Minggu, 07 Mei 2017

::: Ketua FPI Dilarang Tabligh Akbar di Pontianak dan Dipulangkan, Mana Katanya TOLERAN & BHINNEKA ? :::

PONTIANAK - Tokoh ulama kembali mendapatkan tindakan intoleran di Kalimantan Barat.

Jika beberapa waktu lalu, aksi intoleran menimpa Wasekjen MUI, KH Tengku Zulkarnain, kini hal itu dialami oleh Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), ustadz Ahmad Shabri Lubis.

Ahmad Shabri Lubis sedianya akan mengisi Tabligh Akbar di Pontianak. Beliau berangkat dari Jakarta dengan pesawat Lion Air JT 716 pukul 20.00 WIB usai menghadiri Aksi Simpatik 55, Jum’at (5/5/2017).

Kehadiran beliau yang sudah ditunggu umat Islam Pontianak akhirnya terhambat, lantaran aparat kepolisian mencegah Ustadz Shabri Lubis dan langsung memulangkan kembali Ustadz Shabri ke Jakarta begitu tiba di bandara Pontianak tadi malam.

“Setibanya rombongan Ustadz Ahmad Sobri Lubis turun dari Pesawat  Lion JT 716 dengan pertimbangan keamanan wilayah pihak Polresta Pontianak dan Kodim 1207/Bs, Brimobda Kalbar dan Kasiintel Lanud Supadio, kedua orang tersebut langsung dinaikkan pesawat Citilink tujuan Jakarta,” demikian dikutip Panjimas.com, Jum’at (5/5/2017).

Sempat terjadi insiden penangkapan terhadap rombongan umat Islam yang menjemput, lantaran kecewa terhadap sikap aparat yang memulangkan Ketua Umum FPI ke Jakarta.

Apakah ini sikap TOLERAN dan BHINNEKA yang kalian gembar gemborkan selama ini?

Melalui fanpagenya, FPI menyatakan:

"SIAPA YANG INTOLERAN KAMI atau KALIAN? Baru saja KH Achmad Soebri Lubis, Ketua Umum FPI DITOLAk dan dipaksa BALIK ke Jakarta, saat mendarat di Kalbar dalam rangka menghadiri Tablig Akbar atas undangan masyarakat Kalbar."


Sikap Gubernur Kalbar non muslim (dari PDIP) yang dalam berapa hari lalu memprovokasi masyarakat untuk menolak para ulama FPI dari Jakarta, membuat masyarakat Dayak non muslim yang didukung aparat, menolak kehadiran Ketua Umum FPI malam ini.

Apakah ini sikap TOLERANSI yang selama ini kalian dengungkan? Jadi siapa yang intoleren itu kami atau kalian?"



OMONG KOSONG KOAR-KOAR TOLERANSI DAN BHINNEKA.

Apa kata Netizen :

Dhani Achmad
Nkri yg penduduknya mayoritas islam sudah dikuasai penjajah komunis aseng d antek2nya, aparat mereka kuasai. hanya tinggal TNI sj yg masih normal berpihak pd rakyat. mumpung TNI masih normal berpikirlah wahai tokoh2 bangsa merahputih. klu tdk indonesia nanti spt mesir. islam dihabisi. Ulama d tokoh2 islam ditangkap dipenjara d bahkan banyak yg dibunuh di mesir. kekayaan sda mesir jg sdh jatuh ke yahudi israel. hutang mesir segunung. rakyatnya jatuh miskin. mirip dgn yg terjadi di nkri saat ini.

Tenny Nasir Anshari · IT Telkom
Kalbar adalah satu daerah di Indonesia yg penduduknya mayoritas Muslim tp pemimpinnya gak pro Islam. Umat Islam di Kalbar mungkin sekitar 55-60 persen.

Kl kekuasaan blm di tangan umat Islam , maka episode2 seperti ini akan terus ada. Jakarta udh direbut, tp di daerah2 lain yg mayoritas Muslim masih ada yg gak pro Islam.

Abu Ridzki Hussein Adam · Pernah Belajar Dipondok Pesantren Bustanul Jannah
REZIM KOMUNIS

Miftahul Munir
Mereka koar-koar anti kebhinekan, koar2 intoleransi, itu sebenarnya untuk menutupi slap sesungguhnya mereka, merekalah yg intoleransi, mereka anti kebinekaan, tanpa Alasan yg jelas pengajian ditolak penceramahnya, mikir broo... ini sdh sering terjadi di rezim ini.

Ruhyat Iskandar
Mulai pileg 2019 dan Pilkada2 lain yang diusung oleh PDIP kita berusaha untuk tidak memilih nya

Rudi Hasan · Jakarta, Indonesia
yang teriak2 menuduh umat Islam intoleran dan anti bhinika sesungguhnya merekalah para kaum yang intoleran dan anti agama. inilah buktinya

Rachmad Jalu · Engineer at Student
cie .. Waktu minoritas teriak kuenceng toleransi, NKRI harga mati, Bhinneka tunggal ika .. waktu mayoritas langsung usir-usir gak peduli alasan apapun ...

Hadi Munadi
Itulah toleransi sesuai pesanan komunis.

Rudianto Kasdi
Yang pilih gubernur kalbar juga ikut andil intoleran....

Ubaidillah
ini baru contoh yang real intoleran ...tidak bhineka...haaaaaaaaa...SEKARANG UDAH JELAS SIAPA YG TIDAK TOLERAN...LIAT TUH...INI CONTOH INTOLERAN...

Sumber :
http://ift.tt/2q8IyPs


Tidak ada komentar:

Posting Komentar