Mari sejenak berpikir. Betapa kekufuran satu sama lain bahu membahu. Mereka menyingkirkan perbedaan, demi sebuah tujuan: penghancuran Islam dan penguasaan SDA yang ada di dunia Islam.
Setidaknya, ada tiga koalisi besar yang saat ini terus menerus menghancurkan apa yang tersisa dari umat Islam.
Koalisi AS-Israel untuk penguasaan politik. Koalisi AS-Iran untuk penyebaran paham dan pengkerdilan Sunni.
Koalisi China-AS untuk penguasaan ekonomi. Sementara Uni Soviet-Inggris-Perancis berperan sebagai penerima royalty.
Jujur kita akui. Negara-negara kecil saat ini dampak dari kekalahan Khilafah Ustsmaniyah dan pemberontakan kabilah-kabilah Arab yang didorong penjajah AS-Inggris-Perancis-Uni Soviet. Namun mereka pun tidak rela, jika umat Islam yang terpecah ke dalam negara-negara kecil itu pun tetap berjaya.
Maka umat Islam dibuat tak berkutik, dengan isu-isu dan konflik berkepanjangan. Di saat umat Islam disibukkan dengan isu khilafah dan khilafiyah, Syiah bersama AS memperkuat persenjataan. Di saat umat Islam sibuk dengan isu terorisme, Israel dan AS sibuk memperluas wilayah dan penguasaan ekonomi. Di saat umat Islam sibuk dengan candaan poligami, China membanjiri dunia Islam dengan produk-produk rumah tangga.
Contoh: Rakyat Sudan disibukkan dengan isu penangkapan Presiden Bashir. Tanpa sadar, 2 tahun kemudian, Sudan terpecah dan Sudan Selatan merdeka. Saat Palestina disibukkan dengan pembentukan rekonsiliasi FATAH-HAMAS, Israel mengambil alih cadangan gas yang dimiliki Gaza dan berada di ZEE Gaza. Cadangan gas di atas 1 triliyun kubik. Saat Mesir sibuk dengan kudeta, Israel mencuri gas dari ZEE laut milik Mesir. Cadangan gas lebih dari 3 triliun kubik, yang membuat Mesir kini mengimpor gas dari Israel.
Demikian dengan negara-negara Teluk. Setiap kali ada isu konflik Syiah-Sunni, Iran menjajah 3 pulau milik Emirates Arab yang kaya cadangan minyak dan gas. Ketika ISIS dimunculkan, Iran mengokohkan penguasaan terhadap minyak Irak. Sama halnya dengan Indonesia. Ketika rakyatnya disibukkan dengan perilaku AHOK. China langsung menyapu bersih proyek 24 pelabuhan dan Iran Syiah menyapu bersih perkebunan di Indonesia.
Di saat umat Islam sibuk tentang haram-halalnya demokrasi. Syiah Iran menjalankan demokrasi, Hindu India berdemokrasi, Budha Thailand, Kongfuchu China berdemokrasi. Giliran umat Islam berjuang via demokrasi, umat dipusingkan dengan fatwa haram-thogut-antinasionalisme. Giliran menang: HAMAS dikudeta, IM dikudeta, FIS dikudeta. Giliran kalah, semua gigit jari. Si peneriak anti demokrasi dan penyeru golput pun, malah tiarap tak lagi bersuara.
Jadi kawan, sudah terlalu lama kita dibuat tak berdaya. Dijerat dalam skenario yang sistemik, terstruktur dan massif. Mari kembali berpikir sejenak. Janganlah kita menjadi umat yang teriak-teriak ingin terbang ke langit, tapi berpijik ke bumi pun tak mampu. Jangan pula hanya sekedar teriak ingin menyatukan dunia, tapi tak satupun pulau yang kita jaga sebagai percontohan nyata. Cukupkah Jokowi, As-Sisi menjadi pelajaran. Itu pun jika masih punya akal. (Ust. Nandang Burhanudin).
Sumber : Piyungan
Setidaknya, ada tiga koalisi besar yang saat ini terus menerus menghancurkan apa yang tersisa dari umat Islam.
Koalisi AS-Israel untuk penguasaan politik. Koalisi AS-Iran untuk penyebaran paham dan pengkerdilan Sunni.
Koalisi China-AS untuk penguasaan ekonomi. Sementara Uni Soviet-Inggris-Perancis berperan sebagai penerima royalty.
Jujur kita akui. Negara-negara kecil saat ini dampak dari kekalahan Khilafah Ustsmaniyah dan pemberontakan kabilah-kabilah Arab yang didorong penjajah AS-Inggris-Perancis-Uni Soviet. Namun mereka pun tidak rela, jika umat Islam yang terpecah ke dalam negara-negara kecil itu pun tetap berjaya.
Maka umat Islam dibuat tak berkutik, dengan isu-isu dan konflik berkepanjangan. Di saat umat Islam disibukkan dengan isu khilafah dan khilafiyah, Syiah bersama AS memperkuat persenjataan. Di saat umat Islam sibuk dengan isu terorisme, Israel dan AS sibuk memperluas wilayah dan penguasaan ekonomi. Di saat umat Islam sibuk dengan candaan poligami, China membanjiri dunia Islam dengan produk-produk rumah tangga.
Contoh: Rakyat Sudan disibukkan dengan isu penangkapan Presiden Bashir. Tanpa sadar, 2 tahun kemudian, Sudan terpecah dan Sudan Selatan merdeka. Saat Palestina disibukkan dengan pembentukan rekonsiliasi FATAH-HAMAS, Israel mengambil alih cadangan gas yang dimiliki Gaza dan berada di ZEE Gaza. Cadangan gas di atas 1 triliyun kubik. Saat Mesir sibuk dengan kudeta, Israel mencuri gas dari ZEE laut milik Mesir. Cadangan gas lebih dari 3 triliun kubik, yang membuat Mesir kini mengimpor gas dari Israel.
Demikian dengan negara-negara Teluk. Setiap kali ada isu konflik Syiah-Sunni, Iran menjajah 3 pulau milik Emirates Arab yang kaya cadangan minyak dan gas. Ketika ISIS dimunculkan, Iran mengokohkan penguasaan terhadap minyak Irak. Sama halnya dengan Indonesia. Ketika rakyatnya disibukkan dengan perilaku AHOK. China langsung menyapu bersih proyek 24 pelabuhan dan Iran Syiah menyapu bersih perkebunan di Indonesia.
Di saat umat Islam sibuk tentang haram-halalnya demokrasi. Syiah Iran menjalankan demokrasi, Hindu India berdemokrasi, Budha Thailand, Kongfuchu China berdemokrasi. Giliran umat Islam berjuang via demokrasi, umat dipusingkan dengan fatwa haram-thogut-antinasionalisme. Giliran menang: HAMAS dikudeta, IM dikudeta, FIS dikudeta. Giliran kalah, semua gigit jari. Si peneriak anti demokrasi dan penyeru golput pun, malah tiarap tak lagi bersuara.
Jadi kawan, sudah terlalu lama kita dibuat tak berdaya. Dijerat dalam skenario yang sistemik, terstruktur dan massif. Mari kembali berpikir sejenak. Janganlah kita menjadi umat yang teriak-teriak ingin terbang ke langit, tapi berpijik ke bumi pun tak mampu. Jangan pula hanya sekedar teriak ingin menyatukan dunia, tapi tak satupun pulau yang kita jaga sebagai percontohan nyata. Cukupkah Jokowi, As-Sisi menjadi pelajaran. Itu pun jika masih punya akal. (Ust. Nandang Burhanudin).
Sumber : Piyungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar