JAKARTA-Dengan munculnya video pelecehan al-Quran di Kepulauan Seribu oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kecaman publik terhadap Ahok tidak terelakkan.
Merespon hal tersebut, Gubernur asal Belitung itu secara terbuka meminta maaf dan mengaku tidak berniat melecehkan al-Quran.
Segelintir pihak, utamanya pendukung Ahok mengamini pernyataan tidak ada niat melecehkan tersebut. Namun, bagi Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) DKI Jakarta, Daud Poliraja pernyataan Ahok di Kepulauan Seribu memang menistakan agama. Sebab, Ahok sudah beberapa kali menyerang Islam.
"Ahok memang sudah berulangkali menistakan Islam," katanya dalam diskusi Majelis Taqarub Ilallah (MTI) Temu Pembaca Suara Islam, di masjid Baiturahman, Jalan Saharjo, Jakarta Selatan, Ahad (30/10/2016).
Pertama, kata Daud, "mengenai izin zikir di Monas. Ahok tidak mengizinkan ada zikir di Monas karena tuduhannya mereka hanya ingin membuka lapak saja."
"Kedua masalah jilbab, siswi-siswi pakai jilbab, disebut tidak usah pakai jilbab bagusan serbet di rumah saya, kata Ahok. Itu penghinaan lagi," jelas dia.
Kemudian, pembongkaran rumah-rumah ibadah dan mushala tanpa ganti rugi. "Padahal banyak masjid yang dibongkar bersertifikat," ucapnya.
Terkait masalah umroh, kata Daud, Ahok memanipulasi umat. Sejak tahun 2014, Joko Widodo menjadi Gubernur, Pemerintah Daerah mencanangkan program marbot mendapat insentif 2,7 juta selama setahun dan 30 orang diberangkatkan.
Namun pada tahun 2014 di era Ahok, marbot yang diumrohkan 40 orang, tapi tidak dikasih uang akomodasi. Sehingga, akhirnya para marbot berinisiatif memotong dana insentif dalam rangka patungan agar dapat mensubsidi pemberangkatan teman-temannya pergi umroh.
"Jadi dibiayai sama marbot, tahun ini sama juga, 50 marbot diberangkatkan tidak dikasih ongkos, akhirnya dana insentif dipotong, sehingga marbot hanya menerima insentif sekitar 500 ribuan pertahun atau 40 ribuan perbulan," ungkap Daud.
Lebih dari itu, menurut Daud, subsidi untuk makan jamaah haji jakarta juga dihapus oleh Ahok. Begitupula subsidi guru-guru TK Islam ikut dihapus.
"Jadi benar-benar anti-Islam. Ini bukan masalah penghinaan al Quran. Penghinaan al Quran hanyalah puncak dari kebenciannya," tandas Daud. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]
Sumber :
http://ift.tt/2f2pxsN
Merespon hal tersebut, Gubernur asal Belitung itu secara terbuka meminta maaf dan mengaku tidak berniat melecehkan al-Quran.
Segelintir pihak, utamanya pendukung Ahok mengamini pernyataan tidak ada niat melecehkan tersebut. Namun, bagi Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) DKI Jakarta, Daud Poliraja pernyataan Ahok di Kepulauan Seribu memang menistakan agama. Sebab, Ahok sudah beberapa kali menyerang Islam.
"Ahok memang sudah berulangkali menistakan Islam," katanya dalam diskusi Majelis Taqarub Ilallah (MTI) Temu Pembaca Suara Islam, di masjid Baiturahman, Jalan Saharjo, Jakarta Selatan, Ahad (30/10/2016).
Pertama, kata Daud, "mengenai izin zikir di Monas. Ahok tidak mengizinkan ada zikir di Monas karena tuduhannya mereka hanya ingin membuka lapak saja."
"Kedua masalah jilbab, siswi-siswi pakai jilbab, disebut tidak usah pakai jilbab bagusan serbet di rumah saya, kata Ahok. Itu penghinaan lagi," jelas dia.
Kemudian, pembongkaran rumah-rumah ibadah dan mushala tanpa ganti rugi. "Padahal banyak masjid yang dibongkar bersertifikat," ucapnya.
Terkait masalah umroh, kata Daud, Ahok memanipulasi umat. Sejak tahun 2014, Joko Widodo menjadi Gubernur, Pemerintah Daerah mencanangkan program marbot mendapat insentif 2,7 juta selama setahun dan 30 orang diberangkatkan.
Namun pada tahun 2014 di era Ahok, marbot yang diumrohkan 40 orang, tapi tidak dikasih uang akomodasi. Sehingga, akhirnya para marbot berinisiatif memotong dana insentif dalam rangka patungan agar dapat mensubsidi pemberangkatan teman-temannya pergi umroh.
"Jadi dibiayai sama marbot, tahun ini sama juga, 50 marbot diberangkatkan tidak dikasih ongkos, akhirnya dana insentif dipotong, sehingga marbot hanya menerima insentif sekitar 500 ribuan pertahun atau 40 ribuan perbulan," ungkap Daud.
Lebih dari itu, menurut Daud, subsidi untuk makan jamaah haji jakarta juga dihapus oleh Ahok. Begitupula subsidi guru-guru TK Islam ikut dihapus.
"Jadi benar-benar anti-Islam. Ini bukan masalah penghinaan al Quran. Penghinaan al Quran hanyalah puncak dari kebenciannya," tandas Daud. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]
MASIH MENDUKUNG GUBERNUR ANTI ISLAM ?
Sumber :
http://ift.tt/2f2pxsN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar