Salah seorang anak pendeta asal Timor Leste bernama Domingus Roudolsifa mendapat hidayah memeluk agama Islam Islam, keputusan memilih Islam karena tertarik dengan akhlak mulia dan sifat dermawan salah seorang Ustadz bernama Ustadz Syamsul Arifin Nababan.
Domingus menceritakan sebelum memutuskan menjadi seorang Muslim, dia bekerja menjadi pekerja proyek di Nusa Tenggara Timur (NTT). Suatu ketika dia bertemu dengan seorang ustadz yang sikapnya baik dan santun. Ustadz itu juga dermawan, tak cuma ke sesama muslim tapi juga kepada nonmuslim.
Akhlak mulia sang Ustadz membuat Domingus sangat kagum dengan ustadz tersebut. Cara bicara dan memperlakukan manusia lainnya begitu baik, sedangkan selama ini dia berkelakukan buruk. Sampai suatu ketika, dirinya melihat ada dua orang masuk Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Di situ saya menangis mendengar kalimat dua kalimat syahadat. Dalam pikiran saya apa makna dari syahadat,” ujar Domingus di pondok pesantren Mualaf An Naba center, seperti dikutip islampos, ahad(30/7/2017).
Dia terus kepikiran akhlak mulia sang ustadz dan ingin mempelajari keindahan akhlak Islam. Kemudian Domingus bercerita kepada mandornya soal keinginannya tersebut. Mandornya lalu menanyakan kesungguhannya. Dia meyakinkan mandornya bahwa bersungguh-sungguh ingin menjadi mualaf.
Sang mandorpun menyarankan agar keputusan itu diungkapkan kepada kedua orangtuanya. Tak menunggu waktu lama dia pulang ke kampung halaman dan menyampaikan keinginannya. Orangtuanya sangat kaget. Terlebih lagi ibunya merupakan seorang pendeta besar yang disegani di kampung halamannya.
“Alhamdulillah meski kaget namun mereka menyetujui,” ucap pemuda 20 tahun itu.
Tapi dia tidak langsung mengucapkan dua kalimat syahadat. Mandornya yang masih belum yakin atas keinginannya menanyakan langsung kepada kedua orangtua Domingus. Kedua orangtuanya mengiyakan bahwa mereka setuju jika anaknya pindah agama tanpa ada paksaan pihak manapun. [islamedia].
Sumber :
http://www.islamedia.id/2017/08/domingus-roudolsifa-anak-pendeta-asal-timor-leste-masuk-islam.html
Domingus menceritakan sebelum memutuskan menjadi seorang Muslim, dia bekerja menjadi pekerja proyek di Nusa Tenggara Timur (NTT). Suatu ketika dia bertemu dengan seorang ustadz yang sikapnya baik dan santun. Ustadz itu juga dermawan, tak cuma ke sesama muslim tapi juga kepada nonmuslim.
Akhlak mulia sang Ustadz membuat Domingus sangat kagum dengan ustadz tersebut. Cara bicara dan memperlakukan manusia lainnya begitu baik, sedangkan selama ini dia berkelakukan buruk. Sampai suatu ketika, dirinya melihat ada dua orang masuk Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Di situ saya menangis mendengar kalimat dua kalimat syahadat. Dalam pikiran saya apa makna dari syahadat,” ujar Domingus di pondok pesantren Mualaf An Naba center, seperti dikutip islampos, ahad(30/7/2017).
Dia terus kepikiran akhlak mulia sang ustadz dan ingin mempelajari keindahan akhlak Islam. Kemudian Domingus bercerita kepada mandornya soal keinginannya tersebut. Mandornya lalu menanyakan kesungguhannya. Dia meyakinkan mandornya bahwa bersungguh-sungguh ingin menjadi mualaf.
Sang mandorpun menyarankan agar keputusan itu diungkapkan kepada kedua orangtuanya. Tak menunggu waktu lama dia pulang ke kampung halaman dan menyampaikan keinginannya. Orangtuanya sangat kaget. Terlebih lagi ibunya merupakan seorang pendeta besar yang disegani di kampung halamannya.
“Alhamdulillah meski kaget namun mereka menyetujui,” ucap pemuda 20 tahun itu.
Tapi dia tidak langsung mengucapkan dua kalimat syahadat. Mandornya yang masih belum yakin atas keinginannya menanyakan langsung kepada kedua orangtua Domingus. Kedua orangtuanya mengiyakan bahwa mereka setuju jika anaknya pindah agama tanpa ada paksaan pihak manapun. [islamedia].
Sumber :
http://www.islamedia.id/2017/08/domingus-roudolsifa-anak-pendeta-asal-timor-leste-masuk-islam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar