Suatu hal “normal” kaum Yahudi meludahi orang Kristen di jalanan Yerusalem, kata pemimpin senior gereja Katholik di kota tersebut, Bapa Pierbattista Pizzaballa, custos (bahasa Latin untuk penjaga) situs-situs suci untuk Vatikan.
Dikutip dalam wawancara di suratkabar Haaretz menyusul pembakaran dan serangan vandalisme terhadap Trappist Monastery di Latrun, dengan corat-coret berbunyi “Yesus adalah kera” dalam tulisan Hebrew, Pizzabella memperingatkan orang Israel terkait perlakuan yang diterima kaum Kristen di Israel.
Berkenaan dengan insiden terus-menerus dan berlangsung lama yang diperbuat ekstrimis Yahudi Ortodoks di Yerusalem berupa peludahan pendeta Kristen, Pizzaballa berkata: “Saat datang ke negeri ini, saya diberitahu bahwa jika saya berjalan-jalan dengan jubah rok di kota [Yerusalem], orang-orang akan meludahi saya, dan saya tak boleh tersinggung, itu hal normal.”
Tak peduli betapapun tinggi kedudukannya, pendeta manapun yang berjalan-jalan di kota akan, cepat atau lambat, diludahi dan dimaki oleh siswa yeshiva (lembaga pendidikan Yahudi yang fokus pada studi teks keagamaan tradisional—penj), tambahnya.
Pizzaballa, yang telah tinggal di Israel selama 22 tahun, adalah kepala ordo Fransiscan di Timur Tengah. Sebagai penjaga, dia merupakan salah seorang tokoh senior di Gereja Katholik dan menjaga sebagian besar situs suci Kristen di negeri itu, termasuk Gereja Makam Suci Yerusalem, yang diakui oleh umat Kristen sebagai situs penyaliban dan kebangkitan Yesus, dan Gereja Kelahiran Kristus Betlehem.
Setelah lebih dari dua dekade berada di sini, dia mengetahui area-area di Yerusalem di mana dirinya beresiko diludahi, termasuk area Jaffa Gate dan Armenian Quarter.
Vandalisme pekan ini di biara Latrun adalah yang terbaru dalam rentetan serangan terhadap institusi Kristen belakangan ini.
Pada Februari, menyusul insiden di Yerusalem, Pizzaballa menulis kepada Presiden Shimon Peres bahwa pada tahun-tahun belakangan, dia dan koleganya belajar mengabaikan provokasi, tapi kemudian semua itu meningkat ke titik yang tak bisa ditolerir lagi.
Namun, menyusul suratnya kepada Peres, permusuhan anti-Kristen bahkan mengemuka di Knesset, setelah alkitab Kristen disampaikan kepada para anggota parlemen lalu Michael Ben Ari dari National Union merobek sebuah salinan Perjanjian Baru di depan kamera.
“Itu mengejutkan,” kata Pizzabala. “Jika Anda sebagai kaum Yahudi ingin orang-orang menghormati Anda, Anda harus menghormati orang lain. Ada miliaran umat Kristen yang menganggap suci kitab ini.”
Dia juga merasa tersinggung oleh apa yang disebutnya respon lemah sistem politik dan masyarakat luas terhadap tindakan Ben Ari, menyatakan bahwa Ben Ari tidak perlu berbuat begitu. “Tak ada kepekaan,” kata pendeta tersebut. “Perbuatan seserius itu terjadi, tapi tak seorangpun berbuat apa-apa. Praktisnya, itu meniadakan eksistensi kami di sini.” (ts/davidduke).
Sumber :
https://www.eramuslim.com/berita/nasional/di-yerusalem-sudah-biasa-jika-orang-yahudi-ludahi-orang-kristen.htm
Dikutip dalam wawancara di suratkabar Haaretz menyusul pembakaran dan serangan vandalisme terhadap Trappist Monastery di Latrun, dengan corat-coret berbunyi “Yesus adalah kera” dalam tulisan Hebrew, Pizzabella memperingatkan orang Israel terkait perlakuan yang diterima kaum Kristen di Israel.
Berkenaan dengan insiden terus-menerus dan berlangsung lama yang diperbuat ekstrimis Yahudi Ortodoks di Yerusalem berupa peludahan pendeta Kristen, Pizzaballa berkata: “Saat datang ke negeri ini, saya diberitahu bahwa jika saya berjalan-jalan dengan jubah rok di kota [Yerusalem], orang-orang akan meludahi saya, dan saya tak boleh tersinggung, itu hal normal.”
Tak peduli betapapun tinggi kedudukannya, pendeta manapun yang berjalan-jalan di kota akan, cepat atau lambat, diludahi dan dimaki oleh siswa yeshiva (lembaga pendidikan Yahudi yang fokus pada studi teks keagamaan tradisional—penj), tambahnya.
Pizzaballa, yang telah tinggal di Israel selama 22 tahun, adalah kepala ordo Fransiscan di Timur Tengah. Sebagai penjaga, dia merupakan salah seorang tokoh senior di Gereja Katholik dan menjaga sebagian besar situs suci Kristen di negeri itu, termasuk Gereja Makam Suci Yerusalem, yang diakui oleh umat Kristen sebagai situs penyaliban dan kebangkitan Yesus, dan Gereja Kelahiran Kristus Betlehem.
[Bapa Pierbattista Pizzaballa]
Setelah lebih dari dua dekade berada di sini, dia mengetahui area-area di Yerusalem di mana dirinya beresiko diludahi, termasuk area Jaffa Gate dan Armenian Quarter.
Vandalisme pekan ini di biara Latrun adalah yang terbaru dalam rentetan serangan terhadap institusi Kristen belakangan ini.
Pada Februari, menyusul insiden di Yerusalem, Pizzaballa menulis kepada Presiden Shimon Peres bahwa pada tahun-tahun belakangan, dia dan koleganya belajar mengabaikan provokasi, tapi kemudian semua itu meningkat ke titik yang tak bisa ditolerir lagi.
Namun, menyusul suratnya kepada Peres, permusuhan anti-Kristen bahkan mengemuka di Knesset, setelah alkitab Kristen disampaikan kepada para anggota parlemen lalu Michael Ben Ari dari National Union merobek sebuah salinan Perjanjian Baru di depan kamera.
“Itu mengejutkan,” kata Pizzabala. “Jika Anda sebagai kaum Yahudi ingin orang-orang menghormati Anda, Anda harus menghormati orang lain. Ada miliaran umat Kristen yang menganggap suci kitab ini.”
Dia juga merasa tersinggung oleh apa yang disebutnya respon lemah sistem politik dan masyarakat luas terhadap tindakan Ben Ari, menyatakan bahwa Ben Ari tidak perlu berbuat begitu. “Tak ada kepekaan,” kata pendeta tersebut. “Perbuatan seserius itu terjadi, tapi tak seorangpun berbuat apa-apa. Praktisnya, itu meniadakan eksistensi kami di sini.” (ts/davidduke).
Sumber :
https://www.eramuslim.com/berita/nasional/di-yerusalem-sudah-biasa-jika-orang-yahudi-ludahi-orang-kristen.htm
MASIHKAH UMAT KRISTEN MEMBELA YAHUDI ISRAEL ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar