Haji merupakan ibadah yang istimewa. Setiap mukmin, pasti memiliki keinginan untuk menunaikan ibadah haji.
Namun, tidak semua orang bisa pergi ke sana. Diantaranya, karena kendala biaya. Dan memang, haji hanya diwajibkan bagi muslim yang mampu menunaikannya.
Dalam hadits Rasulullah disebutkan rukun Islam kelima itu dengan ungkapan, “hijjul baiti manis tatha’ta ilaihi sabiila” (haji ke rumahKu bagi orang yang mampu menempuh jalannya).
Karena biayanya yang tidak murah (tahun ini sekitar Rp 31 juta), banyak muslim yang tidak mampu menunaikannya. Apakah dengan demikian orang-orang yang terbatas secara ekonomi akan tertinggal jauh pahalanya dengan orang-orang kaya? Orang kaya bisa zakat, sedekah, haji dan umrah.
Orang miskin bagaimana? Untungnya, Islam sangat adil. Allah Maha Adil. Dia memberikan kesempatan kepada setiap hambaNya untuk mendapatkan pahala yang banyak.
Termasuk dalam hal ini. Muslim yang terbatas secara ekonomi, mereka masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan pahala haji dan umrah tanpa biaya. ‘Haji gratis, umrah gratis.’
Bagaimana caranya? Mari kita simak sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini:
“Barangsiapa mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji dan berumrah secara sempurna.” (HR. Thabrani, shahih li ghairihi)
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah.” Beliau melanjutkan, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi, hasan)
Ya, begitulah caranya. Mudah, tanpa biaya. Yakni shalat Shubuh berjama’ah di masjid, lalu berdiam diri (i’tikaf) di masjid itu sambil berdzikir hingga 15 menit matahari terbit, kemudian shalat dua raka’at.
Shalat dua raka’at ini disebut dengan shalat isyraq (shalat setelah matahari terbit). Caranya sama dengan shalat-shalat sunnah yang lain yang jumlahnya dua raka’at. Mengapa 15 menit setelah matahari terbit?
Karena seperti disebutkan hadits di atas, shalat ini juga disebut sama waktunya dengan (dimulainya) shalat Dhuha, yakni ketika posisi matahari sudah satu tombak (sekitar 15 menit setelah matahari terbit). Hal ini juga untuk menghindari waktu diharamkannya shalat. Seperti diketahui, diantara waktu diharamkannya shalat adalah ketika matahari terbit.
Yang juga perlu dicatat, keutamaan shalat isyraq berupa pahala haji dan umrah secara sempurna ini tidaklah menggugurkan kewajiban haji bagi yang mampu menunaikannya.
Wallahu a’lam bish shawab, [Kisahikmah.com].
Sumber :
http://kisahikmah.com/mau-haji-gratis-begini-caranya/
Namun, tidak semua orang bisa pergi ke sana. Diantaranya, karena kendala biaya. Dan memang, haji hanya diwajibkan bagi muslim yang mampu menunaikannya.
Dalam hadits Rasulullah disebutkan rukun Islam kelima itu dengan ungkapan, “hijjul baiti manis tatha’ta ilaihi sabiila” (haji ke rumahKu bagi orang yang mampu menempuh jalannya).
Karena biayanya yang tidak murah (tahun ini sekitar Rp 31 juta), banyak muslim yang tidak mampu menunaikannya. Apakah dengan demikian orang-orang yang terbatas secara ekonomi akan tertinggal jauh pahalanya dengan orang-orang kaya? Orang kaya bisa zakat, sedekah, haji dan umrah.
Orang miskin bagaimana? Untungnya, Islam sangat adil. Allah Maha Adil. Dia memberikan kesempatan kepada setiap hambaNya untuk mendapatkan pahala yang banyak.
Termasuk dalam hal ini. Muslim yang terbatas secara ekonomi, mereka masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan pahala haji dan umrah tanpa biaya. ‘Haji gratis, umrah gratis.’
Bagaimana caranya? Mari kita simak sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini:
“Barangsiapa mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji dan berumrah secara sempurna.” (HR. Thabrani, shahih li ghairihi)
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah.” Beliau melanjutkan, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi, hasan)
Ya, begitulah caranya. Mudah, tanpa biaya. Yakni shalat Shubuh berjama’ah di masjid, lalu berdiam diri (i’tikaf) di masjid itu sambil berdzikir hingga 15 menit matahari terbit, kemudian shalat dua raka’at.
Shalat dua raka’at ini disebut dengan shalat isyraq (shalat setelah matahari terbit). Caranya sama dengan shalat-shalat sunnah yang lain yang jumlahnya dua raka’at. Mengapa 15 menit setelah matahari terbit?
Karena seperti disebutkan hadits di atas, shalat ini juga disebut sama waktunya dengan (dimulainya) shalat Dhuha, yakni ketika posisi matahari sudah satu tombak (sekitar 15 menit setelah matahari terbit). Hal ini juga untuk menghindari waktu diharamkannya shalat. Seperti diketahui, diantara waktu diharamkannya shalat adalah ketika matahari terbit.
Yang juga perlu dicatat, keutamaan shalat isyraq berupa pahala haji dan umrah secara sempurna ini tidaklah menggugurkan kewajiban haji bagi yang mampu menunaikannya.
Wallahu a’lam bish shawab, [Kisahikmah.com].
Sumber :
http://kisahikmah.com/mau-haji-gratis-begini-caranya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar