Senin, 26 November 2018

::: DAN JESUS PUN TERBUKTI DI-SUNAT, (TUHAN KOK DISUNAT?) :::

SUNAT KERAT KULIT KHATAN : CARA IDENTIFIKASI PAULUS RASUL PALSU ATAU BUKAN

Paulus lah segala troubel maker penyesat dari ajaran yesus yang sebenar nya.ia sama sekali tak pernah bertemu yesus, tak pernah melihat penyaliban, ia baru ikut ajaran kristus setelah yesus terangkat ke sorga, itu pun atas cerita paulus pada biographer nya,lukas pada pertobatan nya yang kontroversial.salah satu ajaran sesat paulus adalah meniadakan sunat, padahal sunat adalah perjanjian yang kekal pada yahudi, lalu paulus mengajar kan tidak sunat pada masyarakat pagan yunani dan romawi.


Ini tulisan paulus yang jelas-jelas melarang pemotongan ujung kulit khatan,padahal ilmu pengetahuan modern makin menyibak mamfaat sunat dan bahaya nya tidak bersunat kerat kulit khatan:

1 Korintus 7:18 Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat.

Galatia 5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.

Galatia 6:12 Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat, hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus.

Galatia 6:15 Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.

Kolose 2:11 Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,

Roma 3:1 Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat?

Roma 3:30 Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.

Dari ayat-ayat di atas jelas paulus meremeh kan SUNAT KERAT KULIT KHATAN… malah paulus menganjur kan agar jangan menyunat kulit khatan jika di panggil dalam keadaan tak bersunat (maksud paulus ialah:masyarakat yunani dan romawi).

Paulus jika seorang rasul dari tuhan yang di karuniai roh kudus, tentu ia tidak akan mengajar kan pengajaran sesat seperti itu, paulus tak mengerti bahwa tak menyunat kan kulit khatan amat berbahaya jika di pandang dari segi ilmu kedokteran modern.


Berikut beberapa artikel yang menyajikan bahaya tidak sunat:

Pria Tak Disunat Bisa Bikin Pasangannya Kena Kanker Leher Rahim
 
Anak laki-laki dikatakan akil balig ketika ia sudah melewati proses yang namanya sunat. Jika dulu sunat dikaitkan suatu keharusan di satu agama tertentu saja, tapi kini sunat sudah menjadi suatu keharusan dari sisi kesehatan, tak peduli apa pun agama yang dianutnya.

Mengapa suatu keharusan? Karena memang, sunat adalah satu proses medis yang memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan orang yang disunat itu.

“Sunat itu sudah tentu banyak sekali manfaatnya untuk kesehatan. Kalau tidak disunat, justru bahaya untuk kesehatan dirinya sendiri,” ujar penemu metode sunat cinci, dr. Sofin Hadi, saat diwawancarai Liputan6.com, yang ditulis Kamis (27/6/2013)

Sunat merupakan tindakan sederhana, karena hanya mengambil sebagian kulit penutup pada kepala penis (frenulum), sehingga kepala penis menjadi lebih terbuka.

Pada saat kepala penis sudah terbuka, maka akan memberikan manfaat kesehatan berupa kebersihan di sekitar penis lebih terjaga.

“Kalau orang tidak disunat, air kencingnya akan tertahan di sela-sela kepala penis. Hal seperti itu sangat berbahaya untuk kesehatan,” tambah Sofin Hadi.

Menurut sebuah penelitian, tambah Sofin Hadi, apabila seorang pria tidak disunat, maka pada saat dia dewasa nanti dan akan menikah, berpotensi menyebabkan kanker pada pasangannya.

“Karena kotoran pada penis berpotensi karsinogenik, dan bisa membuat pasangan dari pria yang belum disunat itu menderita kanker leher rahim,” tutupnya.( http://health.liputan6.com )

Pria yang Tak Sunat Harus Lebih Sering Bersihkan Kelaminnya
 
Jakarta, Setiap orang memang harus memperhatikan kebersihan area vital seperti daerah kelamin. Namun khusus untuk pria yang tidak sunat, daerah kelamin harus mendapat perhatian ekstra dibandingkan pria yang sudah disunat. Mengapa?

Pada tubuh manusia, ada tiga daerah yang memiliki lapisan kulit lebih tipis dibandingkan lainnya, yaitu kulit wajah, belakang telinga dan daerah lipatan termasuk daerah kelamin.

“Untuk bagian-bagian dengan kulit lebih tipis, sebaiknya jangan menggunakan produk-produk dengan bahan kimia, juga antiseptik,”
jelas dr Hanny Nilasari, SpKK, spesialis kulit dan kelamin dari Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM, dalam acara konferensi pers Peluncuran CARE Plus Antiseptik Spray Multiguna Pertama di Indonesia, di fCone, fX Lifestyle X’nter, Jakarta, Rabu (4/4/2012).

Menurut dr Hanny, untuk membersihkan daerah kelamin cukup dibasuh saja dengan air, tapi kalau sehabis berhubungan seks boleh pakai sabun. Namun tidak disarankan untuk sering-sering menggunakan sabun atau bahan kimia lainnya.

Daerah kelamin, khususnya vagina, tetap membutuhkan flora alami yang berfungsi baik untuk tubuh. Bila terlalu sering menggunakan bahan kimia maka flora alami tersebut bisa ikut mati dan dapat berefek buruk bagi kesehatan kelamin.

“Boleh pakai sabun kalau sehabis berhubungan seksual, untuk pria juga begitu. Kecuali untuk pria yang tidak disunat, harus lebih sering-sering membersihkan kelaminnya, paling tidak sehari sekali dibasuh pakai sabun. Karena kulup penis yang tidak disunat bisa jadi sarang kuman ,”
lanjut dr Hanny.

Tak hanya lebih bersih, sunat juga memiliki manfaat lain yaitu untuk mengurangi risiko HIV. Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah merekomendasikan sunat sebagai salah satu cara untuk menekan risiko HIV pada laki-laki.

Sunat diperkirakan mengurangi transmisi heteroseksual terhadap HIV dan penyakit seksual lainnya termasuk HPV yang dapat menyebabkan kutil kelamin melalui beberapa mekanisme.( http://health.detik.com )

Cara Menurunkan Risiko Kanker Prostat Adalah Sunat
 
Jakarta, Ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam kehidupan dewasa untuk menurunkan risiko terkena berbagai jenis kanker. Misalnya jika ingin terhindar dari kanker paru-paru, maka jangan merokok. Jika ingin menurunkan risiko kanker kulit, maka tetap melindungi kulit dari sengatan sinar matahari atau menggunakan tabir surya yang tepat.

Sebuah studi baru yang telah dipublikasikan di jurnal Cancer edisi 12 Maret 2012 menunjukkan bahwa, setidaknya satu keputusan orangtua dapat menurunkan risiko untuk jenis kanker tertentu. Para peneliti di University of Washington School of Medicine dan Fred Hutchinson Cancer Research Center melihat hubungan antara sunat dan prevalensi kanker prostat.

“Sunat sebelum hubungan seksual pertama dikaitkan dengan penurunan sekitar 15 persen pada risiko relatif kanker prostat. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk membentuk hubungan sebab dan akibat. Karena kanker prostat merupakan kanker dengan risiko dan penyebab yang multifaktorial,” kata para peneliti seperti dilansir dari CNNHealthNews, Selasa (13/3/2012).

Telah lama diketahui bahwa, pria yang tidak disunat lebih rentan untuk tertular infeksi menular seksual. Perolehan suatu infeksi menular seksual (PMS) diduga berhubungan dengan lapisan tipis mukosa keratin ringan dari kulup bagian dalam pada alat kelamin pria.

Pada jaringan tersebut terdapat air mata kecil yang memungkinkan akses potensi patogen ke dalam aliran darah. Selanjutnya, lingkungan lembab di bawah kulit preputial dapat membantu patogen bertahan untuk waktu yang lama sebelum infeksi berlangsung. Sunat dapat menghilangkan lapisan yang memungkinkan risiko infeksi tersebut.

Infeksi dilaporkan menyebabkan hampir 20 persen kanker di seluruh dunia. Proses tersebutr dapat secara langsung oleh infeksi, atau tidak langsung melalui peradangan. Beberapa PMS, seperti gonore, Chlamydia, HPV dan HIV telah ditemukan dalam prostat.

Peserta dalam penelitian tersebut telah ditanyai mengenai riwayat kesehatan keluarga, yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat. Selain itu, juga ditanyai mengenai riwayat skrining PSA, yang dapat menyebabkan overdiagnosa pada kondisi tersebut. Para peserta penelitian juga diminta untuk melaporkan status sunat, jumlah pasangan seksual, dan riwayat PMS.

Riwayat sunat dilaporkan pada sekitar 68,8 persen kasus dan sekitar 71,5 persen dari kelompok kontrol. Pria Kaukasia lebih umum dilaporkan telah melakukan sunat, yaitu sekitar 69 persen dibandingkan pria Amerika dan Afrika, yaitu sekitar 43 persen. Sekitar 91 persen yang melaporkan telah melakukan sunat, prosedur tersebut dilakukan segera setelah lahir.( http://health.detik.com )

Sunat Tak Hanya Cegah HIV Tapi Juga Kanker Penis
 
Sydney, Selama ini manfaat sunat pada laki-laki selalu dikaitkan dengan risiko penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Kini manfaat sunat bertambah setelah ditemukan bahwa pemotongan kulit penis bisa mencegah kanker di bagian tersebut.

Brian Morris, MD, seorang peneliti dari University of Sydney mengatakan risiko kanker penis pada laki-laki yang tidak disunat adalah 1:1.000. Angka itu sebenarnya kecil, namun tetap lebih besar dibandingkan risiko pada laki-laki yang disunat yaini 1:50.000.

“Kanker penis lebih banyak ditemukan di negara-negara yang penduduk laki-lakinya jarang disunat. Namun hubungan sunat dengan kanker bukan hanya semacam kecenderungan, ada alasan ilmuah di belakangnya,” ungkap Morrris seperti dikutip dari MensHealth.com, Sabtu (23/7/2011).

Menurut Morris, kulit yang ketat di bagian depan membuat alat kemaluan laki-laki yang tidak disunat jadi sulit dibersihkan. Jika menumpuk, kotoran yang menempel di bagian itu dapat memicu radang atau inflamasi yang merupakan salah satu faktor pencetus kanker penis.

Faktor lain yang mendasarinya adalah infeksi Human Pappoloma Virus (HPV), sejenis virus yang ditularkan melalui hubungan kelamin dan pada perempuan bisa memicu kanker serviks atau leher rahim. Kondisi kepala penis yang tertutup cenderung lembab, sehingga disukai oleh HPV.

Meski infeksi HPV bisa dicegah, Morris mengatakan bahwa vaksinasi saja tidak cukup. Vaksin yang ada saat ini hanya bisa mencegah infeksi 2 dari sekitar 20 jenis HPV, sehingga kadang-kadang dibutuhkan upaya pencegahan lain dalam hal ini sunat.

Kalaupun tetap memilih untuk tidak disunat, Morris menekankan agar laki-laki selalu menjaga kebersihan alat kelamin terutama di bagian yang tertutup kulup (kulit yang menutup kepala penis). Cara membersihkannya adalah dengan menarik kulup itu ke belakang, lalu dibersihkan sambil mandi.( http://dinkes-sulsel.go.id )

Awas, Laki-laki Tak Bersunat Berisiko Kanker Penis!

JAKARTA, KOMPAS.com — Sunat dikatakan dapat membantu mengurangi risiko seperti penyakit menular seksual. Namun ternyata tak hanya itu. Sunat juga mengurangi risiko terkena kanker penis. Dengan kata lain, para pria yang tidak sunat berisiko terkena kanker penis.

Demikian diungkap Urolog Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais Jakarta Dr Rachmat B Santoso saat dihubungi melalui telepon, Jumat (15/5). “Penyebabnya adalah infeksi kronis pada orang yang tidak cirkumsisi (sunat),” kata Rachmat. Laki-laki yang juga berisiko adalah mereka yang pernah menderita herpes genitalis.

Persoalan utamanya adalah tidak higienisnya alat kelamin laki-laki karena kepalanya tidak terbuka. Kebersihan daerah di bawah kulit depan glans penis tidak terjamin kalau tidak sunat.

Gejala yang dijumpai pada orang yang kena kanker penis adalah adanya luka pada penis, luka terbuka pada penis, dan merasa nyeri pada penis bahkan terjadi pendarahan dari penis. Biasanya ini terjadi pada stadium lanjut. Ciri lain adalah tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil pada penis. 

Pengobatan kanker penis bervariasi, tergantung kepada lokasi dan beratnya tumor. Cara pertama adalah penektomi atau pemotongan, bisa sebagian bisa juga total. Rachmat mengilustrasikan, jika panjang penis 10 sentimeter dan yang terkena kanker hanya ujung penisnya maka yang panjang penis yang dipotong 2-3 sentimeter. “Tapi, jika yang kena kanker tiga perempat panjang penis, apa boleh buat penisnya harus dipotong habis,” katanya. Cara yang lain bisa berupa kemoterapi dan terapi penyinaran.

Rachmat mengingatkan, penyakit ini tidak boleh dianggap remeh oleh para lelaki. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, kanker penis banyak menyerang usia produktif, 30 tahun sampai 50 tahun.

Meski tidak banyak menyerang pria, dalam setahun hanya ada 2-3 orang yang datang ke RS Dharmais, Anda, para pria harus hati-hati. “Tidak signifikan memang, tetapi sangat mengganggu integritas karena menyangkut kelaki-lakian seseorang,” pungkasnya.( http://health.kompas.com )



APAKAH PAULUS RASUL YANG BENAR YANG DI BIMBING ROH KUDUS PADAHAL DIA TAK MENGERTI SEDIKIT PUN ILMU PENGETAHUAN MODERN TENTANG SUNAT?

Pada artikel-artikel di atas sudah jelas sekali secara ilmiah mamfaat sunat pada laki-laki dan bahaya nya jika tak di sunat kerat kulit khatan.tetapi paulus jelas-jelas melarang sunat kerat kulit khatan pada jemaat pagan nya.simak ayat ini:

1 Korintus 7:18Kalau Seorang Dipanggil Dalam Keadaan Bersunat, Janganlah Ia Berusaha Meniadakan Tanda-Tanda Sunat Itu. Dan Kalau Seorang Dipanggil Dalam Keadaan Tidak Bersunat, Janganlah Ia Mau Bersunat.

Dari indikator ajaran paulus yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern ini,maka kita dapat membuka kedok paulus sebagai rasul palsu.jika ia rasul yang benar yang mendapat bimbingan dari Tuhan yang maha tahu,niscaya paulus tak akan mengajar kan pada jemaat pagan nya agar jangan mengerat kulit khatan mereka.maka dari ajaran sesat nya ini lah yang bertentangan dengan nalar modern membuat terbuka kedok paulus bahwa ia hanya lah seorang rasul palsu.

Sumber :
http://muslimsemeru.wordpress.com/2012/09/10/dan-jesus-pun-terbukti-di-sunat-tuhan-kok-disunat/
http://mizanuladyan.wordpress.com/2013/10/13/sunat-kerat-kulit-khatancara-identifikasi-paulus-rasul-palsu-atau-bukan/

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar