Terjadi Di Era Jokowi, PBNU: Penistaan Simbol Islam di Indonesia Sudah tak Wajar.
Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini menilai penistaan simbol-simbol agama Islam yang sudah terjadi berkali-kali di Indonesia sudah tidak wajar.
Hal ini terkait dengan beberapa peristiwa penistaan simbol agama Islam yang sudah terjadi berkali-kali di era pemerintahan sekarang, era Presiden Joko Widodo.
Diantaranya:
- Sandal Jepit Lafaz Allah Diproduksi Perusahaan di Gresik :
http://ift.tt/1jxhiCn
- Plat cetakan Alquran untuk cetakan panggangan kue :
http://ift.tt/1R9V2gD
- Celana ketat wanita berlafadzkan surah Al-Ikhlas :
http://ift.tt/1QP2zkW
- Kertas sampul Alquran yang digunakan untuk membuat terompet tahun baru :
http://ift.tt/1mncVeB
- Sajadah/karpet shalat yang digunakan untuk menari di acara Hari Amal Bakti ke 70 Kementerian Agama DKI Jakarta hari Minggu (3/1).
http://ift.tt/1O3zvCr
"Kalau sekali mungkin itu kebetulan, dua kali bisa dikatakan itu kecerobohan, tapi kalau lebih dari tiga kali itu sudah tidak wajar. Bisa jadi ada desain besar pihak yang sengaja ingin mengutak-atik kerukunan umat Islam di Indonesia," katanya, Selasa (5/1), seperti dilansir ROL.
Karena itu mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, meminta aparat keamanan mengusut siapa otak dibalik penistaan simbol Islam ini. Jangan sampai insiden seperti ini dibiarkan saja, dan mungkin kembali terjadi tanpa ada hukuman jera bagi pelakunya. (portalpiyungan).
Sumber :
http://ift.tt/1kJQwXQ
Heboh meneganai penemuan sandal yang bagian alasanya terdafat lafaz Allah serta menggunakan surat Al Ikhlas tampaknya masih belum selesai. Namun kali ini publik kembali dibuat heboh oleh penemuan sebuah permen buatan PT. Ultra Prima Abadi, Surabaya yang dinilai menghina nama Allah.
Mengutip laporan NUGarisLurus.Com, perusahan yang masih anak cabang dari merk terkenal Orang Tua dengan alamat website: ot.co.id, bisa dibilang cukup unik saat membuat promosi untuk produk buatan mereka, yakni menuliskan kalimat pelesetan yang disebut dengan Kamus Gaul.
Dibalik setiap bungkusnya permen Rainbow itu tertulis berbagai nama gaul yang kerap digunakan anak gaul. Namun sayang saat menuliskan nama Allah mereka ‘memplesetkannya’ menjadi “YAOWO”.
Inilah yang kemudian membuat sejumlah orang merasa dilecehkan, karena mereka merasa permen tersebut menjadikan nama Allah sebagai bahan olok-olokan. Permen ini ssudah dipasarkan secara luas disejumlah menimarket dan toko-toko lainnya.
Sumber :
http://ift.tt/21a6omu
Sungguh sebuah kenyataan yang menyedihkan. Ternyata mimpi hidup damai di Negeri yang mayoritas penduduknya Muslim seperti di Indonesia, keindahannya tidak seperti yang dibayangkan.
Dalam setahun terakhir terutama, banyak fenomena yang tidak semestinya terjadi di tanah air, terkait dengan adanya kejadian-kejadian yang justru cenderung menista agama Islam. Yang sangat menyedihkan barangkali, kejadian ini ternyata berlangsung kontinyu dan tidak jelas siapa pelaku maupun otak di balik itu semua. Penyelesaian kasusnya pun, gelap.
Seperti kita ketahui, peristiwa paling akhir yang menghentakkan Umat Islam tanah air adalah beredarnya foto Tarian Bali yang menggunakan sajadah sebagai alasnya. Peristiwa ini menjadi heboh karena lokasi pelaksaan tari-tarian, adalah di halaman Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
Sebelumnya, ribuan atau bahkan mungkin jutaan terompet yang dibuat dari lembaran-lembaran mushaf Al Qur’an, diketahui beredar di minimarket. Terompet bernuansa SARA ini menyebar hampir ke seluruh kota, dari Pulau Jawa hingga Ambon dan Provinsi lain. Bersamaan dengan itu, fenomena serupa terjadi di Cileduk.
Sebuah warung kelontong didapati sedang menjual cetakan makanan yang dilapisi dengan plat cetak Al Qur’an. Beberapa minggu sebelumnya, beredar di Sosial Media, adanya celana dalam yang juga bermotif Surat Al Qur’an. Oktober tahun lalu, di Surabaya malah ada pabrik sandal yang memproduksi sandal bergambar lafadz Allah S.W.T di sisi bawah sandal, sehingga jika dipakai, maka lafadz Allah S.W.T tersebut akan terinjak-injak.
Belum lama ini pula, ditemukan jilbab dengan motif orang bugil. Siapa otak pelaku perbuatan biadab itu sehingga bisa beredar luas di masyarakat tanpa ada yang bisa mencegahnya secara dini? Apakah sebuah kelalaian?
Tidak diketahui dengan pasti siapa pelaku utama/otak dibalik perstiwa keji ini. Yang jelas, dari beberapa fenomena itu ada beberapa pihak yang terlibat. Pertama, produsen dimana motif dan lembaran-lembaran Al Qur’an, terompet, cetakan, sandal serta jilbab dan baju itu diproduksi.
Kedua, distributor yang menyebarkan hasil produksi hingga sampai ke para penjual. Ketiga, penjual eceran yang menyebabkan terompet sampai di tangan masyarakat secara mudah. Dan Keempat, sutradara atau aktor besarnya.
SUTRADARA
Bagaimana mungkin ada pihak “Keempat” atau sutradara peristiwa bernuansa SARA ini ?
Sangat mungkin. Penyitaan Terompet yang dilakukan Polri, jelas diluar nalar jika dilihat dari volumenya. Tidak hanya hitungan Kilogram, melainkan hitungan Ton. Kalau dilihat dari momen, sepertinya wajar jika terompet dijual menjelang Tahun Baru. Tetapi jika dilihat dari materi/bahan terompet dan jumlah yang beredar maupun volume materi terompet yang belum diproduksi, maka ini menjadi tidak wajar.
Tahun baru sudah berjalan bertahun-tahun, pesta hura-hura menggunakan terompet maupun petasan dan kembang api, juga sudah menjadi tradisi di Indonesia. Tetapi kenapa baru sekarang kejahatan ini berlangsung? Kenapa diawali dengan kejadian serupa menggunakan media berbeda-beda?
Oleh karena itu, adanya aktor besar dari peristiwa ini sangat memungkinkan. Selain bertujuan ingin menggosok dan menggesek kerukunan Umat Islam di Indonesia, aktor besar ini kemungkinan besar punya agenda terselubung. Bahkan boleh dibilang, banyak kejadian penistaan agama, sarat dengan kepentingan politik.(dm).
Oleh: Mustofa B. Nahrawardaya*
Sumber :
http://ift.tt/1K0zNGc
Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini menilai penistaan simbol-simbol agama Islam yang sudah terjadi berkali-kali di Indonesia sudah tidak wajar.
Hal ini terkait dengan beberapa peristiwa penistaan simbol agama Islam yang sudah terjadi berkali-kali di era pemerintahan sekarang, era Presiden Joko Widodo.
Diantaranya:
- Sandal Jepit Lafaz Allah Diproduksi Perusahaan di Gresik :
http://ift.tt/1jxhiCn
- Plat cetakan Alquran untuk cetakan panggangan kue :
http://ift.tt/1R9V2gD
- Celana ketat wanita berlafadzkan surah Al-Ikhlas :
http://ift.tt/1QP2zkW
- Kertas sampul Alquran yang digunakan untuk membuat terompet tahun baru :
http://ift.tt/1mncVeB
- Sajadah/karpet shalat yang digunakan untuk menari di acara Hari Amal Bakti ke 70 Kementerian Agama DKI Jakarta hari Minggu (3/1).
http://ift.tt/1O3zvCr
"Kalau sekali mungkin itu kebetulan, dua kali bisa dikatakan itu kecerobohan, tapi kalau lebih dari tiga kali itu sudah tidak wajar. Bisa jadi ada desain besar pihak yang sengaja ingin mengutak-atik kerukunan umat Islam di Indonesia," katanya, Selasa (5/1), seperti dilansir ROL.
Karena itu mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, meminta aparat keamanan mengusut siapa otak dibalik penistaan simbol Islam ini. Jangan sampai insiden seperti ini dibiarkan saja, dan mungkin kembali terjadi tanpa ada hukuman jera bagi pelakunya. (portalpiyungan).
Sumber :
http://ift.tt/1kJQwXQ
Kenapa Mereka Semakin Berani Melecehkan Islam ?
Silahkan Baca Disini :
DAN PENGHINAAN DAN PELECEHAN YANG TERBARU ADALAH..
Permen plesetan "MENGHINA ALLAH"
Heboh meneganai penemuan sandal yang bagian alasanya terdafat lafaz Allah serta menggunakan surat Al Ikhlas tampaknya masih belum selesai. Namun kali ini publik kembali dibuat heboh oleh penemuan sebuah permen buatan PT. Ultra Prima Abadi, Surabaya yang dinilai menghina nama Allah.
Mengutip laporan NUGarisLurus.Com, perusahan yang masih anak cabang dari merk terkenal Orang Tua dengan alamat website: ot.co.id, bisa dibilang cukup unik saat membuat promosi untuk produk buatan mereka, yakni menuliskan kalimat pelesetan yang disebut dengan Kamus Gaul.
Dibalik setiap bungkusnya permen Rainbow itu tertulis berbagai nama gaul yang kerap digunakan anak gaul. Namun sayang saat menuliskan nama Allah mereka ‘memplesetkannya’ menjadi “YAOWO”.
Inilah yang kemudian membuat sejumlah orang merasa dilecehkan, karena mereka merasa permen tersebut menjadikan nama Allah sebagai bahan olok-olokan. Permen ini ssudah dipasarkan secara luas disejumlah menimarket dan toko-toko lainnya.
http://ift.tt/21a6omu
APAKAH KITA AKAN DIAM SAJA ?
"KENAPA PENISTAAN AGAMA BARU TERJADI SEKARANG"
Sungguh sebuah kenyataan yang menyedihkan. Ternyata mimpi hidup damai di Negeri yang mayoritas penduduknya Muslim seperti di Indonesia, keindahannya tidak seperti yang dibayangkan.
Dalam setahun terakhir terutama, banyak fenomena yang tidak semestinya terjadi di tanah air, terkait dengan adanya kejadian-kejadian yang justru cenderung menista agama Islam. Yang sangat menyedihkan barangkali, kejadian ini ternyata berlangsung kontinyu dan tidak jelas siapa pelaku maupun otak di balik itu semua. Penyelesaian kasusnya pun, gelap.
Seperti kita ketahui, peristiwa paling akhir yang menghentakkan Umat Islam tanah air adalah beredarnya foto Tarian Bali yang menggunakan sajadah sebagai alasnya. Peristiwa ini menjadi heboh karena lokasi pelaksaan tari-tarian, adalah di halaman Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
Sebelumnya, ribuan atau bahkan mungkin jutaan terompet yang dibuat dari lembaran-lembaran mushaf Al Qur’an, diketahui beredar di minimarket. Terompet bernuansa SARA ini menyebar hampir ke seluruh kota, dari Pulau Jawa hingga Ambon dan Provinsi lain. Bersamaan dengan itu, fenomena serupa terjadi di Cileduk.
Sebuah warung kelontong didapati sedang menjual cetakan makanan yang dilapisi dengan plat cetak Al Qur’an. Beberapa minggu sebelumnya, beredar di Sosial Media, adanya celana dalam yang juga bermotif Surat Al Qur’an. Oktober tahun lalu, di Surabaya malah ada pabrik sandal yang memproduksi sandal bergambar lafadz Allah S.W.T di sisi bawah sandal, sehingga jika dipakai, maka lafadz Allah S.W.T tersebut akan terinjak-injak.
Belum lama ini pula, ditemukan jilbab dengan motif orang bugil. Siapa otak pelaku perbuatan biadab itu sehingga bisa beredar luas di masyarakat tanpa ada yang bisa mencegahnya secara dini? Apakah sebuah kelalaian?
Tidak diketahui dengan pasti siapa pelaku utama/otak dibalik perstiwa keji ini. Yang jelas, dari beberapa fenomena itu ada beberapa pihak yang terlibat. Pertama, produsen dimana motif dan lembaran-lembaran Al Qur’an, terompet, cetakan, sandal serta jilbab dan baju itu diproduksi.
Kedua, distributor yang menyebarkan hasil produksi hingga sampai ke para penjual. Ketiga, penjual eceran yang menyebabkan terompet sampai di tangan masyarakat secara mudah. Dan Keempat, sutradara atau aktor besarnya.
SUTRADARA
Bagaimana mungkin ada pihak “Keempat” atau sutradara peristiwa bernuansa SARA ini ?
Sangat mungkin. Penyitaan Terompet yang dilakukan Polri, jelas diluar nalar jika dilihat dari volumenya. Tidak hanya hitungan Kilogram, melainkan hitungan Ton. Kalau dilihat dari momen, sepertinya wajar jika terompet dijual menjelang Tahun Baru. Tetapi jika dilihat dari materi/bahan terompet dan jumlah yang beredar maupun volume materi terompet yang belum diproduksi, maka ini menjadi tidak wajar.
Tahun baru sudah berjalan bertahun-tahun, pesta hura-hura menggunakan terompet maupun petasan dan kembang api, juga sudah menjadi tradisi di Indonesia. Tetapi kenapa baru sekarang kejahatan ini berlangsung? Kenapa diawali dengan kejadian serupa menggunakan media berbeda-beda?
Oleh karena itu, adanya aktor besar dari peristiwa ini sangat memungkinkan. Selain bertujuan ingin menggosok dan menggesek kerukunan Umat Islam di Indonesia, aktor besar ini kemungkinan besar punya agenda terselubung. Bahkan boleh dibilang, banyak kejadian penistaan agama, sarat dengan kepentingan politik.(dm).
Oleh: Mustofa B. Nahrawardaya*
Sumber :
http://ift.tt/1K0zNGc
APAKAH KARENA SEKARANG PEMERINTAHAN DIKUASAI ANTI ISLAM SEHINGGA MEREKA SEMAKIN BERANI MENGHINA ISLAM ?
Silahkan Baca Disini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar