aku juga merasa bahagia.”

Tak semua Muslimah tergerak untuk menutup auratnya dengan jilbab. Namun bagi Hana Tajima, jilbab adalah identitas seorang Muslimah. Sebagai seorang mualaf, desainer busana Muslimah yang sedang menjadi pusat perhatian itu memilih untuk mengenakan jilbab.

Seperti halnya saat memutuskan untuk memeluk Islam, keputusan hana untuk mengenakan jilbab juga datang tanpa paksaan. Saya mulai mengenakan jilbab pada hari yang sama di saat saya mengucapkan syahadat. Ini merupakan cara yang terbaik untuk membedakan kehidupan saya di masa lalu dengan kehidupan di masa depan,” paparnya seperti dikutip dari hijabscarf.blogspot.com.

Keputusannya untuk mengenakan jilbab kontan memancing reaksi beragam dari orang-orang di sekitarnya, terutama teman dekatnya. Sebelum mengenakan jilbab, Hana paham betul dengan semua konotasi negatif yang disematkan kepada orang-orang berjilbab.

"Saya tahu apa yang mereka pikirkan mengenai jilbab, tetapi saya akan bersikap pura-pura tidak mengetahuinya. Namun seiring waktu, orang-orang di sekitarku kini bisa bersikap lebih santai manakala melihatku dalam balutan jilbab,” papar Hana sumringah.

Dalam blog pribadinya Hana mengakui bahwa menjadi seorang Muslimah di sebuah negara Barat dapat sedikit menakutkan, terutama ketika para mata di sekitarnya menatap dengan tatapan aneh.  Maklum saja, di negara-negara Barat, sebagian penduduknya telah terjangkit Islamofobia.

Tak sedikit, Muslimah yang mengalami diskriminasi dan pelecehan saat mengenakan jilbab. Bahkan, di Jerman beberapa waktu lalu, seorang Muslimah dibunuh di pengadilan karena mempertahankan jilbab yang dikenakannya.

Karena itu, mengapa saya ingin menciptakan sesuatu yang akan membantu para Muslimah di mana pun untuk terus termotivasi mengatasi rasa takut itu,” ujar Hana.

Kini, dengan busana Muslimah yang dirancangnya, kaum Muslimah di negara-negara Barat bisa tampil dengan busana yang bisa diterima masyarakat tanpa meninggalkan aturan yang ditetapkan syariat Islam.


Sumber :
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/18/11/28/piwxsm313-hana-tajima-kagumi-kandungan-alquran-part2




::: MENUNDUKKAN PANDANGAN DARI GADIS CANTIK, ALLAH MENIKAHKAN MEREKA :::

Gadis Amerika Serikat itu tampak gelisah. Satu per satu penumpang lift telah keluar, dan kini tinggallah ia bersama seorang pemuda Maroko.

Ia khawatir akan diganggu atau terjadi apa-apa dengannya, sebab ia akan berada cukup lama di dalam lift di gedung tinggi itu.

Telah banyak tindak kejahatan terjadi di New York. Dan berada di lift hanya berdua dengan pemuda asing, ketakutan itu makin menggelayut. Ia memasang kewaspadaan, sembari mengamati gerak-gerik pemuda itu.



Ia hampir tiba di lantai tujuan. Pelan-pelan perasaan khawatirnya mulai menghilang, berganti penasaran. Pasalnya, ia melihat pemuda itu tampak selalu menundukkan pandangan.

Saat keluar dari lift, gadis itu memberanikan diri bertanya. “Apakah aku tidak cantik?”

“Bagaimana aku tahu engkau cantik atau tidak, aku tidak melihat wajahmu,” kata pemuda itu masih dengan menundukkan pandangan.

“Mengapa engau tidak melihatku, apakah aku tidak cantik?”

“Agamaku melarangku.”

“Aku sempat berpikir engkau akan menggangguku”

“Aku takut kepada Allah”

“Agamamu yang telah melarangmu melihat wajah gadis asing, pasti juga melarangmu mengganggu kan?”

“Ya, Islam melarang kami berbuat buruk. Termasuk mengganggu orang lain”

Sang gadis berpikir dengan cepat. Ini adalah mutiara langka, simpulnya. Pria seperti inilah yang dicarinya. Pria yang baik hati, taat kepada agamanya dan pasti setia.

“Maukah engkau menikah denganku?” 

Mungkin pertanyaan itu amat tabu bagi banyak wanita Asia, tetapi gadis Amerika itu tanpa malu mengatakan kejujuran hatinya saat itu juga. Ia tidak banyak mempertimbangkan apakah sang pemuda itu nantinya mau atau menolak. Jika ia mau, berarti ia telah beruntung dengan langsung menanyainya. Kalaupun tidak pemuda itu tidak mau, toh hanya mereka yang tahu dialog itu. Tidak akan ada ruginya, tidak pula menjatuhkan harga dirinya.

“Saya muslim. Apa agamamu?” tanya sang pemuda.

“Saya bukan muslimah”

“Kalau begitu saya tidak bisa menikah denganmu”

“Jika aku masuk agamamu, apakah engkau mau menikah denganku?”

“Ya, insya Allah”

Gadis cantik itu kemudian bertanya bagaimana cara masuk Islam. Dengan cepat, ia juga mempelajari Islam. Akhirnya, gadis cantik itu menjadi mualaf dan menikah dengan pemuda Maroko tersebut.

Pemuda Maroko itu tidak menyangka, istrinya adalah seorang gadis yang kaya raya. Rupanya ia mendapatkan warisan yang sangat banyak dari orang tuanya. Kini, jadilah pemuda Maroko itu orang yang kaya raya bersama istrinya yang cantik dan shalihah.

Masya Allah… Pemuda itu telah menghindarkan dua matanya dari hal yang dilarang Allah, maka Allah kini membalasnya dengan dua kebaikan; mendapatkan gadis itu dan menjadi orang kaya. [Disarikan dari kisah yang diceritakan ulama Mesir Syaikh Muhammad Hassan]


Sumber :
http://kisahikmah.com/menundukkan-pandangan-dari-gadis-cantik-allah-menikahkan-mereka/
http://moslemsunnah.wordpress.com/2012/07/07/menundukkan-pandangan-dari-si-cantik-hadiah-dari-allah-taala-bagi-yang-menundukkan-pandangan/



Selasa, 10 Desember 2019

::: Testimoni “Kristenisasi” Pemulung di Dewan Da’wah Islam Indonesia :::

“Banyak juga yang beragama Islam dan yang berkerudung ikut acara ini yang juga dipaksa berdoa,” kata salah seorang ibu

Hidayatullah.com—Ada pemandangan tak biasa di Kantor Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Jalan Keramat Raya pada hari Jumat, (11/12/2014) kemarin.

Rombongan ibu-ibu pemulung datang dari berbagai wilayah sekitar Jakarta, seperti daerah Pramuka, Depang, Senen dan Sunan Giri. Mereka datang datang untuk memberikan testimoni terkait ‘kristenisasi terselubung’ yang diadakan di Gelora Bung Karno (Senayan), Ssabtu (08/11/2014) lalu.

Mereka yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung ini mengaku selalu menjadi kelompok lemah dan kurang dapat bimbingan dai. Akibatnya, mereka kuang ada yang membimbing dan menjadi sasaran kalangan misionaris.

Menurut pengakuan seorang ibu, pada awalnya daerah-daerah terpencil tempat mereka tinggal, sering didatangi oleh dua pemuda untuk memberikan bimbingan belajar non formal kepada anak-anak usia SD.

Karena kebaikan mereka ini, masyarakat yang sudah tak asing dengan rupa mereka itu akhirnya berhubungan baik.

Sebulan berlalu mereka mengabdikan diri untuk mengajar anak-anak, hingga akhirnya mulai nampak misi terselubung mereka. Yaitu kristenisasi.

Atas nama pesta rakyat, mereka mengundang para wali peserta didik di daerah-daerah yang mereka ajar untuk menghadiri acara pada Sabtu 8 November 2014.

“Katanya sih mau dibagikan sembako gratis,”
ujar salah seorang ibu mengkidahkan.

Untuk menghadiri acara panitia menyiapkan kendaraan metro mini dengan total warga yang datang diperkirakan mencapai 2000 orang.

Di acara itu terdapat panggung yang pembawa acaranya sambil memanjatkan doa kepada Yesus Kristus. Bersama peserta lain, Ibu ini mengakudiajak mengepalkan kedua tangan di depan dada dengan mengucapokan “Haleluya” bergema nyaring.

Bahkan semua panitia acara yang berada di bawah panggung memaksa para hadirin untuk mengepalkan kedua tangan di depan dada dan berdoa ala Kristiani sambil diberi minyak di tangan-tangan mereka.

“Banyak juga yang beragama Islam dan yang berkerudung ikut acara ini yang juga dipaksa berdoa,” kata salah seorang ibu.

Tapi rombongan ‘pesta rakyat palsu’ nampaknya membuat hadiri terlantar dari jam 12.00-21.00 WIB.

“Kami kelaparan, memang dikasih nasi bungkus tapi kering dan dagingnya berjamur sehingga kami tak selera makan,”
ujar seorang ibu yang juga koordinator rombongan ini.

Akibatnya mereka kecewa. Apalagi sebagian rombongan ada yang berangkat dan pulang dengan ongkos sendiri.

Ikut hadir sebagai tuan rumah acara ini, Drs. H. Amlir Syaifa, MA dan Ustad Zahir Khan SH. Menurut Zahir, tindakan seperti ini dinilai melanggar undang-undang tentang larangan memperluas atau menyebarkan agama kepada orang yang sudah memiliki agamanya sendiri, sebagaimana termaktub di RUU-KUB 2011 pasal 46.

“Kristenisasi yang mereka sebar dengan berbagai cara ini didasari atas ajaran Bibel Korintus 6 ayat 12 yang menghalalkan variasi metode baik santun, paksaan atau anarkis,”kata Drs. H. Zahir Khan SH yang juga menemani pertemuan ini.*

Sumber :
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/12/13/34973/testimoni-kristenisasi-pemulung-di-dewan-dawah-islam-indonesia.html



::: Irene Handono: "Karyawan Muslim Wajib Tolak Jika Tidak Ada Perjanjian Gunakan Atribut Natal" :::

JAKARTA – Umat Islam yang bekerja kepada perusahaan manapun, terutama di perusahaan yang pemiliknya agama di luar Islam tidak perlu ikut “berpartisipasi” menyemarakkan perayaan agamanya, termasuk perayaan Natal misalnya.

Pernyataan ini disampaikan mantan biarawati Irena Handono yang memperingatkan kegalauannya menyangkut fenomena yang kerap terjadi di masyarakat.

Menurutnya, karyawan juga dapat menolaknya jika di dalam perjanjian kontrak kerja tidak ada himbauan untuk perihal penggunaan atribut agama lain.


“Wajib tolak jika tidak ada perjanjian partisipasi dalam menyambut Natal,” katanya kepada hidayatullah.com.

Umi Irena, begitulah sapaannya, juga mengatakan umat agama lain tidak perlu panik, sebab masalah ini meski dinilai sepele namun bagi kaum Muslim itu menyangkut urusan akidah.

“Jika mengucapkan seperti apa yang mereka (seperti mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri), tentu tidak dibenarkan. Sebab sudah masuk ruang akidah,” ia menambahkan.

Karena itu, ia juga mengajak para pengusaha non Muslim tidak perlu memaksakan atribut-atribut agamanya pada karyawannya yang Muslim, sebagaimana pengusaha Muslim tak pernah memaksakan atribut Islam pada karyawan non Muslim. [robigusta/cholis/hidayatullah.com]


Sumber :
http://www.voa-islam.com/read/opini/2014/12/10/34371/irene-handono-karyawan-muslim-wajib-tolak-jika-tidak-ada-perjanjian-gunakan-atribut-natal/#sthash.hDGF5YYN.dpuf


 





Jumat, 06 Desember 2019

::: Innalillahi.. Larangan Jilbab di Sekolah Inpres Manokwari, Mana Yang Koar-koar Toleransi? :::

Mana nih yang suka bacot toleransi???

Orangtua murid Sekolah Inpres di Manokwari protes karena anak-anak mereka dilarang berjilbab di sekolah.

Intoleransi ini terjadi di sekolah negeri.

Karena korbannya Muslim dan pelakunya non Muslim, kemudian hening.

Kalangan yang biasanya bising teriak intoleran mendadak buta, tuli, bisu.

Diskriminasi di wilayah yang Muslim minoritas seolah-olah sah dan gak jadi masalah.

Komnas HAM?

[Liputan tvOne, 05/12/2019]




KOMENTAR NETIZEN :

Tri Endriyono
Islam mayoritas rasa minoritas...

Rachmad Jalu
yang jadi problem adalah, yang menindas atau membiarkan malah yang mayoritas

Muhammad Al Ghozaali
Yg minoritas rasa mayoritas,krn yg mayoritas sdh pd lupa, d jejelin tai babi ma penguasa.

Kemasjid Yuk
Pak wapres mohon di benahi sd inpres di manokwari terpapar radikal. Bukan paud.

Amran Sanusi
Pak wapres yang..... Tuh SD di Manokwari ada yang Radikal, mohon di urus.

UbaiDillah
Ironis bnget...mayoritas kok kyak minoritas ye...katanya demokrasi preetttt...
Sugeng Ryo
Diskriminasi di mana-mana, dimana bapak negara..? Apakah mereka pun sama..?

Abu Hafidz
Itu stafsusrp milenial "kubusebelah"yg kmaren teriak intoleran suruh tanggapin voba
Harry Raisya
Mo ikut2an kyk yg di negeri kawasan afrika rupanya..? Anak SD yg wanita dilarang pakai jilbab. Kurang ajar emang orang2 kafir ini..

Abdul Aziz
bagaimana mau peduli ...istri2 pejabat saja pada gk pakai jilbab padahal ngaku islam dan ngaku penegak sila 1 pula....kesepakatan damainya gmn nih kok dilanggar terus

Satriadira
Beginilah jika seperti buih di lautan.. Entah harus sesabar apa kita..


Sumber :
https://www.portal-islam.id/2019/12/larangan-jilbab-di-sekolah-inpres.html