“Kullu nafsin dzaiqotul maut” Setiap yang bernyawa pasti akan mati, petikan Al-Quran didalam Surat Al Ankabut ayat 57 pasti tidak asing ditelinga kita.
Ayat yang selalu dibacakan setiap kita mengahadiri upacara kematian. Ada semacam perasaan takut yang masuk kedalam sanubari kita.
Ya itulah kematian sesuatu yang tidak perlu undangan untuk datang, tidak kepada anak muda maupun yang sudah tua, tidak memandang yang miskin maupun kaya.
Muncul pertanyaan dari dalam diri kita, siapkah saya menghadapinya? Cukupkah bekal yang saya punya? Bagaimana nasib saya setelahnya? Apakah saya masuk kedalam surga atau malah kedalam neraka? Hanyalah dengan amal ibadah kita didunia sebagai penolongnya.
Sebelum Rasulullah meninggal beliau senantiasa menasehati sahabat-sahabatnya, nasehat untuk senantiasa mengingat kematian. Karena setiap kita mengingat kematian kita akan tahu ternyata semua yang ada di dunia hanyalah sementara, ketika kita dipanggil oleh Nya semua yang telah kita kumpulkan didunia tak akan dibawa.
Harta kita Keluarga kita jabatan kita akan kita tinggalkan yang tersisa hanyalah amal kita semasa didunia. Akan timbul pertanyaan Harta yang kita punya kita gunakan untuk apa? Bagaimana kita memahamkan agama kepada keluarga kita? Serta bagaimana kita menggunakan jabatan kita? Semuanya akan dipertanggung jawabkan.
Allah telah mengingatkan kita didalam banyak surat-suratnya, bahwa mati pasti menghampiri tak akan bisa kita lari darinya. Mungkin kita pernah kehilangan sanak saudara kita atau mungkin keluarga.
Karena perasaan sedih yang begitu besar sehingga menjadikan kita lalai untuk mengingat-Nya. Kita beranggapan seandainya itu tidak kita lakukan mungkin semua itu akan berbeda, padahal itu semua sudah menjadi jalan yang Allah tentukan. Sekarang tinggal bagaimana kita menentukan sikap, mau bersyukur dengan apa-apa yang kita punya atau malah sikap menyalahkan yang tiada ujungnya.
Manusia merupakan makhluk Allah yang tak akan lepas dari sifat lupa. Lupa bersyukur bahwa Allah masih memberikan nyawa untuknya. Lupa bahwa Allah masih memberikan kesempatan untuk mencari bekal di dunia.
Kadang ketika kita ditimpa suatu musibah kita mulai ingat kepada Allah, kemudian meminta pertolongan kepadanya. Ketika musibah itu berlalu kita mulai lupa bahwa Allahlah yang menolong kita.
Setiap yang bernyawa pasti akan mati sebuah kata-kata yang harus kita benar-benar simpan dalam hati. Supaya kita benar-benar mengingat bahwa suatu saat kita akan mati. Setiap amalan harus ditaati, setiap perbuatan dosa harus dihindari.(dm).
Sumber :
http://www.an-najah.net/2015/05/mengingat-mati-suburkan-iman/
Ayat yang selalu dibacakan setiap kita mengahadiri upacara kematian. Ada semacam perasaan takut yang masuk kedalam sanubari kita.
Ya itulah kematian sesuatu yang tidak perlu undangan untuk datang, tidak kepada anak muda maupun yang sudah tua, tidak memandang yang miskin maupun kaya.
Muncul pertanyaan dari dalam diri kita, siapkah saya menghadapinya? Cukupkah bekal yang saya punya? Bagaimana nasib saya setelahnya? Apakah saya masuk kedalam surga atau malah kedalam neraka? Hanyalah dengan amal ibadah kita didunia sebagai penolongnya.
Sebelum Rasulullah meninggal beliau senantiasa menasehati sahabat-sahabatnya, nasehat untuk senantiasa mengingat kematian. Karena setiap kita mengingat kematian kita akan tahu ternyata semua yang ada di dunia hanyalah sementara, ketika kita dipanggil oleh Nya semua yang telah kita kumpulkan didunia tak akan dibawa.
Harta kita Keluarga kita jabatan kita akan kita tinggalkan yang tersisa hanyalah amal kita semasa didunia. Akan timbul pertanyaan Harta yang kita punya kita gunakan untuk apa? Bagaimana kita memahamkan agama kepada keluarga kita? Serta bagaimana kita menggunakan jabatan kita? Semuanya akan dipertanggung jawabkan.
Allah telah mengingatkan kita didalam banyak surat-suratnya, bahwa mati pasti menghampiri tak akan bisa kita lari darinya. Mungkin kita pernah kehilangan sanak saudara kita atau mungkin keluarga.
Karena perasaan sedih yang begitu besar sehingga menjadikan kita lalai untuk mengingat-Nya. Kita beranggapan seandainya itu tidak kita lakukan mungkin semua itu akan berbeda, padahal itu semua sudah menjadi jalan yang Allah tentukan. Sekarang tinggal bagaimana kita menentukan sikap, mau bersyukur dengan apa-apa yang kita punya atau malah sikap menyalahkan yang tiada ujungnya.
Manusia merupakan makhluk Allah yang tak akan lepas dari sifat lupa. Lupa bersyukur bahwa Allah masih memberikan nyawa untuknya. Lupa bahwa Allah masih memberikan kesempatan untuk mencari bekal di dunia.
Kadang ketika kita ditimpa suatu musibah kita mulai ingat kepada Allah, kemudian meminta pertolongan kepadanya. Ketika musibah itu berlalu kita mulai lupa bahwa Allahlah yang menolong kita.
Setiap yang bernyawa pasti akan mati sebuah kata-kata yang harus kita benar-benar simpan dalam hati. Supaya kita benar-benar mengingat bahwa suatu saat kita akan mati. Setiap amalan harus ditaati, setiap perbuatan dosa harus dihindari.(dm).
Sumber :
http://www.an-najah.net/2015/05/mengingat-mati-suburkan-iman/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar