Sabtu, 15 Juli 2017

::: Masya Allah.. Penolong Sejati Membuat Yohanes (Aktivis Gereja, Calon Pendeta) dan Helen Bersyahadat.. :::

Kami bersyukur dan berterimakasih kepada Allah SWT atas kesempatan yang diberikan kepada kami (Yohanes dan Helen) untuk menuliskan kisah kami untuk menjadi seorang muslim dari kepercayaan Kristen sebelumnya.

Sebuah cahaya kebenaran (pintu hidayah) dari Allah itu kami ketahui datang bukan dengan cara kami melewati sesuatu masa yang membahagiakan tetapi justru dimasa kami melewati dan merasakan kepedihan, kekecewaan, keterlukaan hati & jiwa yang begitu mendalam yang diberikan oleh pribadi-pribadi yang seharusnya menjadi tempat kami bisa mengadu, dan mendapatkan pengayoman, kasih sayang, kepedulian, keadilan serta semangat untuk menjalani kehidupan, yaitu yang orang tua.

Yang sangat disayangkan ketika yang namanya orang tua bisa iri terhadap anaknya karena melihat bisnis kami berjalan karena usaha keras kami sendiri.


Kami sangat depresi berat menghadapi karakter orang tua kami, kami menghormati mereka dan hal ini banyak yang tidak habis pikir karena perilaku orang tua kami, keempat pribadi orang tua kami memang membuat kami malu seringkali kami menangis jika mengingat apa yang telah mereka lakukan pada kami, ditambah ada saudara kami (engkuh, engkim serta sepupu) juga iri hati kepada titik terang bisnis kami dan mereka juga ikut menghancurkan kami & hampir saja bisnis kami runtuh, sehingga dengan ijin Allah SWT kami boleh melihat & merasakan kasih sayang-Nya yang begitu sempurna dijalan yang terjal dimana tidak ada seorangpun ada buat kami bahkan orang tua pun tidak ada bagi kami disitulah kami boleh mengenal Tuhan, ALLAH yang sejati, pribadi yang layak disebut “penolong yang sejati” dalam kehidupan kami.

Dari permasalahan-permasalahan yang rumit & tidak ada jalan keluar (deadlock) kami mulai meragukan kebenaran akan ketuhanan yesus dengan mulai secara sadar kami mulai mengkaji doktrin kristen yang bermasalah secara mendasar, serta berdiskusi berdua hampir setiap hari.

Selama itu kami mulai diliputi kecurigaan dari doktrin yang kami terima, sehingga banyak masalah karakter dan ego yang semakin lama membuat manusia menjadi pribadi yang tidak baik, dingin, egosentris yang berlebihan, menghayal berlebihan tidak bisa realistis.

Karena masalah doktrin yang kacau tersebut, sempat kami untuk beberapa waktu menjadi seorang yang tidak mempercayai adanya Tuhan, dan kami sempat tidak ingin menjadi manusia yang berTuhan karena banyak masalah-masalah yang menimbulkan luka dihati kami, tetapi dengan kepedulian-Nya serta pertolongan-Nya kami boleh melihat dan mengenal DIA yang memiliki cinta serta kasih sayang yang begitu besar bagi mereka yang hatinya terluka, dan DIA yang menyembuhkan tiap luka-luka yang ada pada diri kami sampai hari ini, ALLAH menjadi orang tua bagi kami sering DIA mendidik, bahkan menyatakan pembelaan-Nya dalam tiap permasalahan baik dalam pekerjaan dan hal-hal lain Subhanalah!.

Hidayah yang yang kami rasakan adalah disaat kami menyadari bahwa Tuhan yang disebut ALLAH itu benar-benar satu & sederhana, bahkan kini kami telah sadar didalam perjanjian lama Alkitab kalau Tuhan yang disembah para nabi besar ataupun yang disebut nabi kecil yaitu Tuhan yang esa, dan karakter ALLAH itu pencemburu yang tidak mengijinkan siapapun untuk menyekutukan Dia atau menyamakan diri-Nya dengan sesuatu apa-apa, disaat kami menyadari hal tersebut memantabkan kami untuk melangkah hijrah ke Islam.

Dalam perjalanan kami menuju kepada anugerah yang sejati kami mulai belajar mencari informasi tentang Islam melalui internet, buku, tanya bahkan Al-quran. Justru saat kami membaca ayat Quran membuat kami semakin mantab bahwa Islam ini benar, karena ayat-ayat firman yang kami baca menunjukkan arah, serta menjadi kompas, map bagi tiap manusia.

Bahkan karakter ALLAH didalam Quran tertulis secara detail akan kebesaran-Nya, kuasa-Nya dan Kasih sayang-Nya, hal inilah yang membuat kami semakin hari boleh semakin mencintai ALLAH, dan kami pun mulai mencoba untuk meminta pertolongan dan meminta DIA untuk menunjukkan pribadi-Nya sebagai Tuhan ALLAH dan Alhamdulilah kami boleh melihat jawaban-jawaban serta pertolongan yang bagi kami itu hal yang mustahil tetapi kami boleh melihat tangan yang tidak terlihat ini mulai menata, serta mempersiapkan segala sesuatu yang akan kami butuhkan nanti serta hikmat yang juga ALLAH sediakan bagi hati dan pikiran kami untuk menghadapi tantangan dimana kehijrahan kami masuk kedalam agama ALLAH yang oleh DIA ridho-Nya disediakan.

Saat kami telah syahadat dan resmi menjadi seorang muslim memang kami merasakan hal-hal yang tidak enak kembali dimana teman, saudara kami mulai melontarkan kata-kata yang berkesan melecehkan tentang kepindahan kami, ada yang mengatakan kami yudas iskariot dan sebagainya kata-kata semacam itu kami dapatkan baik langsung, maupun tidak langsung melalui media sosial.

Karena latar belakang kami sebagai aktivis gereja, dan kami on progress menuju gelar kependetaan kami belajar kepemimpinan Kristen di salah satu STT di Surabaya, bahkan orang tua kami pun telah menyampaikan pesan tidak menganggap kami sebagai anak dan kami dianggap telah meninggal dunia, tapi kami telah mengampuni kesalahan-kesalahan orang tua, dan kami bersyukur karena merekalah kami boleh menemukan pribadi yang selama ini kami cari dan kami ingin dekat dengan-Nya.

Kebesaran dan kasih sayang-Nya boleh kami rasakan tiap hari dalam perjalanan hidup kami, pembaharuan hidup dan diri kami boleh terjadi dengan ijin-Nya serta kami kini boleh merasakan ketenangan,damai sejahtera dan pemeliharaan-Nya yang riil.

Kami tidak pernah membayangkan jika kami akan menjadi seorang muslim dan yang membuat kami sadar bahwa pintu hidayah itu bisa datang dari siapa saja, dari mana saja, kapan saja.

Awalnya kami berdua sebenarnya adalah pribadi yang ingin dekat dengan Tuhan, mengasihi, mencintai Tuhan dengan tulus bahkan kami ingin menjadi berkat bagi banyak orang, tetapi sekarang justru lebih paham esensinya didalam Islam dimana agama yang sempurna, mulia,dan didalamnya penuh kasih sayang dan kami sadar jika iblis sedang bekerja di akhir zaman ini untuk mencerai-beraikan umat Allah dan hendak menghancurkan keimanan,serta reputasi Islam dimata dunia.

Saya bersyukur kepada Allah mempertemukan kami dengan MCI sehingga kami didalamnya boleh belajar tentang segala hal bahkan kasih sayang,perhatian dan kepedulian yang begitu besar disaat kami merasa sendiri kami mendapatkan saudara seiman, bahkan boleh diijinkan oleh Allah kami merasakan perhatian,kepedulian,kasih sayang dari sosok Papa & Mama didalam MCI, yang oleh mereka ini kami belajar esensi menjadi pribadi yang disebut orang tua soleh & solehah. (dm).

Sumber :
http://ift.tt/2ulxHn3


Tidak ada komentar:

Posting Komentar