JAKARTA -- Menjadi terkenal bukanlah yang diharapkan pegiat seni Yuvan Shankar Raja. Itu adalah konsekuensi dari karya agungnya yang membekas di hati masyarakat Tamil di Chennai India, tempat pemuda 39 tahun itu berasal.
Jutaan orang mengenalnya sebagai pemusik andal. Betapa tidak, dia menorehkan prestasi dengan menciptakan musik untuk 100 film Tamil. Orang menjulukinya dengan komposer berbakat. Keahlian itu didapatnya dari sang ayah yang sejak lama menjadi komposer.
Yuvan diakui masyarakat India karena memperkenalkan hiphop dalam industri musik film Tamil. Dia juga mempelajari berbagai genre musik dan memadukannya dengan tradisi musik India. Di balik prestasi dan karya musiknya, Yuvan memiliki pengalaman keagamaan yang menyentuh hati.
Dia memberanikan diri bersyahadat, sehingga menjadi seorang Muslim dan selalu menyempatkan diri bermunajat kepada Ilahi Rabbi, memohon ampunan kepada Allah dan menyampaikan salam kepada orang tuanya yang sudah lebih dulu berada di alam baka.
Sejak kecil dia hidup dalam budaya Hindu. Ayahnya, Ilaiya Raja, sering meminta petuah dukun dalam banyak hal. Ketika ada gelas pecah saja, dia akan menyambangi dukun dan mendengarkan penjelasan sang ahli nujum, ada pertanda apa di balik gelas pecah.
Tradisi spiritual begitu terasa dalam keseharian. Yuvan dan seluruh keluarganya pas ti mengkhususkan sebagian waktunya un tuk bersembahyang. Hal yang rutin dilaku kan masyarakat setempat itu menja di penenang hati setelah seharian mereka menghabiskan waktu untuk urusan keduniaan.
Satu peristiwa terjadi. Begitu menyayat hatinya. Suatu ketika ibu pemusik ini mengidap batuk yang parah. Yuvan yang ketika itu berada di Mumbai harus kembali ke Chennai untuk mendampingi sang ibu ke sebuah rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, keduanya terduduk untuk menunggu pelayanan. Tak lama kemudian, ibunya tak lagi bergerak. Orang yang telah melahirkannya ternyata tak lagi bernyawa. Wanita itu adalah motivator hidup yang meyakini keberhasilan hi dupnya ada di dunia musik. Berkat semangatnya, Yuvan bisa menghasilkan mahakarya yang diakui jutaan orang.
Yuvan mendadak sedih. Dia bertanyatanya, ke mana ruh yang beberapa waktu lalu menggerakkan tubuh ibunya. Saya mengadu terus mempertanyakan itu, ceritanya sebagaimana diberitakan Times India. Awalnya, dia meluapkan kesedihan itu seorang diri.
Namun, lambat laun dia membagi lara hatinya kepada seorang teman yang baru kembali dari al-Haram Arab Saudi untuk beribadah. Kepadanya, Yuvan selalu mempertanyakan bagaimana caranya agar bisa merasakan keberadaan sang ibu yang kini sudah berada di alam berbeda. Ada beberapa hal yang dilakukan teman tadi.
Pertama dia meminta Yuvan untuk tak lagi bersedih, menata luapan emo sinya, sehingga bisa menerima berbagai pen jelasan orang lain. Namun, hal ini ma sih sulit untuk dilakukannya karena masih merasa terpukul dengan kepergian sang ibu. Kedua, teman itu memberikan sebuah sajadah, karpet kecil yang biasa dibentangkan Muslim untuk melaksanakan shalat.
"Saya biasa duduk di atasnya, kemudian bermunajat kepada Sang Pencipta, kata teman itu, sebagaimana diceritakan Yuvan. Yuvan membawa sajadah tersebut. Tiba di rumah, pemusik ini hanya meletakkan buah tangan itu di salah satu sudut kamar.
Hari demi hari berlalu begitu saja, tapi kesedihan tak kunjung tiada. Beberapa bulan kemudian dia kembali meluapkan kegelisahan terkait ibunya yang sudah tiada kepada seorang sepupu. Namun, pembicaraan itu tak juga mengusir lara hati Yuvan.
Akhirnya, dia pulang ke rumah. Setelah memasuki kamar, dia melihat sajadah, oleh-oleh dari temannya yang dibiarkan teronggok di sudut ruangan. Ketika itu dia teringat pesan temannya yang sering duduk diatasnya berzikir untuk menyudahi tangisan.
Yuvan bentangkan sajadah itu. Kemudian duduk di atasnya. Tanpa disadari, air mata membasahi pipi. "Ya Allah ampuni semua kesalahan hamba," doanya. Peristiwa ini terjadi pada 2012. Yuvan kemudian mulai membaca Alquran dan memahami terjemahannya. Dia merasa setelah itu ada sesuatu yang terhubung dengannya.
Ketenangan yang selama ini dia cari-cari. Yuvan mulai mempraktikkan semua ajaran Islam dan belajar shalat pada Januari 2014. Saat itu, dia mulai yakin untuk menjadi Muslim. Setelah menjadi Muslim, Yuvan tidak mengganti namanya. Bagi dia sejak di kenal sebagai Yuvan Shankar Raja, dia tidak merubah namanya baik dipaspor maupun dokumen lain.
Namun, dia memiliki nama mualaf Abdul Khaliq yang dia beritahukan melalui Twitter pada Februari 2014. Tetapi tidak tahu nanti, saya bisa saja melakukannya (mengganti nama), katanya. Tanggapan keluarga Sejak Yuvan menjadi mualaf, orang terakhir yang mengetahuinya adalah ayahnya.
Dia mengatakan, telah membaca Alquran dan itu memberikannya kedamaian. Ayahnya merasa tidak nyaman dengan ijtihad Yuvan. Namun, saudara dan istrinya berbeda, mereka mendukung apa pun yang dilakukan Yuvan. Dia memiliki perasaan unik. Tangan ibunya seperti menyentuhnya dan berkata bahwa kini dia sendiri dan ingin berdiri di bawah pohon Islam. Hal itu makin meyakinkannya untuk tetap mengimani Islam.
Kehidupan pribadi Yuvan Shankar Raja menikah untuk pertama kalinya dengan Sujaya Chandran pada 21 Maret 2005, di Sri Ramanathan Chettiyar Hall, Chennai, India. Wanita itu ditemuinya pada 2002. Awalnya gadis tadi hanyalah penggemar di program budaya musik di London. Keduanya kemudian di peluk asmara.
Sujaya adalah penyanyi yang menetap di London. Putri Velayutham dan Sarojini Chandran ini bersedia menjadi pendamping hidup Yuvan. Pernikahan mereka digelar tertutup pada September 2003 di London. Dua tahun kemudian, barulah Yuvan dan Sudaya menggelar pesta pernikahan secara terbuka.
Namun, pada Agustus 2007, mereka mengajukan gugatan cerai dengan persetujuan bersama. Pada 1 September 2011, Yuvan menikahi Shilpa di Kuil Tirumala Venkates wara, Tirupati, Andhra Pradesh. Pernikahan itu diadakan dalam upacara sederhana dengan hanya anggota keluarga dan teman dekat yang hadir.
Shilpa merupakan lulusan farmasi dari sebuah universitas di Australia. Namun, pernikahannya tidak bertahan lama. Pada awal Januari 2015, Yuvan menikahi Zafrun Nizar. Dari pernikahan ini, mereka memiliki bayi perempuan yang lahir pada 7 April 2016.
Sumber :
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/18/12/11/pjj1il313-yuvan-shankar-raja-spontan-berdoa-di-atas-sajadah
Jutaan orang mengenalnya sebagai pemusik andal. Betapa tidak, dia menorehkan prestasi dengan menciptakan musik untuk 100 film Tamil. Orang menjulukinya dengan komposer berbakat. Keahlian itu didapatnya dari sang ayah yang sejak lama menjadi komposer.
Yuvan diakui masyarakat India karena memperkenalkan hiphop dalam industri musik film Tamil. Dia juga mempelajari berbagai genre musik dan memadukannya dengan tradisi musik India. Di balik prestasi dan karya musiknya, Yuvan memiliki pengalaman keagamaan yang menyentuh hati.
Dia memberanikan diri bersyahadat, sehingga menjadi seorang Muslim dan selalu menyempatkan diri bermunajat kepada Ilahi Rabbi, memohon ampunan kepada Allah dan menyampaikan salam kepada orang tuanya yang sudah lebih dulu berada di alam baka.
Sejak kecil dia hidup dalam budaya Hindu. Ayahnya, Ilaiya Raja, sering meminta petuah dukun dalam banyak hal. Ketika ada gelas pecah saja, dia akan menyambangi dukun dan mendengarkan penjelasan sang ahli nujum, ada pertanda apa di balik gelas pecah.
Tradisi spiritual begitu terasa dalam keseharian. Yuvan dan seluruh keluarganya pas ti mengkhususkan sebagian waktunya un tuk bersembahyang. Hal yang rutin dilaku kan masyarakat setempat itu menja di penenang hati setelah seharian mereka menghabiskan waktu untuk urusan keduniaan.
Satu peristiwa terjadi. Begitu menyayat hatinya. Suatu ketika ibu pemusik ini mengidap batuk yang parah. Yuvan yang ketika itu berada di Mumbai harus kembali ke Chennai untuk mendampingi sang ibu ke sebuah rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, keduanya terduduk untuk menunggu pelayanan. Tak lama kemudian, ibunya tak lagi bergerak. Orang yang telah melahirkannya ternyata tak lagi bernyawa. Wanita itu adalah motivator hidup yang meyakini keberhasilan hi dupnya ada di dunia musik. Berkat semangatnya, Yuvan bisa menghasilkan mahakarya yang diakui jutaan orang.
Yuvan mendadak sedih. Dia bertanyatanya, ke mana ruh yang beberapa waktu lalu menggerakkan tubuh ibunya. Saya mengadu terus mempertanyakan itu, ceritanya sebagaimana diberitakan Times India. Awalnya, dia meluapkan kesedihan itu seorang diri.
Namun, lambat laun dia membagi lara hatinya kepada seorang teman yang baru kembali dari al-Haram Arab Saudi untuk beribadah. Kepadanya, Yuvan selalu mempertanyakan bagaimana caranya agar bisa merasakan keberadaan sang ibu yang kini sudah berada di alam berbeda. Ada beberapa hal yang dilakukan teman tadi.
Pertama dia meminta Yuvan untuk tak lagi bersedih, menata luapan emo sinya, sehingga bisa menerima berbagai pen jelasan orang lain. Namun, hal ini ma sih sulit untuk dilakukannya karena masih merasa terpukul dengan kepergian sang ibu. Kedua, teman itu memberikan sebuah sajadah, karpet kecil yang biasa dibentangkan Muslim untuk melaksanakan shalat.
"Saya biasa duduk di atasnya, kemudian bermunajat kepada Sang Pencipta, kata teman itu, sebagaimana diceritakan Yuvan. Yuvan membawa sajadah tersebut. Tiba di rumah, pemusik ini hanya meletakkan buah tangan itu di salah satu sudut kamar.
Hari demi hari berlalu begitu saja, tapi kesedihan tak kunjung tiada. Beberapa bulan kemudian dia kembali meluapkan kegelisahan terkait ibunya yang sudah tiada kepada seorang sepupu. Namun, pembicaraan itu tak juga mengusir lara hati Yuvan.
Akhirnya, dia pulang ke rumah. Setelah memasuki kamar, dia melihat sajadah, oleh-oleh dari temannya yang dibiarkan teronggok di sudut ruangan. Ketika itu dia teringat pesan temannya yang sering duduk diatasnya berzikir untuk menyudahi tangisan.
Yuvan bentangkan sajadah itu. Kemudian duduk di atasnya. Tanpa disadari, air mata membasahi pipi. "Ya Allah ampuni semua kesalahan hamba," doanya. Peristiwa ini terjadi pada 2012. Yuvan kemudian mulai membaca Alquran dan memahami terjemahannya. Dia merasa setelah itu ada sesuatu yang terhubung dengannya.
Ketenangan yang selama ini dia cari-cari. Yuvan mulai mempraktikkan semua ajaran Islam dan belajar shalat pada Januari 2014. Saat itu, dia mulai yakin untuk menjadi Muslim. Setelah menjadi Muslim, Yuvan tidak mengganti namanya. Bagi dia sejak di kenal sebagai Yuvan Shankar Raja, dia tidak merubah namanya baik dipaspor maupun dokumen lain.
Namun, dia memiliki nama mualaf Abdul Khaliq yang dia beritahukan melalui Twitter pada Februari 2014. Tetapi tidak tahu nanti, saya bisa saja melakukannya (mengganti nama), katanya. Tanggapan keluarga Sejak Yuvan menjadi mualaf, orang terakhir yang mengetahuinya adalah ayahnya.
Dia mengatakan, telah membaca Alquran dan itu memberikannya kedamaian. Ayahnya merasa tidak nyaman dengan ijtihad Yuvan. Namun, saudara dan istrinya berbeda, mereka mendukung apa pun yang dilakukan Yuvan. Dia memiliki perasaan unik. Tangan ibunya seperti menyentuhnya dan berkata bahwa kini dia sendiri dan ingin berdiri di bawah pohon Islam. Hal itu makin meyakinkannya untuk tetap mengimani Islam.
Kehidupan pribadi Yuvan Shankar Raja menikah untuk pertama kalinya dengan Sujaya Chandran pada 21 Maret 2005, di Sri Ramanathan Chettiyar Hall, Chennai, India. Wanita itu ditemuinya pada 2002. Awalnya gadis tadi hanyalah penggemar di program budaya musik di London. Keduanya kemudian di peluk asmara.
Sujaya adalah penyanyi yang menetap di London. Putri Velayutham dan Sarojini Chandran ini bersedia menjadi pendamping hidup Yuvan. Pernikahan mereka digelar tertutup pada September 2003 di London. Dua tahun kemudian, barulah Yuvan dan Sudaya menggelar pesta pernikahan secara terbuka.
Namun, pada Agustus 2007, mereka mengajukan gugatan cerai dengan persetujuan bersama. Pada 1 September 2011, Yuvan menikahi Shilpa di Kuil Tirumala Venkates wara, Tirupati, Andhra Pradesh. Pernikahan itu diadakan dalam upacara sederhana dengan hanya anggota keluarga dan teman dekat yang hadir.
Shilpa merupakan lulusan farmasi dari sebuah universitas di Australia. Namun, pernikahannya tidak bertahan lama. Pada awal Januari 2015, Yuvan menikahi Zafrun Nizar. Dari pernikahan ini, mereka memiliki bayi perempuan yang lahir pada 7 April 2016.
Sumber :
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/18/12/11/pjj1il313-yuvan-shankar-raja-spontan-berdoa-di-atas-sajadah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar