Sisa-sisa mayat 175 korban pembantaian Srebrenica di Bosnia hari Jumat disemayamkan di tempat peristirahatan terakhir di kota Sarajevo.
Sembilan belas tahun berlalu, pembantaian Muslim Bosnia oleh pasukan Kristen Serbia masih belum hilang dari ingatan.
Setiap tahunnya, mayat yang baru ditemukan atau baru teridentifikasi dikubur ulang sehingga keluarga mereka dapat memberikan para korban pemakaman dan penghormatan terakhir yang layak.
Fatima Efendic kehilangan putranya, Amir, dalam pembantaian oleh orang-orang Serbia. Setelah dia menemukan sisa-sisa mayat putranya, wanita itu baru bisa berkabung.
“Saya senang bisa menemukannya,” ujarnya seraya menahan linangan air mata.
“Saya memimpikannya semalam. Saya ingin bertemu dengannya dalam mimpi. Saya melihatnya di atap sebuah rumah. Saya pangku dia. Harapan dan mimpi saya menjadi kenyataan. Saya baru saja menaruhnya dalam pangkuan.”
Sekitar delapan ribu pria dan anak laki-laki Muslim dikumpulkan lalu dibunuh oleh pasukan Serbia di Srebrenica ketika kota itu dikepung tentara Kristen pada 11 Juli 1995. Pembantaian dan perburuan sistematis terjadi selama satu-tiga hari, menurut laporan internasional. Namun, para saksi mata dan orang-orang yang berhasil selamat mengatakan bahwa perburuan orang Kristen Serbia atas laki-laki Muslim Bosnia berlangsung sampai satu bulan. Mereka dikejar hingga ke perbukitan, dan korban pembantaian melebihi angka 8.000.
Sampai saat ini baru 6.000 yang telah digali dari kuburan-kuburan massal dan dimakamkan ulang secara layak di pemakaman Potocari, monumen genosida Muslim Bosnia oleh pasukan Kristen Serbia.
International Centre on Missing Persons hingga kini masih melakukan pencarian dan sisa mayat korban perang Bosnia-Serbia.
“Kami menghitung masih sekitar seribu orang hilang,” kata Kathryne Bomberger, direktur jenderal ICMP dikutip Euronews. “Tetapi selain dari pada itu, selain dari ribuan orang ini, masih ada ribuan sisa potongan mayat, tulang-belulang yang akan diungkap dan dapat dihubungkan di kamar mayat. Jadi, ini merupakan prosesyang sangat rumit sekali.”
Meskipun banyak keluarga menunggu tulang-belulang korban lengkap sebelum dikubur ulang, bagi mereka yang kehilangan putra, abang, suami dan ayah tetapi belum kunjung menemukannya, maka temuan satu potong tulang saja sudah cukup bagi mereka untuk menguburkannya.*
Sumber : Hidayatullah
Sembilan belas tahun berlalu, pembantaian Muslim Bosnia oleh pasukan Kristen Serbia masih belum hilang dari ingatan.
Setiap tahunnya, mayat yang baru ditemukan atau baru teridentifikasi dikubur ulang sehingga keluarga mereka dapat memberikan para korban pemakaman dan penghormatan terakhir yang layak.
Fatima Efendic kehilangan putranya, Amir, dalam pembantaian oleh orang-orang Serbia. Setelah dia menemukan sisa-sisa mayat putranya, wanita itu baru bisa berkabung.
“Saya senang bisa menemukannya,” ujarnya seraya menahan linangan air mata.
“Saya memimpikannya semalam. Saya ingin bertemu dengannya dalam mimpi. Saya melihatnya di atap sebuah rumah. Saya pangku dia. Harapan dan mimpi saya menjadi kenyataan. Saya baru saja menaruhnya dalam pangkuan.”
Sekitar delapan ribu pria dan anak laki-laki Muslim dikumpulkan lalu dibunuh oleh pasukan Serbia di Srebrenica ketika kota itu dikepung tentara Kristen pada 11 Juli 1995. Pembantaian dan perburuan sistematis terjadi selama satu-tiga hari, menurut laporan internasional. Namun, para saksi mata dan orang-orang yang berhasil selamat mengatakan bahwa perburuan orang Kristen Serbia atas laki-laki Muslim Bosnia berlangsung sampai satu bulan. Mereka dikejar hingga ke perbukitan, dan korban pembantaian melebihi angka 8.000.
Sampai saat ini baru 6.000 yang telah digali dari kuburan-kuburan massal dan dimakamkan ulang secara layak di pemakaman Potocari, monumen genosida Muslim Bosnia oleh pasukan Kristen Serbia.
International Centre on Missing Persons hingga kini masih melakukan pencarian dan sisa mayat korban perang Bosnia-Serbia.
“Kami menghitung masih sekitar seribu orang hilang,” kata Kathryne Bomberger, direktur jenderal ICMP dikutip Euronews. “Tetapi selain dari pada itu, selain dari ribuan orang ini, masih ada ribuan sisa potongan mayat, tulang-belulang yang akan diungkap dan dapat dihubungkan di kamar mayat. Jadi, ini merupakan prosesyang sangat rumit sekali.”
Meskipun banyak keluarga menunggu tulang-belulang korban lengkap sebelum dikubur ulang, bagi mereka yang kehilangan putra, abang, suami dan ayah tetapi belum kunjung menemukannya, maka temuan satu potong tulang saja sudah cukup bagi mereka untuk menguburkannya.*
Sumber : Hidayatullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar