Tak salah bila PT. Diana, Sidoarjo, diminta untuk melayani catering bagi petugas lapangan dan pengungsi akibat mud flow Lapindo senilai Rp37 miliar setahun.
Namun, di luar pertimbangan bisnis, ada invisible band yang menentukan deal mereka. Itulah takdir Ilahi!
“Tanpa bantuan Allah Swt, mustahil kami me4ndapatkan rezeki yang sangat besar sehingga mengubah drastic usaha kami ini,” ucap Imam Syafei, pemilik PT. Diana. “Inilah berkah dari sedekah,” lanjut suami dari Diana dan bapak dari Kurnia Adi Prakoso.
Imam Syafei bertutur, pada 2006, ia dan istri tinggal memiliki uang Rp 1 juta. Saat itu, usaha catering “Diana” milik mereka baru merangkak. Di waktu yang sama, rumah petak kontrakan yang mereka tempati sudah habis masa sewanya.
Demi membesarkan usaha, mereka berniat mencari rumah kontrakan yang sewanya sekitar Rp700 ribu pertahun. Berhari-hari, beberapa rumah yang diincar belum juga cocok harga.
Di tengah kelelahan dan kekhawatiran, suatu hari selepas ashar, Imam Syafei mendengarkan taushiyah Ust. Yusuf Manusr. Lima menit terakhir taushiyah yang sempat disimaknya itu, memantapkan keyakinannya akan hikmah sedekah.
“Mari Bu, kita ikhlaskan dan mantapkan untuk ‘membuang’ uang sejuta ini sebagai sedekah. Insya Allah aka nada pengganti yang lebih baik, “Imam Syafei membujuk istrinya untuk menyedekahkan semua uang milik mereka yang tersisa.
Alhamdulillah, disertai ketekunan ibdah dan doa, harapan suami istri itu terkabul. Mereka mendapat order catering partai besar yang member keuntungan Rp 5 juta.
Selain untuk membayar kontrakan rumah Rp 600 ribu setahun dan belanja kebutuhan hidup, sebagian keuntungan itu disisihkan untuk sedekah.
“Sejak saat itu, rezeki kami terus mengalir. Kami yakin ini berkat doa santri-santri penghafal Qur’an yang turut kami santuni,” kata Imam Syafei.
Sampailah kemudian, catering “Diana” mendapat kontrak sebagai supplier untuk pengungsi Lapindo dengan nilai yang luar biasa besar untuk ukuran usaha kecil.
Rezeki itu memacu cepat perkembangan usaha Imam Syafei dan istri. Kini, dalam tempo setahun, perusahaan mereka telah menjadi tiga, yaitu PT. Diana (catering), PT. Kurnia (penyewaan alat catering), danPT. Prakoso (supplier produksi catering). Usaha catering mereka bahkan ditabalkan sebagai yang terbesar kedua di Jawa Timur. Sebanyak 120 karyawan dan keluarganya bernaung di tiga perusahaan tersebut.
Salah satu bentuk syukur Imam Syafei, tahun lalu ia menghajikan 13 anggota keluarga besarnya, termasuk si kecil Kurnia Adi Prakoso. Sedekah pun jalan terus, karena inilah kunci kesuksesan mereka. (pm)
*seperti dituturkan Imam Syafei di Dahsyatnya Sedekah
Sumber :
http://bersamadakwah.net/membuang-rp1-juta-mendapat-rp37-milyar/
Namun, di luar pertimbangan bisnis, ada invisible band yang menentukan deal mereka. Itulah takdir Ilahi!
“Tanpa bantuan Allah Swt, mustahil kami me4ndapatkan rezeki yang sangat besar sehingga mengubah drastic usaha kami ini,” ucap Imam Syafei, pemilik PT. Diana. “Inilah berkah dari sedekah,” lanjut suami dari Diana dan bapak dari Kurnia Adi Prakoso.
Imam Syafei bertutur, pada 2006, ia dan istri tinggal memiliki uang Rp 1 juta. Saat itu, usaha catering “Diana” milik mereka baru merangkak. Di waktu yang sama, rumah petak kontrakan yang mereka tempati sudah habis masa sewanya.
Demi membesarkan usaha, mereka berniat mencari rumah kontrakan yang sewanya sekitar Rp700 ribu pertahun. Berhari-hari, beberapa rumah yang diincar belum juga cocok harga.
Di tengah kelelahan dan kekhawatiran, suatu hari selepas ashar, Imam Syafei mendengarkan taushiyah Ust. Yusuf Manusr. Lima menit terakhir taushiyah yang sempat disimaknya itu, memantapkan keyakinannya akan hikmah sedekah.
“Mari Bu, kita ikhlaskan dan mantapkan untuk ‘membuang’ uang sejuta ini sebagai sedekah. Insya Allah aka nada pengganti yang lebih baik, “Imam Syafei membujuk istrinya untuk menyedekahkan semua uang milik mereka yang tersisa.
Alhamdulillah, disertai ketekunan ibdah dan doa, harapan suami istri itu terkabul. Mereka mendapat order catering partai besar yang member keuntungan Rp 5 juta.
Selain untuk membayar kontrakan rumah Rp 600 ribu setahun dan belanja kebutuhan hidup, sebagian keuntungan itu disisihkan untuk sedekah.
“Sejak saat itu, rezeki kami terus mengalir. Kami yakin ini berkat doa santri-santri penghafal Qur’an yang turut kami santuni,” kata Imam Syafei.
Sampailah kemudian, catering “Diana” mendapat kontrak sebagai supplier untuk pengungsi Lapindo dengan nilai yang luar biasa besar untuk ukuran usaha kecil.
Rezeki itu memacu cepat perkembangan usaha Imam Syafei dan istri. Kini, dalam tempo setahun, perusahaan mereka telah menjadi tiga, yaitu PT. Diana (catering), PT. Kurnia (penyewaan alat catering), danPT. Prakoso (supplier produksi catering). Usaha catering mereka bahkan ditabalkan sebagai yang terbesar kedua di Jawa Timur. Sebanyak 120 karyawan dan keluarganya bernaung di tiga perusahaan tersebut.
Salah satu bentuk syukur Imam Syafei, tahun lalu ia menghajikan 13 anggota keluarga besarnya, termasuk si kecil Kurnia Adi Prakoso. Sedekah pun jalan terus, karena inilah kunci kesuksesan mereka. (pm)
*seperti dituturkan Imam Syafei di Dahsyatnya Sedekah
Sumber :
http://bersamadakwah.net/membuang-rp1-juta-mendapat-rp37-milyar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar