عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لَاعَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا غُولَ
Dari Jabir رضي الله عنه berkata, "Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 'Tidak ada penyakit menular, thiyarah (merasa sial), dan Ghul (hantu)."
SHAHIH. Diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih-nya no. 2
222, Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Tahdzibul Atsar no. 25, Ali bin Ja'ad dalam Musnad-nya no. 2693, al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah no. 3251, Ahmad dalam Musnad-nya 3/293, Ibnu Abi Ashirn dalam as-Sunnah no. 281, ath-Thahawi dalam Musykilul Atsar 1/340 seluruhnya dari jalur Abu Zubair dari Jabir.
Dan riwayat Abu Zubair dari Jabir adalah lemah, sebab Abu Zubair adalah seorang mudallis (menyembunyikan cacat) dan dia meriwayatkan dengan lafazh 'an (dari). Namun, hadits iru shahih karena dalam jalur lain telah ditegaskan bahwa Abu Zubair mendengar langsung dari Jabir, sebagaimana dalam jalur Ibnu Juraij dalam riwayat Ibnu Jarir dalam Tahdzibul Atsar no. 26, ath-Thahawi dalam Musykilul Atsar 1/340, Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah no. 268, Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no. 6095.
Hadits ini sangat jelas menunjukkan penafian (peniadaan) adanya Ghul. Apa yang dimaksud dengan Ghul? Berikut ini ungkapan beberapa ucapan ulama dan ahli bahasa tentangnya:
- Ibnu Duraid berkata, "Ghul menurut orang Arab adalah tukang sihir dari kalangan setan dan jin. Inilah pendapat al-Ashma'i."1
- Ibnul Manzhur berkata, "Ghul adalah penyihir dari jin."2
- Ibnu Katsir berkata, "Ghul dalam bahasa Arab artinya jin yang tampak di malam hari."3
- Al-Jahidz berkata, "Ghul adalah ungkapan untuk jin yang mengganggu orang yang bepergian dan menjelma dalam beberapa bentuk, baik berjenis pria atau wanita."4
Hadits di atas menunjukkan bahwa hantu itu tidak ada, namun dalam hadits lainnya Nabi صلى الله عليه وسلم menetapkan adanya hantu, diantaranya adalah hadits Abu Ayyub رضي الله عنه sebagai berikut:
عن أبي أيوب الأنصاري : أَنَّهُ كَانَتْ لَهُ سَهْوَةٌ فِيهًا تَـمْرٌ، فَكَانَتْ تَـجْئُ الْغُولُ، فَتَأْخُذُ مِنْهُ، قَالَ: فَشَكَا ذَلِكَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قال: فَاذْهَبْ، فَإِذَا رَأَيتَهَا فَقَلَ: بِسْمِ اللهِ أَجِيْبِـي رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: فَأَخَذَهَا، فَحَلَفَتْ أَنْ لَا تَعُودَ، فَأَرْسَلَها، فَجَاءَ إِلَى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: مَا فَعَلَ أَسِيْرُكَ: قَالَ: حَلَفَتْ أَنْ لَا تَعُودَ، فَقَالَ: كَذَبْتُ، وَهِيَ مُعَاوِدَةٌ لِلْكَذِبِ، قال: فَأَخَذَهَا مَرَّةً أُخْرَى، فَحَلَفَتْ أَنْ لَا تَعُودَ، فَأَرْسَلَها، فَجَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فقال: مَا فَعَلَ أَسِيْرُكَ: قَالَ: حَلَفَتْ أَنْ لَا تَعُودَ، فَقَالَ: كَذَبْتُ، وَهِيَ مُعَاوِدَةٌ لِلْكَذِبِ، فَأَخَذَهَا، فقال: مَا أَنَا بِتَارِكِكِ، حَتَّى أَذْهَبَ بِكَ إِلَى النبي صلى الله عليه وسلم، فَقَالَتْ: إِنِّـي ذَاكِرَةٌ لَكَ شَيْئًا آيَةَ الْكُرْسٍيِّ، اِقْرَأْهَا فِي بَيْتِكَ، فَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ، وَلَا غَيْرٌهٌ، قال: فَجَاءَ إِلَى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: مَا فَعَلَ أَسِيْرُكَ: قَالَ: فَأَخْبَـرَهُ بِـمَا قَالَتْ، قَالَ: صَدَقْتُ وَهِيَ كَذُوبٌ
Dari Abu Ayyub رضي الله عنه bercerita bahwa dirinya memiliki sebuah rak/lemari kecil, lalu hantu datang seraya mengambil (mencuri) isinya. Akhirnya beliau mengeluhkan hal itu kepada Nabi صلى الله عليه وسلم, maka Nabi صلى الله عليه وسلم berkata kepadanya, "Apabila kamu melihatnya maka katakanlah: 'Dengan nama Allah, penuhilah Rasulullah.'" Ketika hantu itu datang lagi, maka Abu Ayyub mengatakan seperti yang dipesankan Nabi صلى الله عليه وسلم seraya menangkapnya, tetapi hantu itu mengatakan, "Saya berjanji tidak akan datang lagi kemari." Mendengarnya, Abu Ayyub melepaskannya. Ketika dia bertemu dengan Nabi صلى الله عليه وسلم maka Nabi bertanya kepadanya, "Apa yang diperbuat oleh tawananmu?" Abu Ayyub menjawab, "Saya menangkapnya tetapi dia berjanji padaku untuk tidak kembali lagi sehingga saya lepaskan lagi." Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "Dia akan kembali lagi." (Kata Abu Ayyub:) Saya telah menangkapnya dua atau tiga kali tetapi dia selalu berjanji padaku untuk tidak kembali lagi. Suatu saat ketika saya menangkapnya, dia mengatakan padaku, "Lepaskanlah aku dan saya akan mengajarkan kepadamu sebuah ucapan yang jika engkau membacanya niscaya engkau tidak diganggu oleh setan yaitu bacaan Ayat Kursi." Abu Ayyub lalu datang kepada Nabi seraya mengabarkan omongan hantu tersebut, lalu Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "Dia benar dalam hal ini, padahal dia adalah pembohong."
1. SHAHIH. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi no. 2880, Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf 10/397-398, ath-Thabarani dalam al-Mu'jam al- Kabir no. 4011, Abu Nu'aim dalam Daldil Nubuwwah hlm. 526, al-Hakim dalam al-Mustadrak 3/459, ath-Thahawi dalam Musykilul Atsar 5/423.
Hadits ini memiliki banyak jalur dan penguat dari hadits Ka'ab bin Malik, Abu Hurairah, Muadz bin Jabal, Buraidah, Abu Usaid as- Sa'idi, dan sebagainya رضي الله عنهم. Oleh karenanya, Imam Hakim رحمه الله berkata, "Hadits-hadits ini apabila kumpulkan maka menjadi hadits yang masyhur." Dan Imam Dzahabi رحمه الله berkata mengomentari hadits di atas, "Ini adalah jalur hadits ini yang paling bagus." Dan dishahihkan Syaikh Albani رحمه الله dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 2880.
Hadits ini dan hadits-hadits lainnya menunjukkan tentang adanya hantu.
2 .Hal ini di-perkuat oleh ucapan sebagian ulama bahwa banyak para sahabat yang melihat hantu, di antaranya adalah Umar bin Khaththab رضي الله عنه.
3. Imam Qurthubi رحمه الله juga berkata, "Mayoritas orang Arab banyak bercerita dan mengaku bahwa mereka pernah melihat hantu."
4.Dan dalam hadits ini terdapat faedah lainnya yaitu mungkinnya seorang untuk melihat jin dan hantu tetapi bukan dengan bentuk asli mereka dan bahwasanya hantu bisa berubah-rubah wujudnya
5. karena mereka adalah tukang sihir dari kalangan jin sebagaimana kata Umar bin Khaththab رضي الله عنه 'Tidak ada seorang pun yang bisa berubah dari wujud asli ciptaan Allah, tetapi pada mereka (jin) terdapat tukang sihir seperti pada kalian (manusia). Karena itu, jika kalian melihat hantu maka kumandangkan adzan."
6.Al-Hafizh Ibnu Hajar رحمه الله berkata, "Banyak sekali hadits yang menunjukkan bahwa mereka bisa berubah wujud. Ahli kalam berselisih tentang hal itu. Ada yang berpendapat bahwa itu hanya fiktif/khayalan belaka dan tidak ada yang bisa berubah wujud. Dan ada yang berpendapat bahwa mereka bisa berubah wujud tetapi bukan dengan kemampuan mereka namun dengan melakukan ritual-ritual seperti sihir
1. Teks arab hadits kami ambil dari Terjemah Shahih Tirmidzi. Ibnu Majjah
2. Sebagaimana dikatakan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 4/489, al-Baihaqi dalam Dalail Nubuwwah 7/121, Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya 1/314 dan al-Mubarokfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi 8/185.
3. Seperti diceritakan oleh al-Qazwini dalam 'Ajaibul Makhluqat 2/176-177, ad-Damiri dalam Hayatul Hayawan al-Kubra 2/196, al-Mas'udi dalam Muruj Dzahab 2/169
4. Lihat Tafsir al-Qurthubi 15/87.
5. Oleh karena itu, dari berbagai riwayat hadits Abu Ayyub رضي الله عنه bahwa hantu itu berwujud seekor kucing lalu berubah menjadi nenek tua. Dalam hadits Ubai bin Ka'ab رضي الله عنه hantu itu berwujud bocah kecil bertangan dan berambut anjing. Dalam hadits Mu'adz رضي الله عنه hantu itu berwujud gajah.
6. Shahih. Dikeluarkan oleh Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf 5/162, Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf 10/397, Ibnu Hazm dalam al-Fishal 5/5. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Fat-hul Bari (6/344), "Sanadnya shahih."
7. Fat-hul Bari 6/344
Tidak ada komentar:
Posting Komentar